M David Fatono (Foto: YouTube TNI AD)
Dream - Latar belakang ekonomi bukan penentu masa depan seorang individu. Perjuangan, doa, dukungan dari orang terdekat, menjadi sekian banyak faktor dalam meraih mimpi.
Selayaknya kisah M David Fatono, seorang taruna Akmil 2021. Dengan kekuatan doa dan usaha sungguh-sungguh, ia berhasil membalikkan keadan dan nasib.
Meski demikian, di balik kesuksesaannya meraih mimpi, tentu ada saja kejadian yang sempat membuat hatinya pilu.
Dilansir dari kanal YouTube TNI AD, David Fatono menceritakan perjalananya meraih mimpi menjadi seorang taruna akmil. Diketahui dirinya berasal dari keluarga biasa aja.
" Ada seseorang yang mencibir dan menghina saya ketika saya ingin menjadi seorang taruna, mungkin dikarenakan kondisi ekonomi saya yang kurang ya sederhana dan saya dari kalangan yang biasa saja," terangnya.
Kendati demikian, cibiran itu tak membuatnya putus asa. Pedihnya hinaan justru diubahnya menjadi api pembakar semangat untuk menggapai asa.
" Tapi semangat saya tetap ada untuk menjadi seorang taruna. Cibiran dan cemoohan dari orang itu saya gunakan sebagai motivasi untuk memperkuat usaha saya untuk menjadi seorang taruna," katanya.
Dalam mengenang kisahnya, David bercerita bahwa sang ayah harus bekerja sebagai tukang pijat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak kecil, dirinya mengaku sempat tinggal di sebuah gubuk di tengah sawah.
" Bapak saya ini seorang tukang pijit. Rumah saya dulu tempatnya kecil, kumuh, di tengah sawah, dan depan belakang rumah saya itu kandang ayam. Jika banjir itu rumah saya becek dan berlumpur," ceritanya.
Meski hidup dalam kesederhanaan, ayah David tak mau berpangku tangan. Keluarga David selalu bekerja keras dan mampu menabung hingga kini memiliki hunian yang layak.
" Tapi alhamdulillah berkat usaha dan perjuangan orangtua saya menabung selama sekitar 7 tahun, alhamdulillah saya sampai memiliki rumah yang layak," lanjutnya.
Kerja keras seperti sudah mendarah daging di keluarga David. Meski sempat merasa asa, ia berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang taruna.
" Alhamdulillah saya bisa lulus dengan perjuangan teman-teman, orangtua, para sahabat, dan para guru yang selalu memotivasi dan memberi doa terbaik bagi saya," ungkapnya.
Meski kini perlahan kehidupannya mulai berubah, dukungan tanpa henti dari orang-orang di sekitarnya bakal terus ia ingat.
" Saya ingat itu, dan saya bersyukur berada di circle mereka yang dikatakan orang baik semua," jelasnya.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah