Tes Cepat COVID-19 Gratis Di Jalan Genteng Besar, Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Dream - Infeksi akibat mutasi virus corona varian Inggris (B117) ditemukan pada pasien dari Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang saat ini mengalami lonjakan kasus baru. Meski ditemukan, belum bisa dipastikan varian tersebut menjadi penyebabnya.
Kepala Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga, Maria Lucia Inge Lusida, mengatakan temuan ini didapat dari hasil pelacakan Genome Sequencing. Hasilnay tim menemukan dua varian baru Covid-19.
" Dua varian tersebut, B117 atau varian Alpha yang awalnya ditemukan di Inggris dan B1351 varian Beta asal Afrika Selatan. Yang B117 dari Bangkalan dan B1351 dari Jember," ujar Maria, dikutip dari Jatimnow.
Meski demikian, Maria mengatakan belum dapat disimpulkan varian baru tersebut menjadi sebab lonjakan kasus Covid-19 di Madura, khususnya Bangkalan. Perlu penelitian epidemiologis untuk menentukan penyebab yang sebenarnya.
" Itu masih dugaan, perlu pengamatan yang lebih cermat dan melibatkan ahli epidemiologi untuk memastikan hal itu," kata dia.
Pakar Imunologi Universitas Airlangga, dr Agung Dwi Wahyu Widodo, membenarkan temuan tersebut. Dia mengatakan infeksi varian baru Covid-19 didapat dari sampel yang diambil pada pasien asal Bangkalan.
" Ada salah satu pasien yang dirawat yang berasal dari Bangkalan yang swabnya menunjukkan dia terinfeksi varian B117 dari UK atau oleh WHO sekarang disebut varian Alpha," kata Agung.
Agung menyatakan varian baru ini memiliki tingkat penularan tinggi. Kemampuan penularan dari varian ini sekitar 40-90 persen lebih cepat dari varian asalnya.
Kasus infeksi B117 saat ini paling banyak dilaporkan di berbagai negara. Dalam catatan WHO, terjadi peningkatan kasus hingga 49 persen di Asia Tenggara akibat B117.
" Ini menunjukkan jika suatu daerah teridentifikasi varian ini, menurut WHO maka kita harus bersiap-siap mendapatkan (lonjakan) kasus yang cepat," kata Agung.
Agung mencontohkan kasus di Inggris begitu cepat menular. Tingkatnya mencapai hingga 90 persen dalam waktu singkat.
" Di Amerika, doubling time-nya dalam 10 hari. Kasus 100 menjadi 200 dalam waktu 10 hari," terang dia.
Mengingat tingkat penularan yang cepat, Agung berharap Pemerintah dapat menambah fasilitas isolasi dan perawatan di rumah sakit. Terlebih, pasien yang terserang varian ini dapat meninggal dalam waktu relatif cepat, dua hari usai infeksi mulai terjadi.
" Saya juga dapat laporan, seringkali pasien yang terpapar virus ini kurang dari dua hari sudah meninggal, cepat sekali," kata dia.
Lebih lanjut, Agung juga meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan tidak kendor dengan protokol kesehatan. Dia menegaskan virus ini bukan varian yang sama dengan saat awal pandemi melanda.
" Ini virus baru yang bahasa awan dibilang ganas dan menyebabkan kondisi besar dan tidak menutup kemungkinan menyebabkan reinfeksi pada pasien yang pernah terkena Covid-19," kata dia.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk