Zakir Naik Diduga Gunakan Dana Pencucian Uang

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 27 Maret 2019 08:01
Zakir Naik Diduga Gunakan Dana Pencucian Uang
Dibantu `orang dekat`-nya Zakit dituduh menggunakan hasil pencucian uang.

Dream - Direktorat Penegakan Pajak India menyebut, ulama terkemuka Zakir Naik diduga menggunakan dana hasil pencucian uang untuk berdakwah.

Dalam persidangan Prevention of Money Laundering Act (PMLA) dana sebesar 79 croce rupee, setara Rp162,5 miliar, digelontorkan Global Broadcasting Company (GBC) yang berbasis di Dubai ke televisi dakwah milik Zakir, Peace TV.

Pada persidangan Jumat, Direktorat Penegakan Pajak India menangkap Direktur GBC, Abdul Najmudin Sathak. Sosok Abdul diduga sebagai orang dekat yang aktif membantu Zakir mencuci uang.

Dilaporkan Times of India, Abdul berada di India sejak Januari 2018. Dia bekerja dengan menjual perhiasan. Penasihat Direktorat Penegakan Pajak India, Hiten Vanegaonkar, mengatakan, kecurigaan sumber dana GBC.

Abdul mengklaim, pada Januari 2018, sumber dananya dihasilkan dari sumbangan perusahaan milik putera mahkota Uni Emirate Arab (UEA) atau keluarganya.

" Tampaknya, UEA dan Emirate lain mendanai Peace TV dan memproduksi konten yang melampaui aktivitas keagamaan," kata Hiten.

 

 

1 dari 2 halaman

Model Bisnis Tak Disebut

Meski begitu, Hiten enggan menjelaskan secara spesifik model bisnis, sumber pendapatan, dan sifat serta cara pendanaan GBC. Dia hanya menyebut, GBC dan HMPL dikendalikan Zakir.

" Terdakwa (Abdul) hanya bidak. Perusahaan menerima sumbangan...yang ditransfer ke HMPL dengan kedok transaksi bisnis. Abdul dengan sengaja membantu Zakir membuat lapisan dan menerima uang hasil kejahatan," ujar Hiten.

Hakim Khusus Pengadilan PMLA meminta seluruh data transaksi dikumpulkan demi penyelidikan.

2 dari 2 halaman

Diizinkan Tinggal, Zakir Naik Berterima Kasih ke Mahathir

Dream - Penceramah, Zakir Naik mengucapkan terima kasih ke pemerintah dan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad atas diberikannya izin tinggal. Zakir mengatakan, keputusan itu menegaskan keyakinannya pada keadilan dan toleransi di Malaysia.

" Saya merasa rendah hati untuk menjadi bagian dari keragaman ini dan saya juga mengakui sensitivitas (masalah) ini," kata Zakir naik, dikutip dari The Star Online, Rabu, 11 Juli 2018.

" Saya tidak akan pernah ingin mengganggu atau membahayakan keseimbangan ini dengan cara apapun atau melanggar aturan di negara ini," ujar dia menambahkan.

Zakir berharap, bisa mendapatkan keadilan dan perdamaian yang sama di negara asalnya, India.

" Saya berdoa agar Allah terus memberkati bangsa Malaysia dan pemimpinnya yang tak kenal takut Mahathir (Mohammad) dan menjadikan negara ini negara adikuasa," kata dia.

Zakir mengklaim, dalam beberapa tahun terakhir kerap dikaitkan dengan `pernyataan mengerikan` yang tidak dia perbuat.

" Bagi siapa saja yang tidak ingin Islam dijadikan sebagai agama damai, ini adalah cara cepat dan kotor untuk mendiskreditkan iman," ucap dia.

Bagi pemerintah India, Zakir naik merupakan buronan atas dugaan pencucian uang dan terorisme.

Mahathir dalam pernyataannya, menyebut, Zakir tidak akan dideportasi selama " tidak menciptakan masalah apapun" di Malaysia.

(Sah)

Beri Komentar