Anak-anak Yatim Jadi Korban Penipuan Santunan Bodong (Redaksi24)
Dream - Sekitar 1000 anak yatim terlantar selama 10 jam di Pandeglang, Banten. Mereka menjadi korban penipuan lewat janji menerima santunan.
Anak-anak yatim itu dikumpulkan di Masjid Jamiatul Ikro di Kampung Laba, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, pada Senin, 13 Juli 2020.
Mereka berasal dari sejumlah tempat seperti Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kecamatan Panimbang, Kecamatan Cigelis, dan Kecamatan Cibaliung, dikutip dari Redaksi24.
Anak-anak yatim ini dijanjikan santunan dari donatur yang tidak diketahui. Tetapi selama 10 jam, ternyata tidak ada acara apapun di masjid tersebut.
Anak-anak tersebut kelaparan dan sebagian ada yang menangis. Sampai waktu Maghrib tiba, tidak ada satupun pihak pelaksana yang muncul.
Koordinator santunan berinisial EJ, warga Cigondang, menghilang dan tidak diketahui keberadaannya. Anak-anak itu akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Marbot Masjid Jamiatul Ikro, Nardi, mengatakan sebelumnya EJ meminta izin untuk menggelar santunan anak yatim di masjid tersebut. Nardi sempat menyarankan EJ meminta izin kepada pengurs DKM.
" Saya tanya kapan dan jam berapa, kata dia (EJ) besok (Senin) sekitar jam 9.00 WIB. Kemudian saya pastikan lagi benar apa tidak akan ada santunan, dan berapa jumlah pesertanya, dia menjawab lagi 'anak yatimnya se-Kecamatan Labuan'," kata Nardi.
Di hari pelaksanaan, kata Nardi, ternyata anak yatim yang datang tidak hanya dari Kecamatan Labuan. Jumlahnya sekitar 1.000 orang.
Sejak pagi jam 09.00 WIB sampai 17.00 WIB, anak-anak yatim tersebut menunggu kedatangan panitia. Tetapi, panitia tak juga muncul sampai sore hari.
Salah satu warga juga membenarkan kejadian tersebut. Warga itu mengatakan tiga keponakannya juga ikut dalam acara itu.
" Kasihan anak-anak yatim, karena tidak ada laporan dari panitia pelaksana baik kepada RT, RW maupun aparatur desa," kata warga yang tidak berkenan disebutkan namanya.
Kepala Desa Cigondang, Cepi Ahmad Suteja, segera menuju ke lokasi begitu mendapat informasi. Dia mendapati banyak anak yang kelelahan menunggu dan kelaparan akibat tidak ada makanan.
" Kami berembuk dengan tokoh warga dari beberapa kecamatan yang ada di lokasi dan akhirnya diputuskan bubar karena dikabarkan koordinatornya kabur," kata dia. (Sumber: Redaksi24.)
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya