The Telegraph
Dream - Untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil mengumpulkan spesimen hidup dari cacing raksasa yang hidup di laut. Cacing berwarna hitam itu ditemukan di Filipina dan termasuk spesies langka.
Makhluk dengan nama Latin Kuphus polythalamia ini sebagian besar menghabiskan hidup di dalam lumpur dasar laut, tertutup oleh cangkang yang keras. Panjang cacing raksasa ini bisa mencapai lebih dari 1,5 meter.
Sebelum penemuan ini, para ilmuwan baru menemukan cangkangnya yang berbentuk seperti tongkat pemukul baseball. Cangkang cacing laut raksasa ini tersusun dari kalsium karbonat.
Penemuan makhluk misterius ini berkat sebuah film dokumenter tentang sekelompok nelayan Filipina yang mendedikasikan hidup mereka untuk berburu dan memakan cacing laut biasa.
" Semuanya dalam Bahasa Tagalog, jadi saya tidak begitu mengerti," kata Margo Haygood, seorang profesor peneliti dalam bidang obat-obatan kimia di University of Utah College of Pharmacy, diktuip Dream dari upi.com, Kamis 20 April 2017.
Kepada Popular Science, Haygood mengatakan dalam film itu mereka terlihat sedang berburu dan memakan cacing laut biasa.
Tiba-tiba seekor cacing laut raksasa muncul dari tempat persembunyiannya, dan para nelayan itu mengambil dan memasaknya juga.
Ketika ditemui, para nelayan menolak memberikan lokasi perburuan mereka. Namun sebuah tim yang diketuai Daniel Distel dari Northeastern University berhasil menemukan petunjuk tentang lokasi keberadaan cacing laut raksasa.
Para ilmuwan mengumpulkan 5 cacing laut raksasa dari bawah lumpur sebuah teluk di sepanjang pantai di Mindanao.
Di teluk tersebut pernah didirikan pabrik pemotongan kayu. Spesies cacing laut raksasa menggantungkan hidupnya dengan memakan kayu-kayu yang membusuk.
Menurut para ilmuwan, penemuan pertama kali yang ditulis di Jurnal PNAS ini merupakan babak baru.
Mereka berharap mikrobioma dalam cacing laut raksasa yang saat ini diteliti di laboratorium bisa mengungkapkan zat unik yang membantu makhluk tersebut bertahan hidup.
Selain itu, para ilmuwan juga berharap mendapat pengetahuan yang lebih banyak tentang siklus hidup dan perilaku cacing laut raksasa tersebut.
" Spesies unik ini tidak masuk dalam keluarga apa pun, tapi kami tahu mereka pasti punya nenek moyang pemakan kayu," kata Haygood.
Dia mengaku belum tahu bagaimana siklus hidup cacing-cacing ini. Masih menjadi teka-teki pula di mana tempat yang terdapat populasi lebih banyak dari cacing-cacing ini.
" Kami juga belum tahu berapa usia mereka. Apakah spesimen yang kami tangkap berusia beberapa tahun, atau beberapa ratus tahun? Kami masih perlu menyelidikinya," ujar Haygood.
Lihat bentuk cacaing raksasa itu.
(upi.com)
Advertisement
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata
BPKH Setor Rp2,7 Triliun ke Arab Saudi untuk DP Haji 2026
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia
Hore! Kebun Binatang Ragunan Kini Bikin Sesi Visit Malam Hari
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
El Rumi & Syifa Hadju Segera Menikah, Safeea Ternyata Malah Sedih
Viral Kucing Oren Jadi Wisata Baru di Jalan Sudirman Jakarta
Geger Pernikahan di Pacitan dengan Mahar Rp3 Miliar, Ternyata Pengantin Prianya Penipu
4 Rekomendasi Susu Penambah Nafsu Makan Anak yang Bikin Lahap Lagi di 2025
18 Selebritas Terkaya di Dunia Tahun 2025, Jumlah Uangnya Bikin Deg-degan
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata