Jack Harun (Foto: YouTube Ganjar Pranowo)
Dream - Jalan kehidupan memang rahasia Tuhan. Seseorang yang menjalani dunia kelam di masa ini bisa jadi menjadi sosok alim bahkan bisa membantu masyarakat seitar. Inilah yang terjadi pada Jack Harun, mantan anak buah pelaku teroris terkena Dr Azhari yang sempat melakukaan aksi terorisme Bom Bali I pada 2002 lalu.
" Saya di (tahun) 1999-2000, saya sudah aktif di Ambon sama di Poso. Kemudian tahun 2002, saya terlibat di Bom Bali I," ungkap Joko Trihermanto atau lebih dikenal dengan sebutan Jack Harun, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 16 Maret 2021.
Dalam pengakuannya, Jack saat itu ditugaskan menjadi peramu serta timer bom bersama dengan Dr Azhari dan Dulmatin. Di tangan Jack bom dirakit dan ditentukan pada menit keberapa akan meledak.
" Saya di bagian timer sama meramunya. Timer itu untuk membikin bom itu meledak berapa menit, kemudian mau dibikin seperti apa. Itu saya langsung ke Dr. Azhari waktu itu. Meramunya sama Dr Azhari juga sama Dulmatin," paparnya.
Ditangkap dan dijebloskan ke penajara pada 2004, Jack divonis 6 tahun penjara dan bebas bersyarat setelah menjalani 4,5 tahun masa kurungan.
Setelah keluar dari jeruji besi, Jack sempat membuka toko angkringan. Namun usaha itu tak berakhir lama karena Jack akhirnya memilih berjualan soto.
Jack mengaku tak sanggup menjaga warung angkringan semalam suntuk karena tubuhnya sudah tidak kuat seperti masa mudanya. Terlebih lagi, menurut warga, Jack lebih ahli meracik soto karena hasilnya yang lezat.
Untuk menjalankan usaha tersebut, Jack mengajak mantan narapidana terorisme lainnya untuk membantu dan membuka warung soto tersebut.

Tak disangka, langkah Jack Harun untuk kembali ke jalan kebaikan membawanya bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sang kepala daerah yang terkenal hobi bersepeda ini menyempatkan diri bertandang ke warung soto mantan peracik Bom Bali itu.
Usai bersepeda sepanjang 48 kilometer dari Tawamangu, Ganjar menepati janjinya singgah di warung soto Jack.
" Sekarang di Sukoharjo ketemu Bang Jack yang sekarang jualan soto. Ini sudah berapa lama sotonya?," tanya Ganjar Pranowo.
" 5 Tahun pak," jawab Jack Harun.
" Lah kok sampeyan bisa cerita terus jual soto itu bisa masak soto kah? Atau mengarang?" tanya Ganjar.
" Dulu katanya ahli meracik. Kita meracik soto sekarang Pak," jawab Jack lantas tertawa bersama Ganjar yang menjelaskan bahwa Jack sebelumnya adalah sosok peracik bom.
Video kisah Jack Harun bertaubat dari perakit bom menjadi penjual soto:
(Sah, Sumber: merdeka.com)
Dream - Ali Imron, pelaku bom Bali 1 menyoroti aksi brutal kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang baru saja melakukan teror di Paris, Perancis. ISIS mengincar Indonesia.
Menurutnya apa yang dilakukan ISIS saat ini bukan tindakan jihad yang sesungguhnya.
" Tidak melakukan cara-cara dengan pengeboman. Jihad adalah perang bukan membunuh atau membantai," kata Ali Imron dalam sebuah diskusi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 25 November 2015.
Ia menegaskan, pemahaman yang ada saat ini sudah sangat berbeda dengan yang sebelumnya dia perjuangkan di kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Bahkan, ISIS kini mengincar kelompoknya itu.
" Contoh, kami sampai keluar ke Afganistan tahun 1985 sampai akhir 1994, meskipun kami keluar dari rezim Suharto, kami belum pernah mengkafirkan Suharto atau orang yang duduk di pemerintahan. Bahkan, tidak pernah bilang kafir ke mereka," ujarnya.
Seandainya memang mempunya pemikiran seperti itu, maka dari dulu orang-orang yang duduk di pemerintahan sudah dihabisi.
Bagi adik terpidana mati Amrozi ini, JI dan ISIS memiliki pemahaman dan ideologi yang berbeda. Kata dia, orang-orang Jamaah Islamiyah bercita-cita mendirikan negara berdasarkan Islam, tapi dengan cara-cara baik.
" Tidak baik jika melakukan cara-cara dengan pengeboman, dan saya sadar jihad saya salah begitu Amrozi ditangkap" .
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, ISIS adalah jaringan internasional dan pastinya 'sel-nya' ada di Indonesia seperti kelompok Santoso.
" Perlu dilakukan kerjasama internasional mulai dari soft radikalisasi. Selain itu, penyelesaian politik untuk di Suriah juga harus segera diselesaikan. Jika gagal menyelesaikan konflik di sana, maka secara otomatis akan muncul kelompok-kelompok radikal," kata Tito.
Jenderal bintang dua ini mengakui adanya kelompok-kelompok pendukung ISIS di wilayah hukum Polda Metro Jaya. " Saya tidak menutupi memang ada seperti di daerah Tangerang Selatan dan Pamulang," ujarnya. (Ism)
Advertisement
Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir


Konflik Panas di PBNU: Syuriah Bikin Surat Edaran Pemberhentian, Ketum Gus Yahya Sebut Tak Sah

Dukung Tren Lari Marathon, Wamenpora Berharap Semangat Olahraga Terbangun Sejak Dini


Dulu Hidup Sebagai Tunawisma, Ilmuwan Ijeoma Uchegbu Raih Gelar Tertinggi dari Raja Inggris

Kuliner Ekstrem asal Islandia Ini Pakai Daging Beracun Ikan Hiu Greenland, Berani Makan?



Insanul Fahmi Akui Nikah dengan Inara Rusli, Pihak Kajian Teman Searah Klarifikasi

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Geger Pengakuan Suami Wardatina Sudah Menikah Siri dengan Inara Rusli