Innalillahi, Korban Kekerasan Saat Demo di DPR Meninggal

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 11 Oktober 2019 10:40
Innalillahi, Korban Kekerasan Saat Demo di DPR Meninggal
Akbar mengalami tindak kekerasan saat demonstrasi di depan gedung DPR.

Dream - Demonstran di gedung DPR, Akbar Alamsyah, meninggal dunia setelah mengalami koma. Akbar menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto pada Kamis malam, 10 Oktober 2019.

" Iya, Mas (meninggal dunia)," ujar kakak Akbar, Fitri, dikutip dari Merdeka.com.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani, membenarkan kabar meninggalnya Akbar. Dia mengaku diberitahu keluarga Akbar.

" Benar. Sekitar satu setengah jam yang lalu keluarga mengabarkan," kata Yati.

Akbar dimakamkan hari ini. Keluarga memutuskan jenazah mahasiswa itu dimakamkan di TPU Gelonggan, Kebayoran Lama. " Dimakamkan pukul 08.00 pagi ini di Gelonggan di belakang Carrefour Kebayoran Lama," ujar ayah Akbar, Adang.

1 dari 5 halaman

Ibu Tak Tahu Penyebab Akbar Meninggal

Ibu Akbar, Rosminah, tidak menyangka anaknya sudah meninggal. Dia bahkan tidak mengetahui penyebab Akbar wafat.

" Saya kurang terlalu tahu alasannya apa. Saya datang ternyata sudah meninggal," ujar Rosminah.

Akbar sempat dikabarkan hilang usai demonstrasi di sekitar Gedung DPR. Orangtuanya menemukan Akbar sudah terbaring di rumah sakit.

Sempat bisa diajak bicara hingga 8 Oktober, tetapi kondisi Akbar terus menurun kemudian. Dia sempat koma hingga akhirnya meninggal dunia kemarin pukul 17.00 WIB.

Sumber: Merdeka.com/Fikri Fakih

2 dari 5 halaman

Buntut Bentrok Demo DPR, Mahasiswa Pendarahan di Otak

Dream - Rumah Sakit Pusat Pertamin (RSPP), Jakarta menerima 90 mahasiswa yang menjadi korban ketika aksi unjuk rasa di DPR RI pada Selasa, 24 September 2019.

Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, dari 90 mahasiswa, 3 diantaranya masih menjalani perawatan intensif dan salah satunya masuk ruang ICU.

" Yang kita temui trauma tumpul, yang akibatkan kompresi dari tulang tengkorak daerah parietal kanan, yang sebabkan pendarahan di dalam otak pada selaput sub paranoid," ujar Kurniawan, Rabu, 25 September 2019.

Meski demikian, pihak rumah sakit belum dapat memberikan identitas ketiga korban itu.

" Kami belum bisa beri info nama, kami harus izin keluarga, sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," ucap dia.

 

3 dari 5 halaman

Observasi

Kabid Humas RSPP, Agus W Susetyo mengatakan, korban yang dirawat di ruang ICU saat ini dalam keadaan baik dan stabil.

" Tidak mendapatkan support nafas, support hemodinamik atau tekanan darah, pasien full penuh sadar," kata Agus.

Saat ini, RSPP masih melakukan observasi selama 24 jam ke depan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Selain itu, korban yang dirawat lainnya mengalami trauma benda tumpul di kepala. Kondisinya pun saat ini dalam keadaan stabil.

" Yang ketiga yang trauma tulang belakang juga baik dengan cosposmentis kesadaran penuh," ujar dia.

Ketiga pasien tersebut saat ini mendapat perawatan penuh oleh dokter syaraf, untuk proses kesembuhannya.

" Untuk yang di ICU ditangani oleh dokter spesialis bedah syaraf dan dokter syaraf, neurologi. Untuk yang luka tulang belakang ditangani oleh ahli ortopedi dan yang satu lagi yang trauma kepala itu ditangani dokter syaraf," kata Agus.

4 dari 5 halaman

Biaya Pengobatan Korban Aksi Demonstrasi Ditanggung Dinkes DKI

Dream - Kabid Humas Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus W Susetyo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung semua biaya pengobatan mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI.

" Biaya perawatan itu dijamin oleh dinas kesehatan sepenuhnya," ujar Agus di RSPP, Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

Agus berujar, pengelola RSPP berfokus pada proses penyembuhan pasien. Total, RSPP menerima 90 mahasiswa dari berbagai daerah, tiga diantaranya saat ini masih dirawat secara intensif dan salah satunya harus mendapat perawatan di ruang ICU.

" Kami dari RSPP hanya berkomitmen untuk memberikan penanganan terbaik kepada ketiga pasien ini," kata dia.

Ketiga pasien itu mengalami luka trauma benturan benda tumpul. Meski demikian, RSPP tidak dapat menjelaskan penyebab luka tersebut secara pasti.

Selain itu, RSPP juga tak bisa mengungkapkan identitas ketiga mahasiswa yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi kemarin. RSPP menegaskan pengungkapkan identitas harus melalui persetujuan dari keluarga.

" Sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," kata Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah.

5 dari 5 halaman

Aksi Awkarin Bagi-bagikan Makanan untuk Massa Demonstran

Dream - Awkarin mencuri perhatian di tengah-tengah demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Jakarta. Dara bernama asli Karin Novalinda ini terlihat membagi-bagikan nasi kotak kepada para mahasiswa.

Dalam aksi demo Selasa 24 September 2019 itu, Awkarin terlihat memakai baju hitam lengan panjang. Dia dan timnya menenteng plastik merah. Isinya kotak berisi makanan.

Fotonya tertangkap layar seorang demonstran. " Aku salut sama kamu kak!" tulis seorang warganet.

Melalui Twitter, Awkarin menulis sedang mengantarkan 3.000 nasi kotak buat pendemo. Dia butuh perjuangan untuk menembus mahasiswa yang menyemut di depan gedung dewan.

" Hari ini sepertinya semua kerjaanku harus di-postpone demi mengantarkan untuk mereka yang sudah hebat dan lelah seharian di jalan. Doakan kami!" tulis Awkarin.

Beri Komentar