Zakir Naik, Penceramah Asal India Dikabarkan Sudah Menjadi Warga Negara Malaysia
Dream - Pemerintah India mendesak Interpol untuk memberikan red notice terhadap pendakwah Zakir Naik. Permintaan itu diajukan karena Zakir kini berstatus warga tetap di Malaysia.
Red notice merupakan permintaan untuk menemukan dan menahan sementara seseorang yang dianggap terlibat dalam kasus kriminal.
" Kami punya surat perintah penangkapan dan sesuai hukum, red notice akan menjadi tindakan selanjutnya," kata Direktorat Penegakan Hukum India, dikutip dari Free Malaysia Today, Kamis, 22 Agustus 2019.
Naik telah jadi buronan di India sejak 2016. Polisi India saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap Naik dalam kasus pencucian uang dan menghasut maayarakat dengan tindak ekstremisme melalui ceramah.
Penceramah berusia 53 tahun itu menolak untuk kembali ke negara asalnya. Alasannya, dia tak ingin diadili di bawah pemerintahan India.
Seruan untuk deportasi Zakir bertambah kuat di India, usai kasus ceramah di Kelantan, Malaysia.
Dia diduga mempertanyakan kesetiaan umat Hindu Malaysia kepada Perdana Menteri, Mahathir Mohamad. Dia diduga juga mengatakan bahwa warga Tionghoa di Malaysia dianggap sebagai " tamu" di negara itu.
Dia telah diinterogasi dua kali di markas polisi federal Bukit Aman. Lebih dari 100 laporan polisi diajukan kepadanya.
Naik kemudian meminta maaf atas kesalahpahaman atas pernyataannya. Tetapi menyatakan pernyataannya telah dikutip di luar konteks.
Sejak itu, dia dilarang berbicara di depan publik Malaysia, termasuk melalui platform media sosial. Larangan itu diberlakukan hingga penyelidikannya selesai.
Dream - Zakir Naik menyesal dan meminta maaf atas ucapan bernada rasial yang dia lontarkan. Ucapan penyesalan itu meluncur setelah interogasi secara maraton selama sepuluh jam yang dilakukan polisi Bukit Aman, semalam.
" Kondisi ini membuat saya sedih karena banyak non-Muslim menganggap saya sebagai rasis," kata Zakir, dikutip dari Free Malaysia Today, Selasa 20 Agustus 2019.
Zakir mengatakan, polemik yang terjadi membuatnya khawatir karena banyak ucapan di luar konteks yang muncul. " Itu dapat merusak citra Islam dan membuat orang ogah mengenalnya," kata dia.
Dalam ceramahnya, Zakir meragukan sikap loyal umat Hindu Malaysia dan juga menanyakan posisi komunitas Tionghoa. Ceramah itu dia lakukan di Kelantan, Malaysia.
Saat diinterogasi polisi, Zakir memberikan klarifikasi. Dia meminta maaf kepada siapa saja atas `kesalahpahaman` yang terjadi.
" Aku tak ingin kalian menyimpan perasaan buruk kepadaku," kata dia.
" Bukan niatku untuk memicu amarah pribadi atau komunitas. Memicu amarah bertentangan dengan prinsip dasar Islam dan saya ingin menyampaikan maaf saya atas kesalahpahaman ini," ucap dia.
Naik, dalam kesempatan itu, juga membantah telah memicu sentimen rasial. Dia mengatakan, tuduhan itu merupakan serangan fitnah yang dilontarkan pendukung Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Dream - Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad, mengatakan bahwa ucapan Zakir Naik tentang etnis minoritas China telah melewati batas. Pernyataan Zakir dinilai menyinggung politik rasial dan mengganggu ketenangan negeri jiran tersebut.
" Ulama dapat menyampaikan dakwah tapi tak bisa mendakwahkan politik. Zakir bicara akan memulangkan etnis Tionghoa ke China dan etnis India ke India. Ucapan itu politis," kata Mahathir, dikutip dari The Star, Senin 19 Agustus 2019.
Karena ucapan itu, izin tinggal Zakir Naik dilarang berdakwah di sejumlah tempat di Malaysia, antara lain Penang, Perlis, Kedah, dan Serawak. Izin tinggalnya juga tidak diperpanjang.
Mahathir mengatakan, pemerintah telah berhati-hati menanggapi ucapan Zakir. Dia menyebut tak pernah menyinggung etnis Tionghoa dan India di Malaysia.
" Ucapan itu jelas masuk politik rasis di Malaysia. Sekarang, perasaan rasisme muncul kembali. Ini buruk," kata dia.
Polisi telah menginvestigasi kasus ini. Menurut Mahathir, Zakir dapat dikenai hukuman atas pernyataan rasis tersebut.
" Apa pun tindakan yang kami ambil akan sesuai dengan hukum. Pemerintah ini menghormati aturan hukum," ucap Mahatir.
Dream - Pemerintah Malaysia mengumumkan rencana pemanggilan terhadap pendakwah Muslim asal India, Zakir Naik. Pemanggilan ini dibuat karena pernyataan kontroversial Zakir mengenai etnis minoritas di negara itu.
Dilaporkan Al Jazeera, Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan kabinetnya mempertimbangkan pilihan kontroversial mengenai kemungkinan deportasi Zakir.
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengatakan, dalam sebuah pernyataan, Kamis malam bahwa polisi akan menginterogasi Zakir.
" Saya ingin memberi perhatian pada kecenderungan berbagai pihak yang menyebarkan berita palsu dan membuat pernyataan rasis tanpa mempertimbangkan kepekaan orang-orang di negara multiras ini," ujar Muhyidin.
" Investigasi sedang berlangsung," kata Muhyiddin
Dia mengatakan, beberapa orang lain juga sedang diperiksa.
Polisi juga telah mengkonfirmasi, Zakir sedang diselidiki. Agen polisi Malaysia menerima setidaknya 115 pengaduan terhadap khotbah yang disampaikan Zakir.
Tidak disebutkan kapan Naik akan muncul untuk menjawab masalah ini.
Direktur Divisi Investigasi Kriminal, Datuk Huzir mengatakan, kasus Zakir sedang diselidiki.
" Untuk penghinaan yang disengaja dengan maksud memprovokasi pemecahan perdamaian," kata Datuk.
Menurut laporan, polisi telah memperingatkan Zakir untuk tidak berbicara pada konferensi mualaf yang dimulai pada Jumat, 16 Agustus 2019.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN