Antrean Pembeli Telur (washingtonpost.com)
Dream - Krisis ekonomi memang sempat melanda negara kaya, Amerika Serikat (AS). Namun Negeri Paman Sam ini tengah terancam krisis kedua. Bukan ekonomi, melainkan telur yang dikhawatirkan mengancam masyarakat AS.
Ancaman krisis telur ini muncul karena masalah sepele. Perusahaan makanan cepat saji raksasa, McDonald Corp melaporkan akan mengeluarkan program menu sarapan sepanjang hari.
Berniat menyenangkan pelanggan senang, langkah McDonald's ini justru bakal memicu krisis telur di seluruh kota AS.
Selama ini, pengelola restoran dan perusahaan makanan AS tengah berjuang memperoleh pasokan telur setelah wabah flu burung melanda negara tersebut.
Wakil Presiden Eksekutif Technomic, perusahaan peneliti AS, Darren Tristano, memperkirakan keputusan McDonald's menyediakan menu sarapan sepanjang hari akan membuat harga telur semakin mahal.
Tak hanya itu, konsumen juga harus semakin kreatif mendapatkan pasokan telur.
" Ini akan membuat sulit semua orang," kata Tristano. " Ini akan membuat harga minyak naik di sejumlah produk yang menggunakan bahan baku telur."
Kekhawatiran itu sebetulnya sudah terjadi. Harga telur di pasar AS pada Juni lalu telah mencetak rekor US$ 2,57 per lusin atau sekitar Rp 36 ribu.
Keputusan McDonald's membuat menu sarapan sepanjang jari ini dilakukan setelah penjualan perusahaan turun ke posisi terendah selama satu dekade terakhir. (Ism)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
