Ilustrasi (Foto: Pexels)
Dream – Seorang dokter dilaporkan terinfeksi virus covid-19 untuk kedua kalinya, setelah tiga bulan lalu berhasil sembuh dari infeksi pertamanya.
Setelah ia berhasil sembuh untuk kedua kalinya, dokter yang tak ingin disebutkan namanya itu pun tak sedikitpun takut untuk kembali merawat para pasien Covid-19. Hasil tesnya pun negatif, setelah dua kali menjalani pengujian pada Mei dan Juni lalu.
Kasus ini merupakan salah satu kasus dengan kemungkinan ‘reinfection’. Dan menimbulkan pertanyaan baru terkait kekebalan tubuh yang semakin berkembang setelah tertular Covid-19 pertama.
Apakah seseorang dapat terinfeksi lebih dari satu kali? Pertanyaan ini pun belum sepenuhnya dapat terjawab. Karena belum adanya bukti secara ilmiah.
Para pakar kesehatan biasanya menyalahkan alat tes yang tidak akurat atau adanya kemungkinan serangan penyakit lama. Ketika seseorang mendapatkan infeksi virus covid-19 untuk kedua kalinya.
Tetap kasus yang terjadi pada salah seorang dokter di Israel ini, menyiratkan bahwa ia dapat terinfeksi untuk kedua kalinya meskipun sudah berhasil sembuh dari kasus yang pertama. Diketahui bahwa dokter tersebut bekerja di Pusat Medis Sheba di kota Ramat Gan, Tel Aviv.
Profesor Gabriel Izbicki, dari Pusat Medis Shaare Zedek Yerusalem, mengatakan, “ Lebih dari sepuluh pasien selama berminggu-minggu, dinyatakan negatif setelah melakukan tes. Namun, nyatanya para pasien tersebut masih memiliki gejala.”
Secara global, telah ada beberapa laporan terkait infeksi berulang Covid-19. Para pakar kesehatan meyakini bahwa para pasien yang sudah sembuh dari suatu penyakit, dapat membangun tingkat kekebalan yang baru.
Namun, untuk kasus covid-19, belum ada bukti secara ilmiah. Terkait meningkatnya sistem kekebalan tubuh pada pasien.
Selain itu, muncul juga kekhawatiran baru, di mana para pasien yang sudah terinfeksi Covid-19 dalam jangka waktu yang lama, dalam tubuh mereka virus tersebut masih ada.
Pasien dapat kehilangan kekebalan tubuh dalam beberapa minggu atau bulan setelah masa pemulihan. Para peneliti di Wuhan, China, menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh tidak terdeteksi pada 10 persen dari 1.500 pasien.
Dari hasil temuan para peneliti tersebut, kesimpulannya bahwa setelah seseorang terinfeksi virus covid-19, ia tidak dapat menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang dapat bertahan lama terhadap virus ini.
(Sumber: dailystar.co.uk)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib