JK: Jangan Pakai Masjid Untuk Memaki Lawan Politik

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 8 Agustus 2018 10:02
JK: Jangan Pakai Masjid Untuk Memaki Lawan Politik
JK menegaskan masjid dibangun dan dimakmurkan oleh banyak orang.

Dream - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan masjid tidak boleh difungsikan untuk kegiatan politik. Apalagi jika sampai digunakan untuk mengeluarkan makian kepada kepada pihak lawan.

" Masjid jangan dipakai memaki-maki lawan politik ataupun bagaimana kita menganjurkan sesuatu yang bertentangan dari jemaah," ujar JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, dikutip dari merdeka.com.

Dilansir Antara, JK menyampaikan seruan tersebut kepada para pengurus DMI Provinsi Jambi. Menurut JK, masjid tidak boleh difungsikan untuk mengkampanyekan seseorang melawan orang lain.

Masjid, kata JK, didirikan dan dimakmurkan oleh banyak orang. Sehingga, masjid tidak boleh berpihak agar jemaah dapat terayomi.

" (Mengkampanyekan orang) di luar masjid silakan," kata JK.

 

 

1 dari 3 halaman

Boleh Menyampaikan Pesan Politik

Boleh Menyampaikan Pesan Politik © Dream

Dalam pandangan JK, masjid boleh dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik. Asalkan pesan tersebut tidak mengandung pro kontra maupun dukungan ataupun penolakan kepada pihak tertentu.

Contohnya, mengajak jemaah untuk menyalurkan suara pada pemilihan umum. Juga mengajak mereka untuk memberikan kritik kepada pemerintah dengan cara yang baik.

Selanjutnya, JK mendorong peran dan fungsi masjid dapat ditingkatkan. Tidak sekadar jadi tempat ibadah, JK berharap masjid juga menjadi wadah untuk pemberdayaan umat melalui program yang terukur. (ism)

2 dari 3 halaman

Waketum DMI: Jangan Sebut Masjid Radikal, Bisa Dilaknat Allah

Waketum DMI: Jangan Sebut Masjid Radikal, Bisa Dilaknat Allah © Dream

Dream - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafruddin tidak sependapat dengan hasil survei yang menyatakan 41 masjid milik pemerintah terpapar paham radikal.

" Kalau saya tidak sependapat, karena bisa saja yang ngomong satu (tapi dia) keliling sepuluh masjid," ujar Syafruddin saat bertemu dengan pimpinan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di PTIK, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.

Syafruddin mengimbau setiap masyarakat agar tidak dengan mudah menuduh sebuah masjid, yang notabene tempat suci, sebagai tempat untuk menyebarkan paham radikal. Dia menyarakan, pihak yang mengeluarkan survei untuk langsung menyebut siapa orang yang menyebarkan paham radikal tersebut.

" Yang mau dikritisi satu orang bisa saja. Masjid yang disebut. Saya tidak sependapat 41 masjid terpapar (radikal)," ucap dia.

Wakapolri Komjen Syafruddin bersama pengurus AMSI

Pria yang juga menjabat Wakil Kapolri ini berujar, jangan sampai pihak yang menyebut masjid sebagai penyebar paham radikal itu mendapat laknat dari AllahSWT.

" Makanya hati-hati jangan sampai dilaknat oleh Allah SWT menuduh-nuduh masjid radikal, tidak mungkin. Nah saya membantah," kata dia.

Survei mengenai sejumlah masjid yang diduga terpapar paham radikal dilakukan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Mereka mensurvei 100 masjid dan 41 diantaranya diduga terpapar papar paham radikal.

(Sah)

3 dari 3 halaman

DMI Kembangkan Wisata Religi Berbasis Masjid

DMI Kembangkan Wisata Religi Berbasis Masjid © Dream

Dream - Dewan Masjid Indonesia (DMI) bakal mendorong pengembangan destinasi wisata religi berbasis masjid untuk memakmurkan dan dimakmurkan. DMI akan melihat potensi tersebut di seluruh wilayah di Indonesia.

Keinginan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol Drs H Syafruddin yang menerima kunjungan Tim Wisata Religi Berbasis Masjid di Wilayah se - Keresidenan Cirebon, Sabtu, 31 Maret 2018 di Kantor Pusat DMI, Jalan Jenggala, Jakarta Selatan.

Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol Drs H Syafruddin yang menerima kunjungan Tim Wisata Religi Berbasis Masjid di Wilayah se - Keresidenan Cirebon, Sabtu, 31 Maret 2018

Syafruddin mengungkapkan, para tokoh Cirebon ini datang membawa konsep Wisata Religi Berbasis Masjid yang akan memadukan empat destinasi wisata berbasis religi. Keempat destinasi itu adalah Masjid Sunan Gunung Jati, Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon dan Masjid Raya At Tagwa, Cirebon.

Wisata religi berbasis masjid

" Konsep Wisata Religi Berbasis Masjid ini merupakan program utama Dewan Masjid Indonesia," katanya.

Para tokoh asal Cirebon juga memaparkan dan mempresentasikan konsep Wisata Religi Berbasis Masjid tersebut yang akan dimulai dengan acara simposium.

Wisata religi berbasis masjid

 

Sedangkan peluncuran program wisata religi ini akan mulai dijalankan pada akhir April 2018 mendatang.

Audensi tersebut selain diikuti Dr Arif Risnawan SAg MM, Manager Program sekaligus Ketua Panitia Simposium Wisata Religi, juga dihadiri oleh Ketua DMI Kota Cerebon, Drs H Rokhidin MA, dan didampingi beberapa Panitia Simposium di antaranya Ranggar Putra dari Radar Cerebon, Rasyid SH dari LPBH NU dan Ustas Otong Ojie dari Pesantren Ihya Ulumuddin.

(Sah)

Beri Komentar