Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta

Reporter : Astri Agustina
Senin, 10 November 2025 18:04
Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta
Honor dosen S3 lulusan kampus bergengsi dan influencer di sebuah acara dinilai jomplang. Publik ramai menyoroti masalah ini.

DREAM.CO.ID - Ahmad Junaidi, seorang dosen Universitas Mataram, bergelar Doktor (S3) lulusan Monash University, Australia, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah kisahnya tentang honor yang diterima viral di media sosial. 

Dosen tersebut membagikan pengalamannya ketika menjadi pembicara dalam sebuah forum. Rupanya, ia hanya menerima honor sebesar Rp300 ribu dari sebuah acara. Jumlah tersebut sangat jauh berbeda dengan honor didapat oleh seorang influencer yang juga hadir di acara sama dengannya. 

Ahmad Junaidi, Dosen Universitas Mataram

Lewat akun instagram @junaydfloyd, ia membagikan pengalamannya di media sosial. Curhatnya itu ramai mendapat banyak sorotan warganet dan menuai reaksi pro kontra. 


1 dari 4 halaman

" Sebuah acara mahasiswa mengundangku sebagai dosen dan praktisi. Acara ini sesuai keahlianku sebagai akademisi dengan gelar PhD dari Monash University. Acara ini mengundang ratusan peserta umum dan berbayaar," tulis akun tersebut. 

" Acara ini mengundang influencer dengan total biaya belasan juga (tiket, riders, honor). Itu info dari panitia. Seusai acara, seminggu kemudian saya dikirimi 300 ribu rupiah. Atas kiriman ini, saya merasa mahasiswa harus mendengarkan pesan ini: be respectful," sambungnya. 

Hal yang disorot oleh sang dosen adalah tentang rasa hormat. Memang bukan soal uang, namun ia merasa tak nyaman dengan keputusan panitia di acara tersebut. 

Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta

2 dari 4 halaman

" Ketidapantasan dan kurang respect terhadap keahlian merupakan sumber ketidaknyamanan saya. Dengan biaya belasan juta mendatangkan influencer, harusnya mahasiswa bisa lebih pantas dalam penghargaan pada pembicara dosen lokalnya," jelasnya. 

Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta



" This is not about the money. Mengapa? Gratispun saya tak masalah. Sudah tak terhitung saya menjadi pembicara. 11 tahun saya jadi sukarelawan aktif. Gak masalah. Tapi ketika Anda punya acara berbayar dan mendatangkan influencer dengan biaya belasan juta, dan Anada mengundang saya, saya harus ajari kalian makna respect," tegasnya. 


3 dari 4 halaman

Lebih lanjut ia menegaskan tak menuntut honor setara namun, ia menuntut adanya rasa hormat terhadap pembicara yang berasal dari akademisi. 

" Saya tidak menuntut honor setara. Saya menuntut respect terhadap posisi speaker akademisi. Belasan juta vs 300 ribu itu terlalu jauh. Postingan ini ditujukan agar mahasiswa ataupun penyelenggara lain belajar tentang makna penghargaan pada akademisi meskipun itu dari institusi lokal Anda," papar dia. 

Curhat Dosen S3 Lulusan Monash University Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta

4 dari 4 halaman

Di kolom komentar ramai warganet memberikan respon atas unggahan tersebut. Banyak yang setuju dengan pernyataan sang dosen mengenai rasa hormat terhadap pembicara dari akademisi. 

" Saya merasakan kepedihan ini. sungguh dan meskipun sulit, sudah berdamai dengan pohon-pohon 🙌🙌🙌," kata @beginu.   

" Saya sangat2 setuju dengan postingan ini. Big thanks pak for speaking up👏👏👏👏. Semoga ini bisa di jadikan pembelajaran untuk teman2 yg lain," kata @yesnidewita.   

" Selain respect juga sustainability.," kata @ryanhara. 

Beri Komentar