Jemaah Di Masjidil Haram
Dream - Kementerian Agama meminta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) untuk segera mempersiapkan keberangkatan calon jemaah yang sempat tertunda. Ini mengingat Arab Saudi sudah membolehkan Indonesia mengirimkan kembali jemaah umroh di tengah pandemi Covid-19.
" Kami minta penyelenggara perjalanan ibadah umroh mempersiapkan keberangkatan jemaahnya, khususnya mereka yang telah mendaftar dan membayar biaya umroh di PPIU namun tertunda keberangkatannya hingga saat ini," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Hilman Latief, dikutip dari Kemenag.
Hilman mengungkapkan, imbauan ini disampaikan sembari menunggu Saudi mempersiapkan aturan pelaksanaan umroh untuk jemaah Indonesia. Dia meminta PPIU melakukan pendataan kepada para jemaah yang mengalami penundaan, khususnya terkait pelaksanaan vaksinasi penuh yang dipersyaratkan Saudi.
" Kami minta PPIU segera melaporkan data jemaah yang telah divaksinasi dosis lengkap dan siap untuk diberangkatkan," kata dia.
Tak hanya itu, Hilman juga meminta PPIU melaporkan data jemaah tertunda keberangkatan lalu melakukan pembatalan atau penarikan biaya perjalanan umroh.
Selanjutnya, Hilman menjelaskan Saudi menutup pintu untuk masuknya jemaah umroh akibat pandemi Covid-19 di akhir Februari 2020. Umroh dibuka kepada di awal November 2020 namun berlaku pembatasan dan diterapkan protokol kesehatan secara ketat.
Berdasarkan data pada Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umroh dan Haji Khusus (Siskopatuh), kata Hilman, terdapat 26.328 jemaah umroh tertunda keberangkatannya per November 2020. Jemaah berusia antara 18-50 tahun.
" Mereka masuk dalam kriteria yang dipersyaratkan Saudi untuk berangkat umrah di masa pandemi," kata Hilman.
Saudi kembali menutup jalur masuk bagi pendatang dari 20 negara termasuk Indonesia pada 3 Februari 2021 pukul 21.00. Sejak tanggal tersebut, Indonesia tidak bisa mengirimkan jemaah umroh.
Dream - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief, mengatakan, pembukaan kembali umroh untuk jemaah Indonesia dapat berdampak pada ibadah haji. Menurut dia, ini jadi modal positif bagi Indonesia untuk mengajukan izin penyelenggaraan haji di tengah pandemi kepada Kerajaan Arab Saudi.
" Kalau umroh bisa berjalan baik, tidak banyak insiden, terkendali, protokolnya bagus, disiplin, ini jadi modal yang baik yang bisa kita bawa untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Saudi dalam melaksanakan ibadah haji," ujar Hilman.
Hilman mengatakan, pembukaan pintu umroh akan dijalankan Saudi dengan penyesuaian protokol kesehatan. Ini mengingat umroh yang akan berjalan masih ada di tengah pandemi Covid-19.
" Jadi sebetulnya umrohnya terbuka, tapi protokol memenuhinya bagaimana, kira-kita itu poin pentingnya," ucap Hilman.
Dia juga menjelaskan, pembukaan kembali umroh untuk Indonesia dipengaruhi banyak hal. Selain berkat upaya diplomatik, juga karena tren Covid-19 di Indonesia yang cenderung membaik.
Jika kasus Covid-19 menurun, menurut Hilman, itu memperkuat posisi Indonesia dalam menjalankan diplomasi dan komunikasi dengan pihak luar, dalam hal ini Saudi. Sehingga, Saudi akhirnya membolehkan Indonesia mengirim jemaah umrohnya.
Sementara, terkait pemberangkatan umroh pertama, Hilman mengakan akan dijalankan jika Pemerintah Saudi sudah mengeluarkan panduan teknis mengenai protokol kesehatan. Demikian pula setelah Pemerintah Indonesia menerbitkan hal sama.
" Ini adalah kesepakatan antara dua negara yang harus sepakat, mekanisme pelaksanaannya seperti apa, ya protokolnya yang digunakan bagaimana, ya panduannya seperti apa, panduan kesehatan sistemnya seperti ana, nah ini kan saling terkait," ucap Hilman.
Dia berharap, umroh dapat berjalan lancar. Hilman pun mengajak semua pihak berdoa untuk kelancaran penyelenggaraan ibadah ini, dikutip dari Kemenag.
Dream - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan kabar menggembirakan bagi umat Islam Indonesia. Pemerintah Arab Saudi akhirnya membuka kembali penyelenggaraan umroh bagi jemaah Tanah Air.
Retno mengungkapkan telah terjadi pembicaraan yang intens antara perwakilan Saudi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. Selain itu, Saudi mempertimbangkan penanganan Covid-19 di Indonesia yang semakin baik.
" Pemerintah Arab Saudi melalui Nota Diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta pada 8 Oktober 2021 telah menyampaikan hal-hal sebagai berikut, Kedutaan sudah menerima informasi dari pihak yang berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal peraturan dimulainya kembali pelaksanaan umroh bagi jemaah umroh Indonesia," ujar Retno dalam konferensi pers disiarkan MoFA Indonesia.
Retno menyatakan Nota Diplomatik itu juga menyebutkan komite khusus Saudi sedang berupaya meminimalisir hambatan yang dapat menghalangi jemaah Indonesia menjalankan umroh. Juga disebutkan mengenai pembahasan akhir pertukaran link teknis antara Saudi dengan Indonesia.
" (Link tersebut) menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jemaah," kata Retno.
Selain itu, Saudi akan mempertimbangkan pelaksanaan karantina 5 hari kepada jemaah Indonesia. Ketentuan ini diberlakukan jika jemaah tidak memenuhi standar kesehatan yang dipersyaratkan Saudi.
Mengenai kabar baik ini, Retno menyatakan segera menindaklanjuti dengan koordinasi melibatkan Menteri Kesehatan dan Menteri Agama. Koordinasi akan membahas teknis pelaksanaan umroh secara lebih rinci baik di Indonesia maupun di Saudi.
" Saya sendiri telah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pak Menteri Kesehatan maupun dengan Pak Menteri Agama," kata Retno.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN