Inggris Keluarkan 45 Negara dari Daftar Merah Kunjungan, Bagaimana Nasib Indonesia?

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 4 Oktober 2021 17:00
Inggris Keluarkan 45 Negara dari Daftar Merah Kunjungan, Bagaimana Nasib Indonesia?
Keputusan ini memungkinan penerbangan dari sejumlah negara tanpa harus karantina.

Dream - Inggris akan mengeluarkan kebijakan baru terkait kunjungan di tengah pandemi Covid-19. Sejumlah negara akan dikeluarkan dari daftar merah sehingga memungkinkan terjadinya perjalanan luar negeri.

Sebanyak 45 negara akan dikeluarkan otoritas Inggris dari daftar merah kunjungan. Beberapa negara di antaranya yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Brasil, dan Meksiko.

Masyarakat yang datang dari 45 negara ini akan dibebaskan dari kewajiban karantina. Dengan dikeluarkannya 45 negara tersebut, tersisa sembilan negara yang masih dalam daftar merah.

Kewajiban karantina ketika masuk Inggris menjadikan biaya perjalanan membengkak. Seorang yang berasal dari negara-negara daftar merah akan menghabiskan biaya mencapai 2.285 poundsterling, setara Rp44 juta per orang untuk karantina selama beberapa hari.

 

1 dari 5 halaman

Berlakukan Pelonggaran

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengungkapkan mulai awal Oktober akan dibuka sejumlah perjalanan internasional bebas karantina. Sementara mulai hari ini, Inggris akan menghapus daftar kuning kunjungan negara-negara dengan risiko sedang.

Tak hanya itu, para pendatang dari sejumlah negara tidak diharuskan lagi menjalani tes Covid-19 ketika mereka akan tiba dari negara-negara masuk daftar merah. Asalkan, para pendatang tersebut sudah mendapatkan vaksinasi penuh.

Demikian pula, orang-orang masuk Inggris juga tidak akan lagi diwajibkan menjalani tes PCR. Tes tersebut dapat diganti dengan rapid test yang berbiaya lebih terjangkau, dikutip dari Liputan6.com.

2 dari 5 halaman

Kasus Covid-19 Turun Akibat Mobilitas Dibatasi, Bukan Karena Prokes 3M!

Dream - Kasus Covid-19 menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan sudah mendekati kondisi seperti awal-awal pandemi.

Namun demikian, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengungkapkan penurunan ini terjadi ternyata bukan karena protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan). Faktor pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat diakui telah berjalan efektif menangkal penyebara virus Covid-19.

Indikator ini terlihat setelah Pemerintah mulai melonggarkan mobilitas masyarakat. Terjadi kenaikan angka pergerakan masyarakat.

" Ini menunjukkan bahwa upaya kita untuk menjaga protokol kesehatan 3M belum maksimal dan belum menjadi faktor utama penurunan kasus Covid-19," ujar Wiku, disiarkan Sekretariat Presiden.

 

3 dari 5 halaman

Pembatasan Mobilitas Banyak Dampak Buruk

Padahal, Wiku menyatakan pembatasan mobilitas tidak bisa dijalankan terus menerus. Ini mengingat banyak dampak negatif yang bisa timbul. Belum lagi soal anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah dalam jumlah besar untuk melakukan program pembatasan mobilitas masyarakat.

" Pembatasan mobilitas dan aktivitas tentunya tidak dapat terus menerus kita lakukan, yang dapat terus menerus kita lakukan adalah disiplin protokol kesehatan," kata dia.

Karena itu, Wiku menekankan masyarakat untuk semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sehingga penularan dapat dicegah tanpa perlu lagi diberlakukan pembatasan mobilitas.

" Saya tekankan bahwa apapun upaya yang akan dilakukan jika pelaksanaan dan pengawasan protokol kesehatan tidak kuat, maka-hal-hal tersebut tidak akan berjalan efektif," terang dia.

4 dari 5 halaman

Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Bertambah 14 Orang

Dream - Jumlah kasus Covid-19 harian secara nasional dilaporkan terus mengalami penurunan. Namun masyarakat diimbau tetap mematahui protokol kesehatan karena pengelola Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, melaporkan masih terdapat penambahan jumlah pasien.

Data per Jumat, 1 Oktober 2021, ada 14 pasien baru Covid-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet. Sehingga, saat ini total pasien di fasilitas kesehatan khusus tersebut menjadi 280 orang.

" Jumlah pasien rawat inap terdiri dari 95 pria, 185 wanita," ujar Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Kolonel Marinir Aris Mudian.

Sejak pertama kali beroperasi pada 23 Maret 2020 hingga hari ini, sebanyak 128.139 pasien Covid-19 dirawat di RSD Wisma Atlet. Dari jumlah tersebut, 127.859 sudah keluar.

Secara rinci, sebanyak 1.039 pasien keluar RSD Wisma Atlet karena rujuk ke RS lain dan 126.227 pasien dinyatakan sembuh. Sedangkan sisanya sebanyak 596 pasien meninggal.

 

5 dari 5 halaman

Data RSKI Pulau Galang

Sementara, data Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang per Jumat pukul 08.00 WIB mendapat tambahan 10 pasien Covid-19. Sehingga total pasien yang dirawat di RSKI Pulau Galang menjadi 305 orang dengan rincian 180 pria dan 125 wanita.

Total pasien di RSKI Pulau Galang sejak pertama kali beroperasi pada 12 April 2020 hingga sekarang mencapai 16.687 orang. Sebanyak 16.381 orang sudah keluar.

Rinciannya, 42 pasien rujuk ke rumah sakit lain dan 9.041 sudah pulih. Sementara, 7.297 suspek dinyatakan selesai dirawat dan satu orang meninggal dunia, dikutip dari Merdeka.com.

Beri Komentar