Jokowi Lantik Mendikbud-Ristek Nadiem dan Menteri Investasi Bahlil Besok

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 27 April 2021 17:40
Jokowi Lantik Mendikbud-Ristek Nadiem dan Menteri Investasi Bahlil Besok
Reshuffle kabinet terbatas ini dilakukan usai usulan pemerintah melebur Kemendikbud dengan Kemeristek dan pembentukan Kementerian Investasi

Dream - Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut akan melakukan reshuffle (perombakan) kabinet terbatas, Rabu 28 April 2021. Ada dua menteri yang akan dilantik di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu siang besok.

" Iya, besok siang (pelantikan)," kata sumber Liputan6.com saat dikonfirmasi, Selasa 27 April 2021.

Sumber tersebut mengungkapkan Jokowi akan melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dikbud-Ristek). Kemudian, melantik Bahlil Lahadalia menjadi Menteri Investasi.

Selain itu, Jokowi disebut juga mengangkat Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN). Namun, belum diketahui siapa sosok yang akan mengisi posisi tersebut.

1 dari 6 halaman

Reshuffle Terbatas

Adapun reshuffle kabinet terbatas ini dilakukan usai usulan pemerintah melebur Kemendikbud dengan Kemeristek dan pembentukan Kementerian Investasi disetujui oleh DPR RI.

Nadiem sendiri sebelumnya hanya menjabat sebagai Mendikbud. Sementara itu, Bahlil Lahadalia sebelumnya mengisi posisi Kepala Badan Koordinasi Penanamam Modal (BKPM).

Sebagai informasi, Bambang Brodjonegoro sebelumnya menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN. Bambang sendiri beberapa waktu lalu telah menyatakan pamit dari kementetriannya.

Sumber: liputan6.com

2 dari 6 halaman

Santer Isu Reshuffle, Nadiem Makarim Temui Megawati

Dream - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu diketahui berlangsung selama dua jam.

Nadiem membagikan foto pertemuannya dengan Megawati melalui akun Instagram @nadiemmakarim, Selasa 20 April 2021. Nadiem sempat berswafoto dengan Megawati.

" Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Saya banyak belajar dari pengalaman beliau," tulis Nadiem.

3 dari 6 halaman

Spekulasi Netizen

Unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Banyak yang berspekulasi mengenai maksud pertemuan itu berkenaan dengan isu reshuffle kabinet yang mencuat.

" Alhamdulillah sudah silaturahmi dengan ibu, dijamin lolos dari reshuffle," kata seorang netizen.

" Ciieee cari posisi aman," sahut lainnya.

" Saya harap mas menteri aman dari reshuffle,, menteri pendidikan terbaik ????," kata netizen.

 

4 dari 6 halaman

Pembahasan

Sebagai informasi, Merdeka Belajar adalah program yang dijalankan Nadiem sejak dirinya dilantik menjadi Mendikbud. Dengan program tersebut, siswa dan guru diharapkan bisa belajar bersama, dengan model pembelajaran yang tak hanya satu arah.

Sementara itu, profil pelajar Pancasila bertujuan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang memiliki kompetensi global dan memiliki nilai-nilai Pancasila.

Ada enam karakter yang perlu diaplikasikan dalam profil pelajar Pancasila ini, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, gotong royong, dan kreatif.

5 dari 6 halaman

Isu Reshuffle

Di sisi lain, pertemuan Nadiem dan Megawati ini berlangsung di tengah kencangnya isu reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo.

Isu reshuffle ini mulai ramai diperbincangkan usai DPR RI menyetujui peleburan Kemenristek ke dalam Kemendikbud dan juga pembentukan Kementerian Investasi.

6 dari 6 halaman

Sedang Jadi Sorotan

Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menjadi sorotan terkait beredarnya Kamus Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dituding menghilangkan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari, dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

Namun, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, Kemendikbud tidak pernah menghilangkan jejak tokoh pendiri bangsa, apalagi Hadratus Syekh Hasyi Asy'ari. Menurut dia, buku yang beredar itu merupakan bentuk salinan lunak yang masih dalam tahap penyempurnaan.

" Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," katanya dikutip dalam laman kemdikbud.go.id, Selasa 20 April 2021.

Beri Komentar