Fenomena Gurun Bersalju Bikin Geger Banyak Orang (Foto: Geoff Robinson)
Dream - Fenomena alam langka terjadi di Gurun Sahara di Benua Afrika. Padang pasir berwarna kemerahan di Ain Sefra, sebuah kota kecil di Aljazair, berubah putih karena salju pada 19 Desember siang kemarin.
Peristiwa yang terjadi untuk kedua kalinya sejak 1979 silam itu seolah-olah menegaskan lagu Snow on the Sahara yang dibawakan oleh Anggun, penyanyi berkelas internasional asal Indonesia.
Pemandangan gurun bersalju yang menakjubkan itu berhasil diabadikan dalam foto oleh fotografer amatir Aljazair, Karim Bouchetata.
Salju pertama kali terlihat dalam sejarah Ain Sefra, yang juga dikenal sebagai Gerbang Menuju Gurun Sahara, pada tanggal 18 Februari 1979.
Saat itu salju hanya bertahan setengah jam, setelah itu mencair. Namun kali ini berbeda.
Salju bertahan selama satu hari di kota yang terletak 1.000 meter di atas permukaan laut yang dikelilingi oleh Pegunungan Atlas itu.
" Semua orang tertegun melihat salju turun di atas gurun pasir. Itu adalah kejadian yang sangat langka. Pemandangannya sangat menakjubkan karena salju menempel di atas pasir dan menciptakan objek foto yang bagus," kata Karim.
" Salju tersebut bertahan selama satu hari sebelum akhirnya meleleh," tambahnya.
Gurun Sahara menutupi hampir seluruh bagian utara Benua Afrika. Di wilayah tersebut suhu dan temperatur selalu berubah-ubah dalam beberapa ratusan ribu tahun terakhir.
Padang pasir di Sahara merupakan area yang paling panas dan kering di dunia. Menurut perkiraan, wilayah tersebut kemungkinan akan menghijau kembali dalam 15.000 tahun lagi.
(Sumber: mirror.co.uk)
Dream - Gurun pasir di sebagian wilayah Arab Saudi, khususnya di bagian tengah dan barat laut, tertutupi salju. Fenomena alam ini terjadi menyusul turunnya temperatur udara hingga di bawah nol derajat Celsius.
Sebagaimana dikutip Dream dari laman Al Arabiya, Senin 28 November 2016, di pusat Kota Shakra dan barat laut Tabuk, lapisan tipis salju menutupi permukaan tanah seperti, seperti karpet.
Sementara, di Tabarjal, kota kecil di utara distrik Al Jawf, temperatur udara menjadi minus tiga derajat, dan di Provinsi Al Quryat, suhu udara mencapai minus satu derajat.
Sementara, sebagian wilayah Saudi masih mengalami hujan lebat. Padahal, pertengahan Oktober biasanya menandai puncak musim hujan yang berlangsung singkat.
Pada Jumat pekan lalu, sejumlah kawasan Saudi dilanda hujan lebat disertai angin. Sejumlah warga Saudi mengabadikan momen tersebut dalam rekaman video. Hujan lebat lebih banyak terjadi di kawasan selatan Saudi.
Pakar ilmu cuaca dari Universitas Qassim, Profesor Abdallah al Musanad, mengatakan, musim hujan diperkirakan baru akan berakhir pada pekan ini.
Pada Sabtu pekan lalu, Kota Malija dan Provinsi Al Nairiya di timur Saudi mengalami hujan lebat, serta banjir.
Kepala Kepolisian Lalulintas Al Nairiya, Fahad Mohammed Al Hakbani, mengingatkan para pengendara agar berhati-hati, mengingat hujan turun begitu lebat dan menimbulkan banjir.
Pada April tahun lalu, sebanyak 18 orang dilaporkan tewas akibat banjir bandang usai hujan lebat di Saudi.
Peristiwa turunnya salju di Saudi bukan kali ini saja. Beberapa waktu lalu, netizen negeri Petro Dollar itu juga mengunggah foto-foto yang menunjukkan fenomena salju di atas tanah Saudi.
Fenomena ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah salju tersebut merupakan tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat. Sebab, dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad mengatakan salah satu tanda kiamat adalah tanah Arab kembali hijau.
" Tidak akan tiba hari kiamat... hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai." (HR. Muslim)
Gurun-gurun di jazirah Arab terkenal gersang. Sementara, salju menjadi komponen penting untuk pembentukan sungai dan tumbuhnya tanaman. Sehingga, banyak orang bertanya-tanya, apakah ini tanda semakin dekatnya kiamat?
Wallahu a'lam
Advertisement