Pasien Meninggal Dunia Akibat Tak Dapat Perawatan Di India (Times Of India)
Dream - Seorang pria di Distrik Guna, Madhya Pradesh, India, Sujil Rajak, meninggal di bawah pohon di pelataran rumah sakit pemerintah. Dia tidak mendapat pertolongan medis selama 12 jam.
Dikutip dari Times of India, tidak ada satupun petugas dari rumah sakit bersedia memberikan bantuan medis kepada pria tersebut. Penyebabnya termasuk sepele, yaitu istri pria tersebut tidak punya uang untuk biaya pendaftaran pasien yang hanya sebesar 5 rupee, setara Rp977.
Wanita itu sempat berusaha meminta bantuan baik kepada rumah sakit maupun kepada orang-orang yang lewat. Tetapi, tak ada satupun yang mau membantu.
Kasus ini membuat marah mantan Kepala Menteri Madhya Pradesh, Kamal Nath. Dia pun mengungah kritikan pedas kepada pemerintah atas kasus kemanusiaan ini.
" Ini bukan tentang bagaimana saya meninggalkan negara," kata Nath.
Nath tidak habis pikir begitu abainya orang-orang terhadap kelompok miskin. Bahkan memberikan bantuan nilainya tidak seberapa saja tak ada yang mau.
" Anda terlalu sibuk dengan lelang MLA tapi seorang wanita di Guna, membawa balita, memohon sepanjang hari untuk menyelamatkan nyawa suaminya," cuit dia.
" Dia tidak dirawat karena dia tidak punya 5 rupee untuk membeli parcha (tiket pendaftaran pasien). Dia tersentak sampai mati di depan istrinya. Apakah ini kondisi negara di bawah pemerintahan Shivraj?" lanjut dia.
Pemerintah Guna segera menggelar penyelidikan mengenai kasus ini.
Laporan media lokal menyebutkan wanita itu tidak memiliki 5 rupee untuk membeli " parcha" . Tetapi, dokter bedah SK Shrivastav, menyatakan pria tersebut mendapatkan tiket konsultasi gratis dari rumah sakit pemerintah.
Sementara, istri Sunil, Aarti, mengaku diberitahu untuk membayar tiket pendaftaran pasien. Dia diminta kembali ke rumah sakit pagi keesokan harinya sembari membawa uang tunai.
Aarti mengtakan suaminya merasa sakit pada Rabu lalu. Dia pun membawa Sunil ke rumah sakit distrik Guna.
Sesampai di sana, Aarti meninggalkan suaminya di bawah pohon. Dia lalu mencoba mengurus syarat administrasi agar suaminya bisa mendapat perawatan medis di rumah sakit.
" Ketika saya pergi ke rumah sakit dan seseorang di luar loket bilang saya harus bawa uang untuk 'parcha'," kata wanita tersebut.
Dia lalu berusaha memberitahu orang-orang suami masih bernapas dan bisa diselamatkan. Tetapi tidak ada satupun orang yang mau membantu.
" Bahkan ketika dia meninggal, saya tetap harus menunggu selama satu jam sebelum orang-orang berkerumun dan memberikan bantuan," ucap dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR