Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Hampir dua tahun para pelajar tidak pernah menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) karena pandemi Covid-19. Untuk menekan penyebaran virus Sar-CoV-2, semua pelajar diimbau belajar dari rumah atau luring.
Namun tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat ternyata membuat banyak anak didik yanng seharusnya bersekolah memutuskan untuk menikah. Dengan kondisi tak pernah datang ke sekolah, banyak pelajar di Kalimantan Tengah yang ternyata diam-diam telah menikah.
Sekitar 300 pelajar dilaporkan telah menikah selama periode belajar online di sejumlah kabupaten di Kalteng. Fakta ini mengagetkan orang nomor satu di Kalteng, Gubernur Sugianto Sabran.
Dilansir dari Merdeka.com, Jumat 22 Oktober 2021, Sugianto mengaku terkejut atas kebijakan belajar daring yang berdampak pada pernikahan dini di kalangan pelajar.
Sugianto menemukan fakta tersebut saat memantau vaksinasi bagi kalangan pelajar di SMKN 1 Pangkalan Bun dan SMAN 1 Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat baru-baru ini.
" Pak Gubernur kapan kami bisa masuk sekolah lagi, sudah terlalu lama ini belajar daring," ucap salah seorang siswi.
Pertanyaan itu langsung dijawab sang gubernur, " Ya, kalian bisa segera bersekolah lagi. Pada bulan November ya" .
Dalam dua bulan ini, sejak September 2021, terus dilakukan pembahasan secara lintas sektor tentang bagaimana pembelajaran tatap muka (PTM) bisa segera dilangsungkan di tengah pandemi.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 di 13 kabupaten dan kota se-Kalteng terus melakukan pendampingan sekolah-sekolah yang telah menyatakan siap untuk melaksanakan PTM. Sebelum terungkap data pelajar diam-diam melakukan pernikahan selama pandemi, tidak ada bahasan waktu dan ketentuan sekolah di Kalteng bisa melaksanakan PTM.
Bahkan, pihak sekolah tidak pernah memberikan informasi apa pun kepada para siswa dan orang tua/wali murid tentang rencana waktu PTM atau kapan para siswa bisa masuk sekolah lagi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Syaifudin mengatakan, PTM terbatas akan dilakukan secara ketat dan menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing.
" Esensinya PTM di sekolah ini dilaksanakan secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," ucapnya.
Dalam penerapan PTM, pihaknya masih bersandar pada surat keputusan bersama empat menteri, antara lain terkait dengan jumlah siswa yang dapat hadir secara langsung di sekolah sekitar 50 persen dari total kapasitas. Akan tetapi, hal itu tidaklah ketentuan baku. Jika suatu sekolah memiliki jumlah siswa yang cukup banyak dan usai dipangkas, dirasa masih berpotensi menyebabkan kerumunan, jumlah siswa yang boleh datang ke sekolah akan kembali dikurangi.
Pentingnya segera dilakukan PTM terbatas dengan penerapan prokes yang ketat di Kalteng, agaknya bukan sekadar bermanfaat mengatasi persoalan hilangnya pengalaman belajar peserta didik karena pandemi. Akan tetapi, juga berguna mengantisipasi terjadinya pernikahan dalam usia dini.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari