Kegigihan Tukang Parkir Sekolahkan Anaknya, Ada yang Kuliah hingga Masuk Polri

Reporter : Okti Nur Alifia
Senin, 1 Agustus 2022 08:01
Kegigihan Tukang Parkir Sekolahkan Anaknya, Ada yang Kuliah hingga Masuk Polri
"Saya bertekad anak-anak harus kuliah," katanya.

Dream - Ini kisah Frans Lopo (52), tukang parkir yang berhasil menyekolahkan anak-anakny sampai ke perguruan tinggi dan sekolah kepolisian. Salah satunya Valen Ayenty Lopo (18) yang berhasil lolos seleksi bintara Polri untuk penididikan gelombang I Tahun 2023.

Frans tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia merasakan buah manis dari perjuangannya. Awalnya Valen tidak terpilih karena Polri tidak menerima peserta perempuan dari jalur Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) logistik. Valen adalah peserta yang lulus di bintara Polri Panda Polda NTT pada Sabtu, 2 Juli 2022.

Bak sinetron, keajaiban datang. Sepekan setelah tidak terpilihnya Valen, mereka mendapat kabar dari Bagian Dalpers Biro SDM Polda NTT soal penambahan kuota Bakomsus logistik. Sementara itu Nusa Tenggara Timur (NTT) kebagian satu orang Polwan.

Kabar ini seperti angin segar yang mampu menghapus air mata Valen. Dia merupakan satu-satunya Polwan dari jalur Bakomsus logistik. Lalu dia terpilih menjadi peserta didik gelombang I TA 2023 di Sepolwan Ciputat Jakarta.

1 dari 4 halaman

Kegigihan Menyekolahkan Anaknya

Frans sebenarnya sudah legowo ketika anaknya tak terpilih dan menghibur Valen sambil memberi motivasi agar ikut seleksi lagi tahun 2023. 

Ketika mendengar kabar bahagia itu, dia menyambutnya dengan sukacita. Frans mengaku mendapat informasi sepulang dari gereja. Setelahnya ia kembali mengajak istri dan anak-anaknya berdoa, untuk mensyukuri kelulusan Valen.

Frans dan istrinya Yuliana Ninef, mempunyai lima anak. Meskipun hanya berprofesi sebagai tukang parkir nyatanya hal itu tak membuat goyah semangatnya untuk terus menyekolahkan anak-anaknya.

Putri sulungnya bernama Juana Fitriani Lopo sedang kuliah di jurusan PGSD FKIP Undana. Anak kedua bernama Marlin Lopo merupakan mahasiswi jurusan administrasi negara FISIP Undana.

Sementara anak ketiganya, yakni Valen langsung mengikuti tes Polwan pascatamat dari SMKN 6 Kupang. Anak keempat masih di bangku SMA dan anak kelima masih di bangku Sekolah Dasar.

 

2 dari 4 halaman

Juru Parkir 30 Tahun

Frans Lopo, pria asal Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sudah menjadi juru parkir selama 30 tahun. Dia menjadi tukang parkir di toko kue di Kota Kupang. 

Frans datang dari kampung halaman pada tahun 1990, dahulu ia bekerja sebagai kondektur mobil toko bangunan, lalu pindah bekerja ke sebuah toko mebel. Hingga ia beralih profesi jadi tukang parkir tahun 1992.

Dia menikahi wanita pujaannya, Yuliana Ninef, mereka tinggal di RT 01/RW 01, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

3 dari 4 halaman

Frans bekerja sebagai tukang parkir mulai dari pagi hingga petang. Pendapatannya pun tidak menentu, antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per hari.

Setiap hari Frans diberi target setoran dari Dinas Perhubungan Kota Kupang. Setelah memenuhi target itu, dia bisa membawa pulang uang antara Rp60.000 hingga Rp70.000.

" Setiap hari saya wajib setor Rp85.000 ke Dinas Perhubungan Kota Kupang. Kelebihan dari itu yang menjadi pendapatan saya, jadi pendapatan tiap hari tidak menentu," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Walau pendapatannya tak menentu, dia tetap bekerja keras untuk mencari rupiah demi menyekolahkan anak-anaknya. Untuk tambahan biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak, Frans dan istri memelihara babi di belakang rumah. 

" Saya bertekad anak-anak harus kuliah," tegasnya.

Sang istri, Yuliana Ninef pun tidak malu berkeliling ke rumah tetangga untuk mengumpulkan makanan sisa. Demikian pula dengan Frans. Setelah pulang jaga parkir, ia menyinggahi tempat-tempat sampah di Kota Kupang untuk mencari makanan babi.

Sumber: Merdeka.com

 

 

Beri Komentar