Wapres Jusuf Kalla Yang Juga Menjabat Sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (merdeka.com)
Dream - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan masjid tidak boleh difungsikan untuk kegiatan politik. Apalagi jika sampai digunakan untuk mengeluarkan makian kepada kepada pihak lawan.
" Masjid jangan dipakai memaki-maki lawan politik ataupun bagaimana kita menganjurkan sesuatu yang bertentangan dari jemaah," ujar JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, dikutip dari merdeka.com.
Dilansir Antara, JK menyampaikan seruan tersebut kepada para pengurus DMI Provinsi Jambi. Menurut JK, masjid tidak boleh difungsikan untuk mengkampanyekan seseorang melawan orang lain.
Masjid, kata JK, didirikan dan dimakmurkan oleh banyak orang. Sehingga, masjid tidak boleh berpihak agar jemaah dapat terayomi.
" (Mengkampanyekan orang) di luar masjid silakan," kata JK.
Dalam pandangan JK, masjid boleh dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik. Asalkan pesan tersebut tidak mengandung pro kontra maupun dukungan ataupun penolakan kepada pihak tertentu.
Contohnya, mengajak jemaah untuk menyalurkan suara pada pemilihan umum. Juga mengajak mereka untuk memberikan kritik kepada pemerintah dengan cara yang baik.
Selanjutnya, JK mendorong peran dan fungsi masjid dapat ditingkatkan. Tidak sekadar jadi tempat ibadah, JK berharap masjid juga menjadi wadah untuk pemberdayaan umat melalui program yang terukur. (ism)
Dream - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafruddin tidak sependapat dengan hasil survei yang menyatakan 41 masjid milik pemerintah terpapar paham radikal.
" Kalau saya tidak sependapat, karena bisa saja yang ngomong satu (tapi dia) keliling sepuluh masjid," ujar Syafruddin saat bertemu dengan pimpinan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di PTIK, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.
Syafruddin mengimbau setiap masyarakat agar tidak dengan mudah menuduh sebuah masjid, yang notabene tempat suci, sebagai tempat untuk menyebarkan paham radikal. Dia menyarakan, pihak yang mengeluarkan survei untuk langsung menyebut siapa orang yang menyebarkan paham radikal tersebut.
" Yang mau dikritisi satu orang bisa saja. Masjid yang disebut. Saya tidak sependapat 41 masjid terpapar (radikal)," ucap dia.
Pria yang juga menjabat Wakil Kapolri ini berujar, jangan sampai pihak yang menyebut masjid sebagai penyebar paham radikal itu mendapat laknat dari AllahSWT.
" Makanya hati-hati jangan sampai dilaknat oleh Allah SWT menuduh-nuduh masjid radikal, tidak mungkin. Nah saya membantah," kata dia.
Survei mengenai sejumlah masjid yang diduga terpapar paham radikal dilakukan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Mereka mensurvei 100 masjid dan 41 diantaranya diduga terpapar papar paham radikal.
(Sah)
Dream - Dewan Masjid Indonesia (DMI) bakal mendorong pengembangan destinasi wisata religi berbasis masjid untuk memakmurkan dan dimakmurkan. DMI akan melihat potensi tersebut di seluruh wilayah di Indonesia.
Keinginan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol Drs H Syafruddin yang menerima kunjungan Tim Wisata Religi Berbasis Masjid di Wilayah se - Keresidenan Cirebon, Sabtu, 31 Maret 2018 di Kantor Pusat DMI, Jalan Jenggala, Jakarta Selatan.
Syafruddin mengungkapkan, para tokoh Cirebon ini datang membawa konsep Wisata Religi Berbasis Masjid yang akan memadukan empat destinasi wisata berbasis religi. Keempat destinasi itu adalah Masjid Sunan Gunung Jati, Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon dan Masjid Raya At Tagwa, Cirebon.
" Konsep Wisata Religi Berbasis Masjid ini merupakan program utama Dewan Masjid Indonesia," katanya.
Para tokoh asal Cirebon juga memaparkan dan mempresentasikan konsep Wisata Religi Berbasis Masjid tersebut yang akan dimulai dengan acara simposium.
Sedangkan peluncuran program wisata religi ini akan mulai dijalankan pada akhir April 2018 mendatang.
Audensi tersebut selain diikuti Dr Arif Risnawan SAg MM, Manager Program sekaligus Ketua Panitia Simposium Wisata Religi, juga dihadiri oleh Ketua DMI Kota Cerebon, Drs H Rokhidin MA, dan didampingi beberapa Panitia Simposium di antaranya Ranggar Putra dari Radar Cerebon, Rasyid SH dari LPBH NU dan Ustas Otong Ojie dari Pesantren Ihya Ulumuddin.
(Sah)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik