Dinikahi Pria Arab, Gadis Israel Jadi Mualaf

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 19 Agustus 2014 06:45
Dinikahi Pria Arab, Gadis Israel Jadi Mualaf
Ketika keduanya meninggalkan pesta resepsi, seorang pendemo berteriak di depan mempelai wanita sambil berkata; "Kami masih berperang dengan Hamas, kau menikahi orang Arab."

Dream - Sepasang pengantin ini mendadak membuat heboh Israel. Banyak orang di negara Zionis itu marah, lantaran mempelai pria seorang muslim Arab dan si wanita asli Yahudi.

Dia adalah Mahmoud Mansour dan Morel Malka. Keduanya yang telah lima tahun berpacaran dan tinggal di Jaffa, Yerusalem akhirnya menikah pada akhir pekan lalu, usai salat Jumat. Malka berpindah keyakinan menjadi seorang muslim mengikuti agama sang suami.

Sehari sebelum pesta pernikahan, Organisasi untuk Pencegahan Asimilasi di Tanah Suci (LEHAVA) memposting undangan di Facebook dan menyerukan aksi demo besar-besaran.

Mengetahui hal itu, Mansour memutuskan melaporkan ancaman itu ke pengadilan. Hasilnya, pengadilan mengabulkan tuntutan Mansour agar pernikahan mereka dilindungi.

Namun pengadilan memutuskan unjuk rasa tetap boleh dilakukan. Dengan catatan harus berjarak 200 meter dari lokasi resepsi pernikahan.

Polisi dari jumlah besar disiagakan untuk mengamankan jalannya pernikahan yang digelar pada Minggu kemarin. Bahkan, Mansour dan Malka menyewa belasan pengawal pribadi untuk menjaganya.

Dinikahi Pria Arab, Gadis Israel Jadi Mualaf

Mansour mengenakan pakaian santai sedangkan Malka mengenakan gaun pernikahan ala Barat. Pasangan berbahagia itu mengundang 500 tamu.

" Kami tinggal di Jaffa. Setengah penduduk Jaffa adalah Arab, lainnya Yahudi. Kami hidup berdampingan secara damai," kata Mansour kepada Channel 2.

Morel menambahkan bahwa tidak ada yang salah dari pernikahannya. " Kami hanya manusia yang saling mencintai. Tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kami," ujarnya.

Dinikahi Pria Arab, Gadis Israel Jadi Mualaf

Ketika keduanya meninggalkan pesta resepsi, pendemo berteriak di depan Malka sambil berkata; " Kami masih berperang dengan Hamas, kau menikahi orang Arab."

Di tengah gelombang kecaman, Presiden Israel, Reuven Rivlin justru mengirim ucapan selamat. Ia justru mengecam unjuk rasa yang dilakukan kelompok Lehava karena dinilai sebagai 'tikus' yang menggerogoti demokrasi.

Menteri Kesehatan Yael German dan anggota perlemen Yesh Atid juga menyampaikan ucapan selamat dalam telegram pribadi. Namun PM Benjamin Netanyahu, menurut surat kabar Haaretz, memilih bungkam.

Beri Komentar