Farah Puteri Nahlia Anggota DPR Termuda, Usia Baru 23 Tahun Kekayaannya Rp17 Miliar, Orangtuanya Bukan Sosok Sembarangan

Reporter : Nabila Hanum
Rabu, 8 Maret 2023 14:00
Farah Puteri Nahlia Anggota DPR Termuda, Usia Baru 23 Tahun Kekayaannya Rp17 Miliar, Orangtuanya Bukan Sosok Sembarangan
Pada 9 Agustus 2019 lalu, harta kekayaan Farah Puteri Nahlia tercatat mencapai Rp17,2 miliar.

Dream - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Farah Puteri Nahlia tercatat sebagai anggota termuda DPR yang akan dilantik untuk periode 2019-2024.

Wanita kelahiran 2 Januari 1996 itu menjadi anggota DPR saat usianya masih 23 tahun. Ia meraup 113,263 suara pada Pemilu 2019 untuk daerah pemilihan Jawa Barat IX.

Menariknya, Farah Puteri Nahlia sudah memiliki kekayaan miliaran rupiah. Pada 9 Agustus 2019, harta kekayaan Farah Puteri Nahlia tercatat mencapai Rp17,2 miliar.

1 dari 4 halaman

Hal itu tertuang dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara(LHKPN) Farah Puteri Nahlia kepada KPK pada 2019.

Farah Puteri Nahlia memiliki harta berupa tanah dan bangunan di Jakarta Selatan senilai Rp15.429.225.000.

Ia juga memiliki satu unit mobil Mini Cooper tahun 2018 senilai Rp950.000.000. Sedangkan harta berupa kas dan setara kas senilai Rp857.257.028.

2 dari 4 halaman

Memiliki harta fantastis di usia muda membuat publik bertanya-tanya sosok orangtua Farah Puteri Nahlia. Rupanya Farah adalah anak Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Sejak kecil, Farah sudah aktif berorganiasi. Saat menempuh pendidikan di SMP Al Azhar Bumi Serpong Damai, Tangerang, Farah pernah menjadi bendahara OSIS.

Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan ke Sinarmas World Academy (SWA). Kemudian Farah melanjutkan kuliah di London, D-3 di University Foundation Programme, David Game College.

3 dari 4 halaman

Ia merampungkan S1 dan S2 di bidang politik dan hubungan internasional di Royal Holloway, University of London.

Sejak kuliah, Farah sudah aktif mengikuti kegiatan volunteer kemanusiaan. Pada 2011, ia pernah menjadi English Teaching Programme.

Kemudian juga di Habitat for Humanity Indonesia, sebuah LSM yang membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal sehingga menjadi hunian yang layak, sederhana, dan terjangkau untuk keluarga berpenghasilan rendah.

4 dari 4 halaman

Jejak karier Farah terus meluas hingga menjabat Komisaris Utama Masa Studio pada tahun 2018. Kemudian menjalani magang di Direktorat HAM dan Kemanusiaan, Direktorat Jendral Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri di tahun yang sama.

Seusai 6 tahun di luar negeri, ia kembali ke Indonesia. Ia pernah ikut membantu seorang TKW asal Subang bernama Een yang memiliki masalah di luar negeri.

TKW malang itu tak bisa kembali ke Indonesia dan mendapatkan gaji. Farah bersama BPNTKI, membantu kepulangannya.

Sejak itulah Farah memantapkan hati ingin menjadi anggota dewan untuk membantu mereka yang kesulitan. Farah tertarik membantu merancang UU yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan, intelijen, dan informasi publik.

Beri Komentar