AS Sesalkan Kehadiran Presiden Sudan di Jakarta

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 8 Maret 2016 08:32
AS Sesalkan Kehadiran Presiden Sudan di Jakarta
Omar Al Bashir dituduh sebagai pelaku kejahatan perang saat merebut kekuasaan Sudan melalui kudeta pada 1989.

Dream - Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Robert O Blake menyesalkan kehadiran Presiden Sudan Omar Al Bashir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT-LB OKI), yang sedang berlangsung di JCC, Jakarta.

Ini lantaran Al Bashir tengah dituntut telah melakukan kejahatan perang oleh Mahkamah Pidana Internasional.

" Presiden Bashir dituntut oleh Mahkamah Pidana Internasional atau ICC atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida, dan surat perintah penangkapannya masih belum tuntas," ujar Blake dalam keterangan tertulis diterima Dream. 

Meskipun AS bukan salah satu anggota Statuta Roma, namun dukungan AS dukungan AS terhadap pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan dan perang, sangat tinggi di Darfur.

Kecaman yang dilakukan Dubes AS ini bukannya tanpa latar. Selama ini, hubungan Sudan dan AS memanas setelah Omar Al Bashir memegang kendali kekuasaan melalui kudeta militer pada 1989.

Sejak saat itu, AS memberlakukan kebijakan-kebijakan yang mencekik terhadap Sudan atas nama internasional. Pada 1993, AS memasukan Sudan ke dalam negara sponsor terorisme.

Puncaknya, di 1997 Sudan dikenakan sanksi ekonomi, termasuk larangan kesepakatan keuangan dan perdagangan.

Pemerintah Indonesia mengundang Sudan, yang merupakan anggota OKI, sebagai bagian dari resolusi damai konflik Palestina dan Israel. Dalam hubungan bilateral Indonesia-Sudan, kedua negara aktif dalam kerja sama di bidang ekonomi dan keamanan.

Indonesia sering berpartisipasi untuk menjaga perdamaian di Sudan. Indonesia, setidaknya, mengirim 161 personil keamanan TNI dan Polri dalam misi UN AU Mission in Darfur (UNAMID). (Ism) 

Beri Komentar