Konferensi Pers Bersama Mengenai Proses Evakuasi Lion Air JT610 (Dream.co.id/M Ilman Nafi'an)
Dream - Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama TNI, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), DVI Polri dan Jasa Raharja membeberkan perkembangan proses evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT610.
Pemaparan disampaikan melalui konferensi pers yang sedianya digelar di Ballroom Teluk Jakarta, Hotel Ibis Sentral Cawang, Jakarta, Senin 5 November 2018.
Konferensi pers ini dihadiri juga para keluarga dari korban yang menginal di tempat yang sama. Sebagian besar dari mereka memperlihatkan raut muka penuh kesedihan. Tidak sedikit pula yang terisak.
Seorang ibu menggunakan kaos putih tak kuasa menahan tangisnya. Beberapa keluarganya sempat menenangkan dengan memeluk hangat.
Para keluarga korban jatuhnya Lion Air JT610 (Dream.co.id/M Ilman Nafi'an)
Tetapi, tangisnya semakin keras hingga beberapa petugas SAR dan Polwan menghampiri. Mereka turut mencoba menenangkan ibu.
Ibu tersebut baru bisa tenang setelah memangku seorang anak kecil.
Konferensi pers ini dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, pendiri Lion Group Rusdi Kirana, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo, dan Direksi Lion Air. (ism)
Dream - Proses pencarian korban dan bangkai pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat terus dilakukan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI Angkatan Laut (AL) dan tim gabungan lainnya.
Dalam pencarian hari Jumat, 2 November 2018, tim mendeteksi adanya badan, hidung, dan ekor pesawat. Meski demikian, baru roda pesawat yang bisa diangkat dari dasar laut.
Dansatgas SAR Lion Air JT610 Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, tim penyelam berhasil menemukan turbin pesawat diduga milik Lion Air.
" Iya (turbin) baru ketemu, tapi pengangkatan belum karena masih berat, tinggal angkat ini," kata Isswarto.
Penemuan turbin itu direkam tim penyelam. Turbin tersebut nampak setengah terkubur lumpur.
Para petugas terlihat membawa tali dan berusaha mengikatkannya untuk diangkat ke atas permukaan laut. Tetapi, turbin itu belum bisa dilakukan karena turbin tersebut terlalu berat.
Isswarto menuturkan, saat ini tim gabungan belum menemukan bangkai pesawat dalam kondisi besar atau utuh.
" Cuma turbin sama satu roda saja yang termasuk besar," ujar dia.
Dream - Anggota Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali membawa dua kantong jenazah berisi meterial forensik penumpang pesawat Lion Air PK-LQP. Dua kantong jenazah itu dibawa ke Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dua kantong jenazah itu dibawa menggunakan kapal Basarnas. Saat dua kantong jenazah itu diletakkan di Dermaga, tampak beberapa anggota Tim Disaster Victim (DVI) Polri langsung memeriksanya.
Setelah itu, dua kantong jenazah itu dimasukkan ke dalam mobil ambulans milik Palang Merah Indonesia (PMI) dan dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi.
Di lokasi lain, Komandan Satuan Kapal Patroli Koarmada I TNI AL, Kolonel Laut (P) Salim, mengatakan, tim penyelam TNI AL sudah melihat adanya badan pesawat.
" Hari ini memasuki hari ke lima Satgas AL, SAR beserta gabungan lainya hari ini fokus pencarian pada kerangka ada potongan besar body, nose, mungkin ekornya," kata Salim di atas KRI Sikuda 863, Jumat 2 November 2018.
Dream - Pada hari keempat proses identifikasi, sebanyak 255 data forensik masuk ke meja tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebanyak 43 data forensik tambahan yang dikirim dari Pangkal Pinang tiba pada Kamis, 1 November 2018.
" Yang 212 kita dapat dari RS Polri ini," ujar Wakil Kepala RS Polri, Kombes Pol Haryanto, Jumat, 2 November 2018.
Haryanto menyebut, hingga semalam sebanyak 65 kantong jenazah diterima RS Polri. Sebanyak 9 kantong jenazah yang baru masuk terdiri dari bagian tubuh dan properti penumpang Lion Air yang jatuh di Tanjung Karawang, 29 Oktober 2018.
" Ada material properti, (tapi) karena properti ini hampir tak melekat sehingga tak ada nilai identifikasinya," kata dia.
Haryanto mengatakan, saat ini Tim DVI baru memeriksa 152 sampel DNA keluarga. Tim DVI membutuhkan 37 sampel DNA dari keluarga.
Sementara, untuk hasil tes DNA, Kepala Operasi Tim DVI, Kombes Pol Lisda Cancer belum dapat memastikan kapan hasil tes DNA keluar dari laboratorium.
" Sabtu atau Minggu hasil mungkin keluar dari lab," ujar Lisda.
Lisda menyebut hasil tes DNA ini akan menjadi sandaran penting tim DVI untuk mengidentifikasi identitas penumpang Lion Air JT610.
Saat ini proses identifikasi penumpang Lion Air JT610 baru membuahkan satu identitas. Seorang penumpang bernama Jannatun Cintya Dewi, asal Sidoarjo berhasil diidentifikasi.