Ilustrasi Berdoa. (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Malam 1 Suro adalah malam pergantian tahun dalam penanggalan Jawa. Tahun dalam penanggalan Jawa ini hampir mirip dengan penanggalan dalam kalender Islam.
Dikutip dari laman Peta Budaya Kemdikbud, Satu Suro adalah sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, bertepatan dengan 1 Muharam. Kalender jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu, mengacu penanggalan Hijriyah (Islam).
Di kalangan masyarakat jawa berkembang tradisi perayaan yang dilakukan pada malam 1 Suro. Ritual ini dilakukan dengan tujuan membersihkan diri dengan penuh harapan agar pada tahun yang baru bisa menjadi manusia yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tradisi perayaan tahun baru ini juga ada yang dilakukan dengan menggelar kirab pusaka, memandikan pusaka keramat, kirab kebo bule dan sebagainya. Semua tradisi itu adalah ritual turun temurun yang dilakukan masyarakat yang intinya adalah berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari bala.
Selain melaksanakan ritual dan tradisi, salah satu hal yang tak boleh ditinggalkan terutama bagi kaum Muslim Jawa adalah berdoa. Membaca doa malam 1 Suro ini sangat penting dengan harapan agar Allah Swt senantiasa melindungi dan membawa kebaikan kepada kita di tahun yang baru.
Berikut bacaan doa malam 1 Suro yang dapat kamu panjatkan beserta sejarah perhitungan kalender Jawa.
Bacaan doa malam 1 Suro ini sejatinya sama dengan doa akhir tahun dan awal tahun hijriah. Berikut doa malam 1 Suro sebagai bacaan doa akhir tahun. Doa ini dibaca sebanyak tiga kali sebelum masuk waktu sholat magrib.
Allahumma maa 'amiltu min 'amalin fi hadzihis-sanati maa nahaitani 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiha 'alayya bi fadllika ba'da qudratika 'ala 'uqubati, wa da'autani ilat taubati min ba'di jara'ati 'ala ma'shiyatik. Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma 'amiltu fîha mimma tardla, wa wa'attani 'alaihits tsawaba, fa as'aluka an tataqabbala minni wa la taqtha' raja’i minka ya karim
Artinya:
" Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang sementara aku belum sempat bertaubat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk taubat sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku, Ya Tuhan Yang Maha Pemurah."
Penentuan tanggal 1 Suro hampir sama dengan 1 Muharram. Artinya pergantian tahun ini terjadi pada malam hari dengan munculnya hilal dari bulan. Artinya jika hilal tanggal 1 terlihat, maka pergantian tahun pun berlangsung.
Maka dari itu, dianjurkan membaca lafal doa malam 1 Suro berikut ini selepas magrib sebagai bacaan doa awal tahun:
Allahumma antal abadiyyul qadimul awwal. Wa 'ala fadllikal 'azhimi wa karimi judikal mu'awwal. Hadza 'amun jadiidun qad aqbal. As'alukal 'ishmata fihi minas syaithani wa auliya'ih, wal 'auna 'ala hadzihin nafsil ammarati bis-su'i, wal isytighala bima yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikram
Artinya:
" Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu, Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."
Selain membaca doa malam 1 Suro di atas, Sahabat Dream sebaiknya juga mengisi malam pergantian tahun tersebut dengan amalan positif. Mulai membaca Al-Quran, sholat sunnah, memperbanyak doa, istighfar dan sedekah, serta muhasabah (intropeksi) diri.
Dengan membaca doa malam 1 Suro yang sudah dijelaskan di atas, kita berharap akan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Melansir dari laman petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, malam 1 suro merupakan hari pertama dalam kalender penanggalan Jawa yang diawali dengan bulan Sura atau Suro. Penanggalan Jawa dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender masehi, dan Hindu.
Penanggalan Jawa memiliki dua sistem perhitungan yaitu mingguan (7 harian) dan pasaran (5 harian). Sementara itu, penanggalan Jawa memiliki situs windu, dimana konsekuensi dari siklus ini adalah pada urutan tahun jawa ke-8 (jimawal) jatuhnya pada tanggal 1 Suro, berselisih satu hari lebih lambat dengan 1 Muharram dalam kalender Islam.
Malam 1 Suro diperingati saat usai magrib pada hari sebelum tanggal satu. Sebab pergantian kalender Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Malam 1 Suro memiliki banyak pandangan dan melekat dengan kebudayaan masyarakat Jawa. Malam ini dianggap keramat terlebih bila jatuh pada malam Jumat Legi. Sebagian masyarakat percaya, bahwa pada malam 1 suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?