Foto: Independent.co.uk
Dream - Penemuan seekor ikan yang terlilit jaring nelayan di lepas pantai Imizu, di prefektur Toyama, Jepang, membuat masyarakat dan media sosial Negeri Matahari Terbit itu gelisah.
Ikan berukuran hampir 4 meter yang dikenal dengan nama oarfish itu dipercaya sebagai pertanda buruk.
Masyarakat Jepang meyakini kemunculan ikan oarfish menjadi pertanda akan datangnya gempa bumi dan tsunami.
Melansir independent.co.uk, oarfish ditemukan dalam keadaan mati pada senin 28 Januari lalu.
Masyarakat sekitar memutuskan untuk tetap membawa ikan sepanjang 4 meter itu ke akuarium Uozu terdekat untuk dipelajari.
Spesies ini dicirikan oleh tubuhnya yang keperakan, panjang, dan bersirip merah.
Oarfish sendiri biasanya menghuni perairan laut dalam sehingga jarang terlihat di permukaan. Tak heran jika kemunculannya di permukaan membuat masyarakat Jepang terkejut.
Warga meyakini jika sampai ikan oarfish terlihat di permukaan pertanda akan datang bencana alam.
Reputasi ikan dengan nama lokal ryugu no tukai (utusan dari istana raja naga) sebagai indikator malapetaka kian menjadi dikala 10 ekor ikan ini terdampar di sepanjang garis pantai pada 2010 lalu.
Pada Maret 2011, gempa berkekuatan 9 skala richter menerjang timur laut Jepang dan memicu tsunami besar yang menewaskan hampir 19 ribu orang. Terjangan tsunami dan goncangan gempa juga menghancurkan pembangkit nuklir Fukushima.
Dengan bayang-bayang memori tersebut, wajar saja jika masyarakat Jepang tiba-tiba khawatir.
Sementara jika menggunakan pendekatan ilmiah, ikan laut dalam yang naik ke permukaan mungkin bereaksi atas pergerakan garis patahan seismik yang tidak biasa sebelum gempa bumi.
Hiroyuki Motomura, seorang professor ichthyololgy di Kagoshima University, punya penjelasan yang lebih inlimah terkait penemuan ikan oarfish baru-baru ini.
“ Saya punya sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi saya sehingga ia bukan spesies yang sangat langka,” katanya, seperti dilaporkan SCMP.
Tapi, tambahnya, dia percaya bahwa ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka sedang buruk.
“ Terbawa arus air, itulah sebabnya mereka begitu sering mati ketika ditemukan,” sambungnya.
Dia juga menambahkan bahwa tautan ikan ini dengan aktivitas seismik telah terjadi selama bertahun-tahun.
“ Tapi tidak ada bukti ilmiah tentang hubungan itu, jadi orang-orang tidak perlu khawatir,” ujarnya, mantap.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta