Kaisar Naruhito (Foto: Shutterstock)
Dream - Kekaisaran Jepang sedang jadi perhatian dunia. Kaisar Akihito yang sudah bertahta selama 30 tahun, pada 30 April 2019 kemarin mengumumkan bahwa ia menyerahkan kepemimpinannyaa. Sang putra mahkota, Kaisar Naruhito, yang bakal menggantikannya.
Keputusan untuk turun tahta yang dilakukan Kaisar Akihito ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah kekaisaran Jepang. Kaisar sebelum-sebelumnya menjabat sebagai Raja hingga akhir hayat.
Setelah pengunduran diri Akihito, rencananya, Putra Mahkota Naruhito, 59 tahun, akan naik tahta pada Rabu, 1 Mei 2019. Untuk merayakan hal tersebut Kedutaan Besar Jepang di Indonesia mengundang seluruh masyarakat Tanah Air memberi dukungan dan selamat pada Kaisar baru mereka.
Hal ini diungkapkan Masafumi Ishii, Duta Besar Jepang untuk Indonesia di akun Instagram resminya. Ia pun mempersilakan warga Indonesia datang ke kedutaan untuk memberi ucapan selamat.
View this post on Instagram
" Hari ini, Era Heisei selesai. Besok, Era Reiwa dimulai. Dubes Ishii berharap saudara semua datang ke Kedutaan Besar Jepang untuk tanda tangan buku ucapan selamat penobatan Putra Mahkota Naruhito pada tanggal 2-3 dan 6-8 Mei mendatang," ucapnya.
Dream - Kaisar Akihito, 85 tahun mengakhiri pemerintahan yang sudah berjalan tiga dasawarsa, esok hari, Selasa, 30 April 2019. Tahta kekaisaran Jepang akan jatuh ke putranya, Putra Mahkota Naruhito.
Dengan keputusan ini, Akihito menjadi kaisar pertama yang turun tahta dalam 200 tahun kerajaan Jepang.

Dilaporkan Japan Today, Akihito mundur karena dua alasan utama. Pertama, Kaisar Akihito khawatir mengenai usianya dan kesehatannya yang terus menurun.
Akihito mengatakan, sebetulnya sudah ingin mundur pada Agustus 2016. Saat itu kondisinya masih sehat dan bugar.
Meski tak diatur dalam undang-undang Jepang, pengunduran Akihito memberi kesan penting dalam masyarakat Jepang.
Sebagai simbol, menurut pengamat, Akihito ingin kehadiran kerajaan dapat selalu dilihat masyarakat.
Meski demikian, upaya pengunduran diri ini juga dapat dibaca sebagai cara Akihito melanggengkan kedudukan keluarga di kerajaan Jepang.
Kedua, Akihito dikenal sebagai salah satu pendobrak tradisi kerajaan. Dia merupakan pria yang menikahi gadis di luar garis keturunan darah biru bernama Michiko.
Michiko kemungkinan juga akan membongkar tradisi pemakaman dalam kerajaan yang langgeng berabad-abad. Michiko meminta jasadnya dikremasi saat sudah meninggal.
Setelah mundur, Akihito akan memegang gelar baru, Kaisar Emeritus. Akihito tidak akan lagi bergelut dengan dokumen dan upacara penerimaan pejabat, serta ritual suksesi putranya, Naruhito.
Akihito akan menikmati masa pensiunnya dengan pergi ke museum dan konser, atau menghabiskan waktu untuk penelitiannya di sebuah vila kekaisaran di tepi laut.
Setelah pengunduran Akihito, rencananya, Putra Mahkota Naruhito, 59 tahun, akan naik tahta pada Rabu, 1 Mei 2019.
Naruhito dikenal sebagai musisi dan penjelajah yang menghabiskan dua tahun berkuliah di Oxford, Inggris. Dia dikenal menulis makalah tentang sistem transportasi Sungai Thames abad ke-18, setelah mempelajari sejarah di Universitas Gakushuin.
Istrinya, Masako, mantan diplomat berpendidikan Harvard, pulih dari kondisi stres setelah melahirkan putri mereka Aiko di tengah tekanan untuk menghasilkan anak laki-laki. (ism)
Advertisement

Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya



Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan