Kandungan Surat Abasa, Asbabun Nuzul dan Keutamaan yang Luar Biasa bagi Umat Islam

Reporter : Arini Saadah
Selasa, 18 April 2023 12:36

Ilustrasi Membaca Al-Quran. (Foto: Pexels.com/mohammad Ramezani)

Surat Abasa turun sebagai teguran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW karena telah mengabaikan kunjungan seorang tamu di rumahnya.

Dream – Mengetahui kandungan surat Abasa merupakan salah satu upaya untuk memahami pesan dari kumpulan firman Allah dalam Al-Quran. Kitab suci umat Islam ini berisi pesan Tuhan yang penting bagi kehidupan, inilah mengapa keberadaannya disebut sebagai pedoman hidup manusia.

Akan tetapi jika tidak dipahami isinya, pesan Tuhan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak sampai ke manusia. Artinya kumpulan ayat-ayat itu tak ubahnya seperti buku-buku lainnya yang tak bermakna. Maka dari itu, penting bagi umat Islam untuk memahami isinya alih-alih membacanya saja.

Termasuk salah satunya memahami isi kandungan surat Abasa. Surat Abasa merupakan surat yang menempati posisi ke-80 dalam perurutan Al-Quran. Surat yang terdiri dari 42 ayat ini berada di juz 30. Surat Abasa diturunkan di Kota Makkah sehingga surat ini tergolong ke dalam surat Makkiyyah.

Secara umum, kandungan surat Abasa ialah bentuk teguran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW karena telah mengabaikan kunjungan seorang tamu di rumahnya. Lebih jelasnya berikut kandungan surat Abasa lengkap asbabun nuzul dan keutamaannya yang luar biasa bagi umat Islam.

1 dari 3 halaman

Asbabun Nuzul Surat Abasa

Sebelum lebih lanjut membahas kandungan surat Abasa, terlebih dahulu kita harus mengetahui sebab turunnya atau asbabun nuzul. Kamu bisa melihat bacaan lengkap surat Abasa di Al-Quran Digital Dream.co.id. Telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Aisyah meriwayatkan bahwa Allah SWT menurunkan surat Abasa berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang kondisinya buta. Dia menemui Rasulullah SAW lalu berkata, “ Rasulullah, berilah aku bimbingan.” Saat itu Rasulullah SAW sedang menerima kunjungan para pemuka kaum Quraisy. Karena itu Rasulullah mengabaikannya dan memerintahkan yang lain. Ibnu Ummi Maktum bertanya, “ apakah menurutmu perkataanku salah?” Beliau menjawab, “ Tidak.” Kemudian turun surat ini (Abasa) sebagai teguran kepada Rasulullah SAW. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

Dari hadis tersebut, Rasulullah SAW sedang menerima kunjungan para pemuka kaum kafir Quraisy yaitu Uthbah bin Rabi’ah, Abu Jahal, dan Abbas bin Abdul Muthalib yang mana beliau berharap mereka mau memeluk Islam. Inilah mungkin yang jadi alasan beliau SAW sedikit mengabaikan seorang tamu lanjut usia, Ummi Maktum.

Selanjutnya, hadis yang diriwayatkan oleh Barra’ radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “ Ketika turun ayat, ‘Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang)’ dengan orang yang berjihad di jalan Allah. ‘Rasulullah SAW lalu menyuruh Zaid hingga datanglah dia membawa catatan yang ditulisnya. Ibnu Ummu Maktum lalu mengadukan kepada Rasulullah SAW halangannya karena buta serta telah lanjut usia. Lalu turunlah ayat berikut ini, ‘Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (tidak turut dalam berperang) yang tidak mempunyai uzur.” (HR. Muslim)

2 dari 3 halaman

Kandungan Surat Abasa

Ilustrasi

Kandungan surat Abasa secara umum berisi tentang teguran kepada Nabi Muhammad SAW. Pada ayat 1 sampai 16, Allah menegur Rasulullah SAW yang lebih mengutamakan pemuka kafir Quraisy daripada seorang buta lansia yang meminta diajarkan Al-Quran.

Ayat 1 sampai 16 surat Abasa ini turun sebagai peringatan untuk umat Islam agar selalu menghargai setiap orang dalam berdakwah. Artinya tidak pilih-pilih hingga mendiskriminasi orang berdasarkan statusnya. Dan janganlah bermuka masam kepada orang yang ingin belajar tentang kebaikan, terutama belajar Al-Quran.

Selain sebagai teguran, kandungan surat Abasa juga berisi tentang dalil keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Berkehendak menghidupkan dan mematikan setiap makhluk-Nya.

Tak hanya itu, kandungan surat Abasa juga berisi cerita tentang kondisi hari kiamat sebagai peringatan kepada manusia agar mempersiapkan amal kebaikan sebagai bekal menghadapinya.

Surat Abasa juga mengandung makna supaya kita menghargai setiap orang yang diberi dakwah tanpa membeda-bedakan statusnya. Terakhir, kandungan surat Abasa ialah berisi ancaman Allah kepada manusia yang mengingkari nikmat-Nya. Mereka akan mendapat celaan dari-Nya.

3 dari 3 halaman

Keutamaan Surat Abasa yang Luar Biasa

Selain mengetahui kandungan surat Abasa, Sahabat Dream juga perlu tahu keutamaan surat ini. Pasalnya surat Abasa memiliki keutamaan yang menakjubkan. Mengetahui keutamaan ini semoga bisa meningkatkan semangat kita dalam membaca surat Abasa. Berikut beberapa keutamaan surat Abasa yang penting diketahui umat Islam:

Termasuk surat Al-Mufashshal yang diberikan kepada Rasulullah SAW sebagai tambahan, sehingga beliau memiliki keistimewaan dibandingkan para nabi pendahulunya.

Muslim yang membaca surat Abasa akan mendapatkan perlindungan dari Allah dan masuk surga. Abi Abdullah berkata, “ Barangsiapa yang membaca ‘abasa watawalla (Surat Abasa), dan idzasy-syamsu kuwwirat (At-Takwir), maka ia akan berada di bawah sayap (perlindungan) Allah, di dalam naungan Allah dan kemuliaan-Nya, di dalam surga-Nya, Insya Allah.” (Tsawabul A’mal: 151)

Rutin membaca surat Abasa akan membuatnya keluar dari kubur dalam keadaan bahagia. Nabi SAW bersabda, “ Barangsiapa membaca surat ini (Surat Abasa), maka ia keluar dari kuburnya di hari kiamat dengan tertawa dan bahagia. Barangsiapa yang menulisnya pada kulit kijang, dan menggantungnya (menjadikannya kalung), maka ia tidak melihat kecuali kebaikan ke mana pun ia menghadapi.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 211)

Surat Abasa dapat dijadikan doa bagi musafir supaya mendapatk perlindungan dan keselamatan selama perjalanan. Ash-Shidiq berkata, “ Ketika seseorang musafir membacanya di jalan, maka apa pun yang di sekitar jalannya sudah cukup baginya (memenuhi kebutuhannya) dalam perjalanan itu.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 211)

Demikian itulah kandungan surat Abasa lengkap dengan asbabun nuzul dan keutamaannya yang luar biasa bagi umat Islam. Setelah mengetahui fadhilahnya, maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak mengamalkan surat Abasa.