Tragedi Kanjuruhan (Foto: Twitter @MRNUHES)
Dream - Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 1 Oktober 2022, menyimpan luka mendalam bagi banyak orang.
Sepak bola yang awalnya hanyalah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, justru membuat ratusan manusia kehilangan nyawa. Tercatat ada 127 orang yang telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Kalimat “ Tidak ada sepak bola yang seharga nyawa” ramai digaungkan di media sosial. Tragedi ini merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola di Indonesia. Bahkan terbesar kedua setelah peristiwa pada tahun 1964 di Estadio Nacional Disaster di Peru yang menewaskan 328 jiwa.
Kerusuhan ini tak hanya menimbulkan korban orang dewasa, namun juga anak-anak. Seperti sebuah video haru yang menunjukkan seorang ayah yang sedang menyelamatkan anaknya.
Momen ini terjadi ketika situasi di stadion Kanjuruhan sudah tidak terkendali. Banyak orang berbondong-bondong menuju keluar stadion.
Termasuk seorang ayah berjaket hitam yang membopong anaknya. Dalam video yang diunggah di akun Twitter @MRNUHES menggambarkan suasana kalut yang terjadi di dalam maupun luar stadion.
Bapak ini berlari dengan maksud untuk menyelamatkan anaknya dari kerusuhan yang sudah tidak bisa dikendalikan. Beruntung, bapak dan anak tersebut berhasil keluar stadion.
Meskipun dia dan anaknya terjebak dalam kerumunan. Namun dia mampu menembus celah-celah sempit yang dipenuhi ribuan manusia.
Setelah menginjakkan kakinya hingga luar stadion. Terlihat satu polisi yang turut serta membantu sang bapak untuk menyelamatkan diri.
Bahkan polisi itu menggendong sang anak demi mempercepat proses penyelamatan.
“ Awas, arek cilik (Awas, anak kecil)," terdengar suara dari salah satu pemuda yang membukakan jalan bagi polisi.
sedih banget liatnya😭#PrayForKanjuruhan #RestInPeacepic.twitter.com/G5TtGeE3kr
— ummi bila (@MRNUHES)October 2, 2022
Dream - Dunia sepakbola sedang berduka karena kericuhan yang terjadi usai pertandingan Arema FC lawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Lebih dari seratus orang meninggal dunia akibat insiden itu. Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyebut 125 orang kehilangan nyawa akibat tragedi itu.
Tak sedikit yang kehilangan orang terdekat, seperti yang dialami bocah berikut ini. Bocah belia ini ditinggal meninggal oleh kedua orangtuanya yang menjadi korban dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Kisah pilu tersebut dibagikan langsung oleh akun Twitter @eraaaakk. Dalam unggahannya, akun tersebut memperlihatkan tangkapan layar yang berisikan pesan dari tetangga korban.
Dalam tangkapan layar pesan itu diketahui bahwa tetangga korban sempat mengunggah foto pada status WhatsApp miliknya dengan menyematkan sebuah keterangan.
“ Semoga terang jalannya, luas kuburnya..yang sabar ya le..ditinggal bapak sama ibumu,” katanya.
Diketahui bahwa sang bocah yang ditinggal oleh ibu dan bapaknya itu pulang ke rumah terlebih dahulu usai insiden tersebut. Kemudian, jenazah kedua orangtuanya pun menyusul.
“ Ini tetanggaku, pulangnya itu anaknya dulu..habis itu jenazah bapak ibunya bareng sama tetanggaku juga..suami istri yang engga ada umurnya ini,” ujarnya.
Mirisnya, satu keluarga tersebut baru pertama kalinya menonton pertandingan Arema FC lantaran permintaan sang anak.
“ Kasihan, soalnya orangnya yang engga ada itu pertama kalinya nonton Arema..soalnya anaknya kepingin nonton. Anaknya itu habis disunat juga..kasihan anaknya, bisa trauma juga,” ucapnya.
Sebelumnya, laga pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan menyebabkan kerusuhan hingga 125 nyawa melayang.
Sontak, tragedi tersebut menuai perhatian publik. Pasalnya, insiden itu hanya didasari dari rasa kekesalan sejumlah suporter Arema FC yang biasa disebut dengan Aremania.
Sejumlah oknum Aremania merasa kecewa lantaran Arema FC kalah saat melawan Persebaya dengan skor 2-3. Kemudian, mereka pun turun ke lapangan bola untuk mengungkapkan amarahnya tersebut.
Setelah itu, pihak Kepolisian berupaya untuk mencegah kerusuhan dengan menembakkan gas air mata. Namun sayangnya, hal tersebut justru membuat keadaan suporter di dalam stadion semakin ricuh dan tidak terkendalikan hingga ratusan orang dinyatakan meninggal.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN