Dream – Bani Israil merupakan keturunan Nabi Yakub AS yang berpedoman pada Kitab Taurat sebagai petunjuk hidup. Bani Israil sangatlah berbeda dengan gerakan Zionisme yang lahir di negara Israel.
Namun demikian, Bani Israil juga dikenal sebagai kaum pembangkang dan perusak. Dikisahkan, Bani Israil pernah membuat kerusakan di Palestina hingga Allah menurunkan azab kepada mereka.
Kezaliman Bani Israil ini diabadikan dalam Al-Quran sebagai pelajaran bagi manusia, khususnya umat Islam.
Kesombongan Bani Israil sangatlah melampaui batas, sehingga Allah memberikan hukuman yang pantas untuk mereka. Azab yang diberikan kepada Bani Israil ini terjadi setelah masa kenabian Nabi Yakub AS.
Perilaku buruk Bani Israil banyak diabadikan dalam Al-Quran, salah satunya sifat mereka yang keras kepala, ingkar, dengki, sombong, suka membangkang, menolak kebenaran dan lain sebagainya.
Dalam Kitab Taurat, Allah memberitahu Nabi musa bahwa Bani Israil akan membuat kerusakan di bumi Palestina sebanyak dua kali. Allah pun menggerakkan musuh Bani Israil untuk menghancurkan mereka.
Setelah menerima azab, mereka pun bertaubat kepada Allah dan dibebaskan dari hukuman.
Kerajaan, kekayaan, dan kekuatan mereka dikembalikan. Akan tetapi ternyata mereka kembali kufur dan membuat kerusakan.
Allah mengerahkan kembali musuh-musuh mereka untuk menghancurkannya. Ini merupakan azab dunia yang dikirimkan Allah kepada mereka, sedangkan di akhirat nanti azab Allah akan lebih pedih.
Bani Israil merupakan kaum yang banyak dibicarakan dalam Al-Quran. Kisah-kisah di dalam kitab suci ini diabadikan Allah agar menjadi pelajaran bagi manusia untuk tidak mengulangi kesalahan Bani Israil. Berdasarkan Tafsir Kementerian Agama, disebutkan dua kejahatan Bani Israil yang pada akhirnya diazab Allah SWT:
Bani Israil terlampau menyombongkan dirinya, sehingga Allah mengirimkan azab kepada mereka. Bani Israil pernah mengalami kehancuran dan terbagi menjadi dua kerajaan yaitu Yahudza di bagian selatan yang terdiri dari sua suku Bani Israil; Yahudza dan Benyamin. Raja pertamanya adalah Rehoboam, putra Nabi Sulaiman.
Kerajaan kedua adalah Israil di bagian utara yang terdiri atas 10 suku lainnya. Raja pertamanya adalah Jeroboam bin Nebat.
Kerajaan Israil diserang oleh Raja ‘Asyur, Sanharib, yang memasuki kota Samurra (Ibukota Kerajaan Israil), menawan Bani Israil dan membawa mereka ke ‘Asyur. Kemudian runtuhlah kerajaan Israil setelah berjaya selama 250 tahun.
Azab Allah tak berhenti di situ, Dia mengerahkan tentara Babilonia di bawah pimpinan Raja Nebukadnezar.
Kerajaan ini dikenal bengis dan berambisi memperluas negrinya dengan jalan membunuh, merampas dan merampok penduduk yang ditaklukkan.
Bani Israil juga terkena imbas dari kekejaman dan ambisi Raja Nebukadnezar. Para ulamanya dibunuh dan Kitab Taurat dibakar habis.
Kota sucinya, Yerussalem dibumihanguskan. Demikianlah nasib Bani Israil karena menyimpang dari perintah Allah SWT.
Tak hanya itu, Bani Israil juga mengalami nasib yang lebih memprihatinkan. Di antara mereka ada yang dibawa ke Babilonia, ditawan Raja Nebukadnezar berkali-kali hingga akhirnya kerajaan Yahudza runtuh.
Setelah keruntuhan itu, Allah memberikan kekuasaan kembali kepada Bani Israil. Setelah Babilonia berhasil dikalahkan oleh Raja Cyrus, Kisra Persia yang pertama dari keluarga Sasan memerdekakan tawanan dari Bani Israil dan mengirimnya kembali ke Palestina pada 536 M.
Karunia Allah kepada Bani Israil itu diberikan karena mereka telah bertaubat kepada-Nya. Allah memberikan kesempatan kepada mereka untuk membangun kembali negerinya dan menyelamatkan keluarga serta harta bendanya.
Bani Israil akhirnya kembali menjadi bangsa yang merdeka dan menguasai kembali negerinya. Kerajaan baru itu mereka namai Kerajaan Yahudi, yang merupakan rahmat Allah untuk mereka.
Dalam ayat tersebut dijelaskan, manusia berada dalam bimbingan wahyu Allah dan sebaiknya berjalan sesuai petunjuk-Nya. Dengan begitu mereka dapat merasakan nikmat dan rahmat Allah yang disebarkan di dunia. Namun jika mereka menyimpang dan mengikuti kehendak nafsu semata, maka nasib buruk yang akan menimpa.
Allah kemudian menjatuhkan hukuman kepada Bani Israil sebagai konsekuensi dari perbuatan jahat mereka yang diulangi. Pada saat itu, Allah membiarkan mereka dalam keadaan kacau-balau saat musuh-musuh menyerang dan menaklukkan mereka. Kekalahan kedua ini benar-benar menghantam mereka dengan penderitaan yang luar biasa dan memalukan.
Musuh-musuh itu memasuki Masjidil Aqsa dengan paksa, merampas harta kekayaan mereka, dan menghancurkan lambang-lambang keagamaan mereka, seperti yang telah terjadi pada penaklukan pertama.
Akibatnya, mereka menderita penderitaan yang berlipat ganda. Mereka mengalami kerugian materi berupa kehilangan kekuasaan, harta benda, dan wanita-wanita yang dijadikan tawanan.
Berdasarkan catatan sejarah, bangsa Romawi adalah yang menaklukkan Bani Israil untuk kedua kalinya, kemudian menguasai Palestina.
Mereka membunuh dan menawan orang-orang Yahudi serta menghancurkan Baitul Makdis beserta kota-kota lainnya.
Kaisar Romawi pertama yang memasuki Baitul Maqdis adalah Kaisar Titus pada tahun 70 Masehi. Ia membakar Masjidil Aqsa dan merampas harta berharga yang ada di dalamnya.
Dalam peristiwa tersebut, sekitar 1 juta orang Yahudi kehilangan nyawa mereka. Selanjutnya, Kaisar Hadrianus yang memerintah dari tahun 117 hingga 158 Masehi, merebut kendali atas Baitul Maqdis dan melancarkan serangkaian tindakan penghancuran di tempat ibadah itu. Hadrianus mengubah namanya menjadi Aelina Capitolian (kota Aelina).
Masjidil Aqsa dirobohkan, dan di atas reruntuhan tersebut, dibangunlah struktur baru yang dinamai Yupiter Capitolina. Pada saat yang sama, kerajaan Yahudi juga dihancurkan, menyebabkan bangsa Yahudi kehilangan negara mereka. Mereka terpaksa tersebar ke seluruh penjuru dunia. Peristiwa ini berlangsung pada tahun 132 Masehi.
Allah memerintahkan Bani Israil untuk sadar dan bertaubat serta kembali pada ajaran Taurat. Dengan begitu, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya. Setelah 483 tahun dari peristiwa kehancuran Yerussalem oleh Hadrianus, bangsa Persia di bawah pimpinan Kisra Barwiz berhasil merebut kota-kota di Palestina dari tangan bangsa Romawi.
Berselang kemudian, kaum Muslimin berhasil menaklukkan negeri Syam termasuk Palestina. Kaisar Romawi Heraclius I naik ke atas bukit dan menghadap Suriah. Kemudian ia melambaikan tangannya dengan mengucapkan “Selamat tinggal Suriah untuk selama-lamanya.”
Akibatnya, bangsa Yahudi terlepas dari belenggu dan penindasan bangsa Romawi. Mereka bisa beribadah lagi di Kuil Sulaiman (Masjidil Aqsha). Allah sebenarnya sangat menyayangi Bani Israil dan selalu memberikan rahmat kepada mereka. Namun memang watak dasar Bani Israil yang suka berulah sehingga kerap mendapat azab dari Allah SWT.
Namun kini, Bani Israil yang bersembunyi di balik Zionis kembali melakukan kejahatan dan kerusakan di bumi Palestina. Sebagai Muslim, kita hanya bisa menunggu janji Allah mengenai nasib Yahudi di akhir zaman yang akan hancur di tangan kaum Muslimin.