Usai Bali, Kini Kawanan Burung Pipit Mati Berjatuhan di Balai Kota Cirebon

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 14 September 2021 15:00
Usai Bali, Kini Kawanan Burung Pipit Mati Berjatuhan di Balai Kota Cirebon
Burung-burung itu banyak mati.

Dream - Fenomena kawanan burung pipit berjatuhan dan mati kembali terjadi. Kali ini berlangsung di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat.

Burung-burung tersebut sebagian besar ditemukan dalam keadaan mati di dekat pohon. Hanya sedikit burung yang mampu bertahan namun dalam kondisi basah.

Petugas Balai Kota Cirebon, Prasijo Raharjo Utomo, menyatakan kejadian ini berlangsung tadi pagi. Tepatnya setelah hujan deras.

" Pohon ini memang tempat titik kumpulnya burung, biasanya banyak di sini," ujar Prasijo.

 

1 dari 8 halaman

Pertama Kali Terjadi di Cirebon

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab kejadian tersebut. Diduga burung jatuh akibat hujan deras.

" Mungkin tiba-tiba hujan, jadi burungnya kebasahan dan pada jatuh," kata Prasijo.

Menurut dia, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Balai Kota Cirebon. Memang, kata dia, pepohonan di Balai Kota menjadi tempat berkumpul burung-burung.

Pagi ini, hujan mengguyur Cirebon. Hujan deras turun di pagi hari, kemudian gerimis hingga menjelang siang.

Peristiwa semacam ini sebelumnya terjadi di Kabupaten Gianyar, Bali. Kawanan burung berjatuhan akibat hujan deras disertai angin, dikutip dari radarcirebon.

2 dari 8 halaman

Ini Dugaan Penyebab Kematian Kawanan Burung Pipit di Bali

Dream - Video berisi kawanan burung pipit mati jatuh berserakan di Gianyar, Bali, tengah viral di media sosial. Peristiwa ini menarik perhatian lantaran tergolong aneh dan langka,

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Gianyar, I Made Santiarka, membenarkan, peristiwa tersebut. Menurut dia, dugaan sementara penyebab jatuh dan matinya kawanan burung tersebut yaitu perubahan cuaca.

" Mungkin ada perubahan cuaca, itu diagnosis sementara, untuk diagnosis selanjutnya kita ambil sampel dan kita cek ke lab," ujar Santiarka.

Dia mengaku sudah memeriksa ke lokasi dan warga telah mengubur bangkai kawanan burung tersebut. Santiarka menjelaskan kawanan burung pipit tersebut memang bersarang di pohon asem satu-satunya di kawasan pemakaman.

3 dari 8 halaman

Dihantam Hujan Lebat dan Angin Kencang

Populasi burung pipit tersebut sangat banyak. Mereka hidup dengan bergerombol.

Sedangkan pada Kamis dini hari, 9 September 2021, Santiarka mengatakan terjadi hujan lebat dan angin kencang. Diduga, burung-burung tersebut basah kuyup dan berjatuhan hingga mati.

" Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara, burungnya enggan lari," kata Santiarka.

 

4 dari 8 halaman

Berjatuhan Akibat Tak Kuat Menahan Hujan

Burung-burung itu, kata Santiarka, bertahan di pohon asem saat hujan lebat. Dia menduga air hujan membuat burung-burung itu melemah.

" Dia bertahan saja, diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.

Sebagian burung dilaporkan selamat. Begitu tubuhnya kering karena sinar matahari, burung-burung yang selamat terbang kembali.

" Ini peristiwa alam. Bulu burung itu sulit ditembus air, tapi saking lebatnya hujan karena banyak airnya, basah dan tidak bisa terbang," terang Santiarka, dikutip dari Merdeka.com.

5 dari 8 halaman

Fenomena Misterius Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali Kembali Terulang

Dream - Fenomena burung pipit berjatuhan dan jumlah bangkai cukup banyak kembali terulang di Bali. Kawanan burung yang mati kali ini ditemukan berserakan di tanah persawahan di Pulau Dewata tersebut.

Peristiwa itu terekam kamera dan viral setelah diunggah akun Instagram @balibroadcast. Terlihat banyak sekali burung pipit tergeletak di tanah.

Menurut keterangan admin, peristiwa itu terjadi pada Kamis pagi, 9 September 2021. Video itu diambil di Setra Br Sema Pring, Gianyar, Bali.

 

6 dari 8 halaman

Terlihat Masih Ada Burung yang Hidup

Sebagian besar burung pipit tampak tak bergerak. Tidak sedikit yang masih bisa berdiri dan bergerak-gerak.

Admin menduga peristiwa ini terjadi akibat hujan dan angin yang melanda Gianyar. Peristiwa alam itu membuat burung tak mampu terbang akibat sayap yang basah hingga berjatuhan ke tanah persawahan. 

Belum bisa dipastikan faktor apa yang membuat banyak burung pipit tersebut berjatuhan, bahkan sebagian di antaranya seperti tampak sudah mati.

Video ini mengundang reaksi dari warganet. Banyak yang kasihan melihat burung-burung tersebut.

 

7 dari 8 halaman

Pernah Terjadi 3 Tahun Lalu

Fenomena burung berjatuhan ternyata pernah terjadi empat tahun silam dan di bulan yang sama, tepatnya 25 September 2017. Masih di Bali namun di kawasan Karangasem, kala itu ribuan burung pipit ditemukan mati secara tiba-tiba.

Bangkai burung-burung itu berserakan di bawah pohon yang terlihat mengering seperti terbakar di halaman gudang Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Karangasem.

Di hari yang sama, Gunung Agung mengeluarkan asap putih. Kala itu muncul dugaan burung-burung itu mati karena menghirup asap putih itu.

Bangkai burung pipit juga ditemukan di sejumlah lokasi lain. Tetapi, jumlahnya tidak sebanyak di halaman Dinas PUPR.

Staf Dinas PUPR Karangasem, Wayan Darmaji, mengatakan dia akan memarkirkan mobilnya di halaman gudang. Tetapi, saat tiba di gerbang, dia dihentikan oleh rekan-rekannya satu kantor.

" Saya dihentikan oleh teman-teman, tidak dikasih masuk. Katanya ada ribuan burung yang mati berserakan di halaman, bawah pohon kepuh," kata Darmaji, dikutip dari merdeka.com, Kamis, 28 September 2017.

8 dari 8 halaman

Warga Menduga Akibat Aktivitas Gunung Agung

Bangkai-bangkai burung itu kemudian dikumpulkan dan dikubur di pinggir sungai. Menurut Darmaji, pohon kepuh di halaman gudang kantornya memang menjadi tempat yang nyaman bagi burung pipit untuk bertengger.

Warga menduga burung-burung itu mati karena kadar belerang di udara, menyusul meningkatnya aktivitas seismik Gunung Agung. Asap putih menyembur dari kawah Gunung Agung hingga ketinggian 200 meter dari ujung dinding kawah.

Meski demikian, dugaan tersebut belum dapat dipastikan. Belum ada ahli yang memeriksa penyebab kematian burung-burung itu.

Beri Komentar