Prihatin, Remaja Lelaki Jual Daun Kering Rp400/Kg Demi Bertahan Sekolah

Reporter : Ulyaeni Maulida
Senin, 15 Maret 2021 08:00
Prihatin, Remaja Lelaki Jual Daun Kering Rp400/Kg Demi Bertahan Sekolah
Karena faktor ekonomi ia terpaksa harus mencari uang sendiri.

Dream – Kisah haru datang dari seorang anak lelaki yang tengah berjuang agar dapat melanjutkan pendidikannya. Kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga membuatnya harus mencari uang sendiri dengan menjadi penjual daun kering.

Perjuangan bocah yang diketahui bernama Ponadi ini begitu menguras air mata. Harga setiap daun kering yang dijualnya bahkan tidak mencapai ribuan rupiah. Namun, ia tetap semangat melakukannya demi tetap menyambung sekolah.

Ceritanya bocah pegumpul daun kering ini membuat warganet tersentuh. Banyak dari mereka yang mendoakan dan memberikan dukungan atas usaha yang dilakukannya.

Bagaimana kisah selanjutnya? Simak ulasannya berikut ini.

1 dari 3 halaman

Jual Daun Jati Kering

Kisah Haru

Seorang anak lelaki bernama Ponidi terpaksa berjuang dengan cara berjualan daun jati kering bersama dengan ibunya. Hal tersebut dilakukannya untuk mendapatkan uang tabungan yang kelak bisa digunakan untuk membayar kebutuhan sekolahnya.

Seperti dijelaskan dalam akun Instagram @rumahyatim, Ponadi akan langsung bekerja mengumpulkan daun jati kering setiap kali selesai belajar. Selain untuk biaya ekolah, penghasilan tersebut juga disisihkan untuk kebutuhan makan sehari-hari.

 

 

2 dari 3 halaman

Harga Daun Jati Kering

Kisah Haru

Harga jual daun kering tersebut rupanya tidaklah tinggi. Setiap kilogramnya, daun jati kering tersebut hanya dibeli seharga Rp400, tidak mencapai seribu.

Tentu saja penghasilan Ponidi tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan sekolahnya. Bahkan untuk sekadar makan, Ponadi dan sang ibu harus berjuang sangat keras.

 

 

3 dari 3 halaman

Mencari pinjaman

Kisah Haru

Untuk membantu kebutuhan sekolah Ponidi, sang ibu mencoba mencari pinjaman kesana kemari. Sang ibu juga selalu berjuang banting tulang, demi memenuhi kebutuhan dirinya dan Ponidi.

Sang ayah yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga telah meninggal sejak Ponidi berusia 10 tahun. kini Ponidi dan sang ibu lah yang terus berjuang demi kehidupan mereka.

 

Beri Komentar