© MEN
Dream - Cemas dan khawatir. Itulah yang dirasakan dokter Mohamad Amirul Juraimi Azhar asal Malaysia saat seorang pasien muda 'menghilang' setelah mengaku dirinya pernah kontak dengan orang positif Covid-19.
Insiden pada Senin, 16 Maret 2020, itu terjadi beberapa jam setelah Dr Amirul memeriksa seorang peserta tabligh akbar di Masjid Seri Petaling, Kuala Lumpur, yang dikaitkan dengan ratusan kasus Covid-19.
Dokter berusia 29 tahun itu yang bertugas di ruang isolasi itu menceritakan bahwa pasien tersebut awalnya tidak mengaku dirinya pernah punya kontak dengan orang-orang yang diduga terjangkit virus corona.
" Seorang pria muda berusia awal 20-an datang ke klinik dalam kondisi batuk. Saat ditanya perawat di konter screening, dia mengaku tidak menghadiri tabligh akbar. Dia juga bilang tidak pulang dari luar negeri dan tidak pernah kontak dengan pasien Covid-19," ujar Dr Amirul.
Sebab, jika mengaku pernah kontak dengan orang yang terjangkit Covid-19, maka akan langsung dibawa ke ruang isolasi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
" Suhu badannya juga kurang dari 38 derajat. Jadi dia diperbolehkan masuk ruang periksa dan menunggu giliran seperti biasa," kata Dr Amirul, sambil menambahkan bahwa peserta tabligh akbar yang sebelumnya dia periksa menjalani karantina di rumah selama 14 hari.
Setelah mendapat pemeriksaan, dokter yang menanganinya mengatakan bahwa kondisi pasien muda itu tidak perlu dikhawatirkan karena tidak pernah kontak dengan orang positif Covid-19.
" Tapi setelah ditanya lagi, dia tiba-tiba mengatakan pernah kontak dengan kawannya yang positif Covid-19. Dokter dan perawat langsung ketakutan. Apalagi ada seorang dokter yang sedang hamil. Dia seharusnya memberitahu saat di konter screening tadi," kata Dr Amirul.
Perawat pun langsung membawa pasien muda itu ke ruang isolasi untuk menjalani pemeriksaan. Dr Amirul yang berjaga di ruang isolasi meminta pasien muda itu menunggu sambil dia memakai alat pelindung diri.
Tapi betapa terkejutnya Dr Amirul ketika masuk ke ruang isolasi. pasien muda itu tidak ada. Beberapa petugas mencarinya ke mana-mana. Dari kamar mandi hingga ke depan dan belakang klinik.
" Pasien muda itu tidak ketemu juga. Sudah pasti pasien ini sudah melarikan diri," kata Dr Amirul.
Dengan hanya berbekal nama, nomor KTP dan nama kampung, petugas klinik menghubungi kepala desa di mana pasien muda itu tinggal.
Lima menit sebelum klinik tutup, pasien muda itu datang diantar oleh ayahnya. Dia langsung dibawa ke dalam ruang isolasi.
Setelah memakai alat pelindung diri yang baru, Dr Amirul masuk ruang isolasi dan menanyai pasien muda tersebut.
" Saya tanya dari mana, dia bilang menjemput adiknya di sekolah. Saat itu saya tahu dia berbohong karena semua sekolah diliburkan," kata Dr Amirul.
Karena mengaku pernah kontak dengan orang positif Covid-19, maka Dr Amirul bertanya secara terperinci dan spesifik mengenai pasien muda itu. Termasuk riwayat perjalanannya.
Ternyata pasien muda itu bekerja di KL. Dia datang ke klinik bukan untuk melakukan screening Covid-19 tapi sesuatu yang mengejutkan Dr Amirul.
" Tiba-tiba dia menundukkan muka dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan. Dia bilang sebenarnya dia hanya ingin mendapatkan surat dokter," kata Dr Amirul.
Karena tidak puas dengan jawaban pasien muda itu, Dr Amirul bertanya sambil memberi penjelasan tentang akibat dari ulahnya yang melarikan diri dari klinik.
" Saya minta dia untuk memandang saya dan bertanya tentang kawannya lagi. Saya juga mengatakan 'ini tentang hidup dan mati. Jika kamu terinfeksi, maka ayahmu kemungkinan besar akan terinfeksi dan kamu harus bertanggung jawab karena lari dari pemeriksaan kesehatan'," kata Dr Amirul.
Dr Amirul menambahkan orang sehat datang ke klinik untuk mendapatkan surat dokter adalah hal lumrah. Tapi berbohong dengan menggunakan alasan Covid-19 semata-mata untuk mendapatkan surat dokter adalah tindakan yang keterlaluan.
" Dengan wajah sedih dan tanpa rasa bersalah, dia masih memohon dibuatkan surat dokter. Tetapi menurut pemeriksaan medis, dia tidak memenuhi syarat. Selain surat dokter yang diminta untuk dua hari ke depan, dia juga tidak sakit," ujar Dr Amirul.
Dr Amirul menganggap pasien muda itu sebagai orang yang tidak bertanggung jawab karena mempermainkan wabah Covid-19 yang sampai sejauh ini telah menewaskan ribuan orang di seluruh dunia.
" Dalam situasi seperti saat ini, maka tidak bijak untuk bercanda atau berbohong mengenai Covid-19 karena kasus ini menjadi kekhawatiran semua orang. Perbuatannya tidak bertanggung jawab dan egois," pungkas Dr Amirul.
Sumber: MStar.com.my
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah

UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini

Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun

Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000

NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia


Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!

Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025

Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah

Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan

Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib