Kandungan Surat Al Qalam, Peringatan Bagi Kaum Yang Membangkang

Reporter : Ulyaeni Maulida
Senin, 1 Februari 2021 08:05
Kandungan Surat Al Qalam, Peringatan Bagi Kaum Yang Membangkang
Mereka inilah golongan orang-orang yang mendapat penghinaan pada hari kiamat akibat perbuatan mereka.

Dream – Surat Al Qalam terdiri dari 52 ayat. Surat Al Qalam termasuk dalam golongan surat Makiyyah yang diturunkan sesudah surat Al Alaq.

Nama Al Qalam diambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya pena. Surat ini dinamai pula dengan surat Nun (huruf nun)

Surat Al Qalam berisi bantahan dari orang-orang musyrikin terhadap Nabi Muhammad SAW dan memperingatkan agar jangan mengikuti kemauan mereka. Mereka inilah golongan orang-orang yang mendapat penghinaan pada hari kiamat akibat perbuatan mereka.

1 dari 5 halaman

Isi Kandungan Surat Al Qalam

Ilustrasi Berdoa

 

Berikut ini adalah isi kandungan dari ayat-ayat yang terdapat surat Al Qalam:

  1. Nabi Muhammad SAW bukanlah orang yang gila melainkan manusia yang berbudi pekerti agung (ayat 1-7)
  2. Larangan mentaati orang-orang yang mendustakan kebenaran (ayat 8-16)
  3. Nasib yang dialami pemilik-pemilik kebun sebagai contoh orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah (ayat 17-33)
  4. Allah SWT sekali-kali tidak menyamakan orang-orang yang baik dengan orang-orang yang buruk (ayat 34-51)
  5. Al Quran adalah peringatan bagi seluruh umat (ayat 52).
2 dari 5 halaman

Kisah Dalam Surat Al Qalam

Ilustrasi Berdoa

 

Al Quran tidak hanya menyerukan untuk terus berbuat kebaikan. Namun, juga berisi kisah-kisah yang dapat menjadi pembelajaran bagi umat Muslim diseluruh dunia.

Salah satunya dalam surat Al Qalam. Sebagian besar isi dalam surat Al Qalam mengisahkan tentang para pemilik kebun yang diuji oleh Allah SWT ketika mereka melarang orang-orang miskin mencicipi hasil kebun mereka dan bersikap kikir atas karunia Allah.

Sebagian ulama mengganggap kisah ini sebagai kisah simbolik, namun sebagian lagi meyakininya sebagai kisah nyata.

Para ulama yang meyakininya sebagai kisah nyata mengatakan di Yaman yang terletak 6 mil dari San’a, ada orang tua yang sholeh. Orang tua ini memiliki banyak anak dan juga harta serta kebun. Orang tua ini selalu menyisihkan hasil kebunnya untuk diberikan kepada fakir miskin dan bahkan membiarkan fakir miskin tersebut memasuki kebun-kebunnya untuk mencicipi hasilnya.

3 dari 5 halaman

Pemilik-pemilik kebun yang diceritakan dalam surat Al Qalam (ayat 17 – 33) merupakan keturunan dari orang tua tersebut. Dalam surat ini dikisahkan bahwa para pemilik kebun bersumpah untuk memetik habis hasil kebun mereka pada pagi hari, agar tidak diketahui oleh orang-orang miskin, supaya mereka mendapatkan untung yang sangat banyak dan tidak mengeluarkan sedekahnya barang sedikitpun.Dan dengan kesombongannya mereka pun tidak mengucapkan Insya Allah dalam sumpah mereka, sehingga Allah membuat mereka melanggar sumpah mereka.

Dalam ayat 18-19 disebutkan bahwa Allah menimpakan bencana bagi kebun mereka ketika mereka sedang tidur nyenyak. Tidak dijelaskan dalam surat ini seperti apa bencana yang terjadi, namun kata “ Kaashshoriim” pada ayat 20 bisa berarti Allah menjadikan kebun itu hitam seperti malam gelap gulita atau bisa juga berarti punah seperti habis di petik seluruhnya.

Kemudian pada pagi harinya mereka saling panggil memanggil untuk pergi memetik hasil kebun mereka. Lalu dijelaskan dalam ayat berikutnya (21 – 23), mereka pergi dengan saling berbisik-bisikan sehingga percakapan mereka tidak terdengar orang lain.

4 dari 5 halaman

Namun kemudian, Allah menerangkan bisikan mereka seperti dalam bunyi ayat (24). Yaitu, Pada hari itu mereka melarang ada orang miskin yang masuk ke kebun mereka supaya orang miskin tidak ikut mencicipi hasil jerih payah mereka.

Allah berfirman, “ Dan pergilah mereka di pagi hari dengan tekad kuat,” (ayat 25) yaitu dengan kekuatan, kemarahan dan keinginan menguasai kebun mereka. Dan ketika mereka mendapati kebun mereka telah hitam kelam, mereka pun menyadari kesalahan mereka.

Itulah sebabnya pada ayat 26 mereka mengatakan, “ Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat,” yakni karena mereka meyakini diri mereka benar, padahal salah (Tafsir Ibnu Katsir).

Tapi ada sebagian Ahli tafsir lagi mengartikan bahwa sesat disini maksudnya mereka mengira telah salah jalan dan ini bukanlah kebun mereka. Kemudian orang yang paling baik pikirannya diantara mereka mengatakan bahwa “ Bukankah telah aku katakan kepadamu agar kamu bertasbih, “ yaitu hendaklah mengatakan “ Insya Allah” dan mensyukuri nikmat-Nya (Tafsir Ibnu katsir, ayat 28).

Kemudian mereka menyesal dengan penyesalan yang tidak berguna, sehingga mereka berkata, “ Qoolu subhaana robbinaa, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Ayat ini menjelaskan bahwa mereka mensucikan Rabb (Tuhan Yang Mendidik dan Memelihara mereka) ketika sadar akan kesalahan mereka dan mengakui kezaliman mereka.

Pada ayat 30, Mereka juga berharap Allah akan mengampuni dosa mereka dan menggantikan dengan kebun yang lebih baik daripada itu. Kemudian mereka saling menyalahkan dan saling cela mencela. Salah seorang mereka mengatakan, “ Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas” (ayat 31-32)

5 dari 5 halaman

Ilustrasi Berdoa

Pada ayat 33, sebagai penutup kisah ini Allah berfirman, “ kadzaalikal ‘adzab.” maksudnya itulah azab bagi orang-orang yang membangkang perintah Allah dan kufur terhadap nikmat-Nya. “ wala’adzabul aakhiroti akbar”, dan sesungguhnya azab akhirat itu lebih besar untuk orang-orang yang tidak mau bertaubat.

Dalam ayat 17-33 turun sebagai perumpamaan yang dialamatkan kepada kaum kafir Quraisy yang telah diberi rahmat besar oleh Allah Ta’ala, yaitu dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada mereka, namun mereka menyambutnya dengan pendustaan dan perlawanan.

 

(Diambil dari berbagai sumber)

Beri Komentar