Gamal Abinsaid Saat Berbincang Dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Facebook/Gamal Albinsaid)
Dream - Presiden Rusia Vladimir Putin dikenal sebagai sosok pemimpin yang berkharisma sekaligus ditakuti. Tak sembarang tokoh bisa dekat dan berbincang dengannya.
Tetapi, baru-baru ini seorang dokter muda asal Malang, Jawa Timur, Gamal Albinsaid berhasil berbincang dengan Putin. Kesempatan langka itu diperoleh Gamal saat menghadiri 19th World of Youth and Student di Sochi, Rusia.
Selain berbincang, Gamal juga didapuk menjadi pembicara pada pembukaan acara tersebut.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu tak menyia-nyiakan kesempatan emas bertemu dengan Putin. Dalam diskusi yang berlangsung, Gamal menceritakan kisah awal berdirinya Klinik Asuransi Sampah (KAS) atau Garbage Clinic Assurance.
" Selama masih berkuliah, aku memulai fondasi untuk fokus pada akses kesehatan untuk warga miskin. Kami memanfaatkan sampah untuk membantu warga miskin mendapat akses kesehatan," kata Gamal kepada Putin.
Gamal bercerita, warga miskin yang berobat ke KAS cukup membayar dengan sampah yang berhasil mereka sisihkan. Konsep ini dapat mengatasi dua persoalan besar di Indonesia, kata dia, sampah dan akses kesehatan.
© Dream
Selain memaparkan mengenai akses kesehatan terhadap warga miskin, Gamal juga berkisah mengenai inovasinya di bidang teknologi dan kesehatan. Dia menggunakan teknologi dan aplikasi di gawai untuk menyediakan layanan kesehatan bagi warga miskin, bernama Homedika.
" Dengan aplikasi di gawai tersebut, saya dapat mengirimkan dokter langsung ke rumah pasien. Warga miskin gratis, namun orang kaya diharuskan membayar," ucap dia.
Putin mengapresiasi inovasi yang dikembangkan Gamal. Orang nomor satu Rusia itu menyebut kegiatan yang telah dilakukan Gamal, sebagai misi kemanusiaan yang mulia.
Putin mengatakan, faktor ekonomi telah menjadi masalah bagi kesehatan di dunia.
" Kehidupan manusia tidak ada harganya, dan pelayanan kesehatan merupakan isu penting," kata Putin.
" Kita perlu mempertimbangkan dengan tepat di mana pemerintah perlu memberikan bantuan medis gratis, segmen mana, jumlah atau wilayah, dan di mana ia dapat bertindak sebagai co-sponsor. Saya tidak akan mencoba mendefinisikannya sekarang, tapi ada sesuatu yang menyangkut fondasi kesehatan masyarakat," ucap Putin.
© Dream
Dream - Sepintas tidak ada yang istimewa dengan Gamal Albinsaid, 26 tahun. Dia merupakan dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Tetapi, ada hal yang membedakan dia dengan dokter-dokter muda lainnya. Jika kebanyakan dokter muda hanya mau dibayar dengan uang, Gamal menerima pembayaran biaya pengobatan dengan sampah.
Dokter muda ini punya alasan kenapa dia mau dibayar dengan sampah. Kisah seorang anak pemulung yang membuatnya terinspirasi.
Kala dia masih menjadi mahasiswa, Gamal tahu ada berita mengenai seorang anak yang disebut bernama Khairunnisa atau Nisa. Anak ini menderita diare.
Sang ayah yang hanya seorang pemulung tidak bisa membawanya berobat ke klinik atau rumah sakit. Alhasil, Nisa hanya mendapat pengobatan seadanya karena kekurangan biaya.
Suatu hari, Nisa ditemukan tergeletak di antara tumpukan sampah. Bocah itu tidak lagi bernafas. Dia meregang nyawa karena tidak kuat melawan diare yang dialaminya.
Berita itu membuat hati Gamal terketuk. Menyadari setiap orang punya hak yang sama untuk mendapat pelayanan kesehatan, Gamal bertekad membebaskan kaum miskin dari belenggu biaya kesehatan yang mahal.
Kesadaran itu membuat Gamal mengajak beberapa temannya mendirikan Klinik Asuransi Sampah. Setiap orang miskin yang menjadi anggota KAS mendapat jaminan berupa asuransi kesehatan.
Sistem KAS menerapkan pola pembayaran premi bukan berupa uang, melainkan sampah. Para anggotanya diminta untuk menyetorkan sampah yang sudah dipisah menjadi organik dan anorganik senilai Rp10.000.
Sampah organik kemudian diolah menjadi pupuk dan dijual seharga Rp7.000 per kilogram. Uang penjualan pupuk tersebut digunakan untuk biaya operasional KAS.
Meski dengan premi berupa sampah senilai Rp10.000, para anggota mendapatkan fasilitas kesehatan primer. Premi tersebut tidak hanya berlaku untuk penyakit ringan, para anggotanya pun bisa menikmati pelayanan kesehatan untuk sakit berat seperti darah tinggi, kencing manis, gangguan jiwa, infeksi, bahkan jantung.
Ide cemerlang Gamal membuat mata dunia terharu. Dia lalu diganjar sebagai peraih penghargaan Suistainable Living Youth Entrepeneurs 2014 dari Kerajaan Inggris dan berjabat tangan langsung dengan Pangeran Charles.
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre

Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti

Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
