Detik-Detik Roller Coaster Berhenti Mendadak Dalam Posisi Terbalik Selama 3 Jam (NY Post)
Dream - Wahana roller coaster yang berada di sebuah festival di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) tiba-tiba berhenti dalam posisi terbalik. Di balik insiden yang tak diinginkan semua orang itu terselip sebuah cerita yang mengharukan sekaligus pelajaran berharga.
Dilansir dari New York Post, insiden itu terjadi pada Minggu, 2 Juli 2023 di Forest County Festival di Crandon.
Roller Coaster itu terhenti selama tiga jam sebelum akhirnya delapan pengunjung yang menaiki wahana tersebut berhasil dievakuasi.
“ Yang kami tahu adalah bahwa ada kerusakan mekanis pada wahana yang terjebak dalam posisi tegak,” kata Kapten Brennan Cook dari Departemen Pemadam Kebakaran Crandon kepada WJFW-TV.
“ Wahana itu baru-baru ini diperiksa oleh negara bagian Wisconsin, dan saat ini kami tidak memiliki informasi lain," sambungnya.
Fox News Digital telah menghubungi penyelenggara festival dan otoritas untuk informasi tambahan.
Seorang pengunjung festival memposting gambar di Facebook yang menunjukkan para pengendara tergantung terbalik, mengatakan mereka telah seperti itu selama empat jam.
Dia mengatakan seorang gadis kecil yang ikut terjebak di arena permainan itu memberi tahu petugas pemadam kebakaran untuk menyelamatkan seorang pria yang lebih tua karena dia sedang kesulitan.
Laporan lokal mengatakan tujuh dari delapan pengunjung adalah anak-anak dan semua orang yang terlibat dibawa ke rumah sakit untuk dievakuasi.
Dream - Euthanasia adalah tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan penderitaan seseorang dengan mengakhiri hidupnya.
Selama ini kita mendengar pasien Euthanasia mengakhiri hidupnya dengan cara disuntik mati menggunakan cairan tertentu.
Namun euthanasia yang satu ini lebih ekstrem dan menyakitkan. Bagaimana tidak? Untuk mengakhiri hidup, cukup naik roller coaster maut berikut ini.
Entah apa tujuannya, seorang ilmuwan mendesain roller coaster yang dirancang bisa membunuh orang yang menaikinya. Roller coaster ini disebut sebagai 'euthanasia coaster'.
Pada tahun 2010 silam dunia sedang memperdebatkan soal suntik mati alias euthanasia. Tapi ilmuwan bernama Julijonas Urbonas ini memilih metode euthanasia yang lebih menyeramkan.
Urbonas sendiri merupakan seorang mahasiswa PhD di Royal College of Art dan mantan karyawan taman hiburan pada tahun 2010.
Saat itu dia mempunyai ide tentang euthanasia dengan membagikan desainnya di blog miliknya. Dengan penjelasan ilmiahnya, Urbonas menjamin pasien euthanasia akan lebih cepat mengakhiri hidupnya jika menggunakan roller coaster yang didesainnya.
" Melewati lintasan coaster, pasien mengalami serangkaian elemen gerak intensif yang menimbulkan berbagai pengalaman unik: dari euforia hingga sensasi, dan dari penglihatan tunnel hingga kehilangan kesadaran, dan, akhirnya, kematian," tulis Urbonas.
Ide dasar dari euthanasia coaster adalah mengakhiri hidup pasien dengan serangkaian putaran yang akan mendorong darah menjauh dari organ yang membutuhkannya.
" Gaya sentrifugal mendorong kereta ke atas, dan pasien benar-benar melekat pada kursi, pantat mereka ditekan ke bidang ergonomis kursi begitu keras sehingga seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak.
" Bernapas akan membutuhkan lebih banyak usaha, karena tulang rusuk dan organ dalam lainnya ditarik ke bawah. Ini akan mengosongkan udara dari paru-paru.
" Tapi kemungkinan besar pasien sudah tidak sadarkan diri, karena kekuatan tarikan ini mendorong darah ke bawah tubuh secara ektrem, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen di otak," jelasnya.
Setelah tidak sadarkan diri, tubuh pasien euthanasia coaster akan terus mengikuti roller coaster dengan kondisi otak yang kekurangan oksigen hingga akhirnya mati.
Di saat yang lain memikirkan cara yang tidak menyakitkan ketika seseorang mengakhiri hidupnya dengan euthanasia, rancangan Urbonas yang kontroversial ini tentu saja membuat heboh dan viral.
Ide Urbonas yang nyeleneh ini tentu saja mengundang banyak pro dan kontra karena terlalu menakutkan. Beruntung, sampai detik ini, tidak ada yang mau mewujudkan ide euforia coaster yang ditawarkan Julijonas Urbonas itu.
Sumber: IFL Science
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN