Dream - Pemerintah Provinsi Bali baru saja meluncurkan proyek inisatif trotoar revolusioner yang diharapkan memberikan kenyaman kepada pejalan kaki.
Namun proyek ambisius yang bertujuan meningkatkan akses pejalan kaki itu tanpa disadari justru memperburuk masalah lalu lintas di wilayah tersebut.
Terlihat di jalan-jalan Canggu yang ramai, pembangunan trotoar merambah ruang di jalan-jalan yang sudah sempit. Para pengemudi dan penduduk setempat harus mengalami kemacetan yang kian parah.
Sayang hingga saat ini Gubernur Bali Wayan Koster belum berkomentar terkait permasalah tersebut.
Keputusan untuk mengenalkan trotoar di Canggu memicu gelombang ketidakpuasan, baik dari penduduk lokal maupun para wisatawan.
James, seorang pengunjung dari Melbourne, Australia, turut menyuarakan kekesalannya.
" Saya sudah mengunjungi Bali selama 15 tahun terakhir, tapi sekarang rasanya situasi lalu lintas sudah mencapai titik kritis. Kesulitan lalu lintas di Canggu semakin tak terkendali dengan penambahan trotoar ini," kata James.
Suara ketidakpuasan juga datang dari seorang wisatawan asal Inggris.
Evolusi Canggu dari desa tradisional menjadi komunitas internasional yang menawarkan vila-vila mewah, restoran kelas atas, dan bisnis yang berkembang kini menghadapi masalah pengelolaan yang signifikan dari pihak berwenang.
Masalah infrastruktur seperti kabel yang tidak teratur, jalan yang tak memadai, dan tidak adanya sistem air yang berfungsi di beberapa daerah telah membuat penduduk dan dunia usaha bergulat dengan tantangan sehari-hari, bahkan mereka terpaksa mencari solusi mandiri