Ilustrasi (shutterstock)
Dream - Seorang pria berusia 23 tahun dari Italia dinyatakan positif Covid-19, cacar monyet dan HIV secara bersamaan setelah kembali dari Spanyol.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam Journal of Infection, pria tersebut mengalami demam, sakit tenggorokan, kelelahan, sakit kepala, dan peradangan pada daerah selangkangan sekitar sembilan hari setelah kembali dari perjalanan lima hari ke Spanyol.
Setelah dilakukan tes, pria itu dinyatakan positif Covid-19 tiga hari setelah gejalanya muncul. Dia juga mengalami ruam kulit yang parah di wajah dan bagian tubuh lainnya, diikuti dengan pembentukan pustula.
Mengingat keparahan kondisinya, pria itu kemudian mengunjungi unit gawat darurat rumah sakit, di mana ia kemudian dirujuk ke unit penyakit menular untuk dirawat.
Gejalanya sangat unik karena pria itu mendapatkan ciri-ciri penyakit yang berbeda sekaligus dalam satu waktu.
Akibatnya ia harus dirawat secara intensif agar kondisi tubuhnya cepat kembali pulih dan tidak ada virus ataupun penyakit yang akan masuk.
Dilansir dari 7news, pemeriksaan fisik pria itu mengungkapkan bintik-bintik dan lesi kulit di berbagai bagian tubuh, termasuk daerah perianal. Pembesaran sederhana pada hati dan limpa serta pembesaran kelenjar getah bening yang menyakitkan juga terlihat.
Laporan pengujiannya mengkonfirmasi adanya infeksi cacar monyet. Dia juga dinyatakan positif HIV. Selain itu, pengurutan genom SARS-CoV-2 mengonfirmasi bahwa ia juga terinfeksi subvarian Omicron BA.5.1.
Menurut laporan media setempat, pria itu sudah disuntik vaksin Covid-19 sebanyak dua kali. Kondisi yang dialami pria ini merupakan yang pertama di dunia.
Kasus ini diterbitkan dalam Journal of Infection pada 19 Agustus 2022. Pria itu akhirnya keluar dari rumah sakit setelah hampir seminggu menjalani perawatan.
Dia pulih dari Covid-19 dan cacar monyet, meskipun bekas luka kecil tetap ada tetap dilakukan suatu pengobatan untuk infeksi HIV-nya dimulai.
" Kasus ini menyoroti bagaimana gejala cacar monyet dan COVID-19 dapat tumpang tindih, dan menguatkan bagaimana dalam kasus koinfeksi, pengumpulan anamnestik, dan kebiasaan seksual sangat penting untuk melakukan diagnosis yang benar," kata para peneliti.
Laporan : Erdyandra Tri Sandiva
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN