Di Momen Benua Afrika Terbelah Dua, Muncul Samudra Luas (Foto: Shutterstock/Youtube @nation)
Dream - Bumi makin menua. Banyak perubahan besar yang terjadi di dalam maupun permukaannya. Perubahan besar itu ada yang berjalan cepat, namun tidak sedikit yang lambat.
Salah satu perubahan besar Bumi yang berjalan secara lambat adalah terbelahnya Benua Afrika menjadi dua. Ini adalah proses panjang yang terus berlangsung saat tiba waktunya.
Secara geologi, terbelahnya Benua Afrika ini adalah proses yang sangat panjang yang akan memakan waktu jutaan tahun. Hingga akhirnya sebagian Afrika Timur terlepas dari benua ini.
Dampak yang paling nyata dari proses terbelahnya Benua Afrika selama jutaan tahun ini adalah munculnya samudra baru di antara daratan yang tercipta.
Perpecahan kolosal ini disebabkan adanya East African Rift System (EARS) yaitu sebuah celah lintas negara sedalam ribuan kilometer.
Celah tersebut melintasi beberapa negara Afrika, termasuk Ethiopia, Kenya, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Rwanda, Burundi, Zambia, Tanzania, Malawi, dan Mozambik.
Nantinya, lempeng Afrika terbelah menjadi dua lempeng, yakni lempeng Somalia yang lebih kecil dan lempeng Nubia yang lebih besar.

Kedua lempeng ini akan saling menjauh satu sama lain beberapa milimeter per tahun, menurut sebuah penelitian pada tahun 2004.
Di tahun 2018, sebuah artikel melaporkan tentang keretakan Benua Afrika yang muncul di Kenya. Pemberitaan tersebut menjadi viral dan banyak yang mengklaim bahwa ini adalah bukti bahwa Afrika segera terbelah menjadi dua bagian.
Nyatanya, terbelahnya daratan Afrika itu tidak terjadi secepat yang dipikirkan banyak orang, karena butuh lama bahkan hingga jutaan tahun.
Retakan di tahun 2018 dilaporkan hanya sebagai aktivitas retakan lembah biasa yang sangat terlokalisasi. Hingga saat ini, EARS memasuki proses sekitar 25 juta tahun.
Sebenarnya, retakan di Kenya itu merupakan pertanda tidak langsung tentang yang terjadi di Benua Hitam tersebut.
Namun, dalam 5 juta hingga 10 juta tahun mendatang, perubahan EARS mungkin memunculkan dunia yang sangat berbeda.
Sekitar jangka waktu ini, kita cenderung akan melihat bentuk samudra baru yang memisahkan lempeng Somalia dan lempeng Nubia.
Jika dilihat pada peta, benua besar Afrika akan kehilangan 'bahu' timurnya ketika lautan luas memotong Afrika Timur.
Meski terdengar menyeramkan, perlu diingat bahwa permukaan Bumi memang akan terus berubah. Proses perubahan itu pun berjalan sangat lambat, sehingga manusia tidak dapat menjelaskannya.
Bumi kita sudah mengalami hal serupa jauh sebelumnya. Daratan dan laut yang kita lihat sekarang, dulunya adalah lempeng tektonik besar yang menyatu seperti puzzle.
Nantinya, dalam waktu jutaan tahun, potongan puzzle ini bergerak menjauh dan terpisah secara perlahan-lahan.
Sumber: IFL Science
Advertisement
Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Berawal dari Perasaan Senasib, Komunitas Kuda Klub Eksis 10 Tahun Patahkan Mitos `Mobil Malapetaka`

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir



Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Geger Pengakuan Suami Wardatina Sudah Menikah Siri dengan Inara Rusli

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Insanul Fahmi Akui Nikah dengan Inara Rusli, Pihak Kajian Teman Searah Klarifikasi


Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Habitat Terus Tergerus Masif, Populasi Gajah Sumatera Kian Terdesak ke Ambang Kepunahan