Kisah Misteri Sahabat 'Balik' ke Asrama Usai Liburan Lebaran, Tak Banyak Ngomong dan Muncul dalam Mimpi Pakai Baju Putih, Rupanya...

Reporter : Sugiono
Jumat, 28 April 2023 14:01
Kisah Misteri Sahabat 'Balik' ke Asrama Usai Liburan Lebaran, Tak Banyak Ngomong dan Muncul dalam Mimpi Pakai Baju Putih, Rupanya...
Aiza hanya memandang Mariam yang sedang sibuk berkemas tanpa menghiraukan kehadirannya. Aiza berpikiran positif, sahabatnya itu mungkin terlalu sibuk dan capek hingga lebih banyak diam.

Dream - Libur sekolah selama seminggu bersamaan dengan Idul Fitri di Malaysia telah berakhir. Ini berarti bahwa Aiza (bukan nama sebenarnya) harus balik sehari lebih awal mengingat dia tinggal di asrama.

Setelah sholat zuhur di hari terakhir liburan, Aiza diantar orangtua dan dua adiknya meninggalkan Maran, Pahang. Mereka berangkat menuju sekolah asrama yang terletak di negara bagian yang sama.

Setelah bersalaman dengan keluarganya, Aiza mengangkat tasnya ke kamarnya yang terletak di lantai tiga. Saat itu, hari hampir gelap jelang Maghrib.

Suasana asrama riuh dengan suara para penghuninya yang saling bercerita tentang liburan mereka di kampung halaman masing-masing.

1 dari 6 halaman

Aiza mempercepat langkahnya karena ia juga sudah tidak sabar untuk berbagi cerita dengan sahabatnya, Mariam (bukan nama sebenarnya).

" Pasti Mariam sudah sampai juga di asrama ... Rumahnya tidak sejauh rumahku," bisik hati kecil Aiza.

Saat Aiza melangkah masuk ke asrama, tampak tubuh sahabatnya itu sedang sibuk mengemasi pakaian di lemari.

" Assalamualaikum... hai, kangen sekali sama temanku ini! Sudah berapa lama kau sampai Yam?" tanya Aiza sambil menyampirkan punggungnya di ranjang di samping tempat tidur Mariam.

Tanpa menjawab salam, Mariam hanya menoleh dan mengukir senyum pada Aiza sebelum melanjutkan berkemas. " Oh ... Baru juga," jawab Mariam singkat.

2 dari 6 halaman

Aiza hanya memandang Mariam yang sedang sibuk berkemas tanpa menghiraukan kehadirannya. Aiza berpikiran positif, sahabatnya itu mungkin terlalu sibuk hingga lebih banyak diam.

" Tumben Mariam sibuk sekali. Tapi aneh, kenapa dia tidak memelukku seperti biasanya kalau lama pulang kampung. Lagian, kenapa dia tidak menjawab salamku? Aah mungkin dia lagi capek," berbagai pertanyaan terlintas di benak Aiza.

Setelah selesai menata barang-barangnya, Aiza pergi ke kamar mandi yang berada di tengah deretan kamar asrama untuk mandi sebelum turun ke ruang makan dan surau untuk shalat Maghrib.

Ketika dia kembali ke asrama untuk mengambil mukenanya, Aiza melihat Mariam tengah terbaring di tempat tidur.

" Yam, mari bersiap-siap pergi ke ruang makan. Sekarang jam 6.30 sore. Nanti tidak sempat makan kalau pergi ke surau," tanya Aiza.

" Aiza, aku rasa kurang enak badan. Tidak apa-apa, kamu turun dulu ... aku alas perut dengan roti saja. Nanti aku tunggu kamu di ruang belajar saja," jawab Mariam.

3 dari 6 halaman

Aiza hanya mengangguk dan langsung melangkah turun ke ruang makan bersama teman asrama lainnya. Setelah sholat Maghrib dan Isyak berjamaah di surau, Aiza menuju ruang belajar yang terletak di ujung asrama. Sepertinya Mariam sudah mulai sibuk dengan buku Kimianya.

Aiza menarik kursi dan duduk di depan Mariam. Mereka belajar bersama seperti biasa sampai selesai dan berjalan beriringan menuju kamar asrama.

Tepat pukul 23.30, lampu kamar di setiap asrama dimatikan menandakan bahwa semua penghuni perlu tidur untuk mempersiapkan sekolah keesokan harinya.

Aiza yang kelelahan langsung terlelap dan terbuai mimpi. Namun dalam mimpinya, dia melihat Mariam berpakaian serba putih. Sahabatnya itu berdiri di lapangan sambil menatap dirinya dengan tatapan kosong tanpa sepatah kata pun.

Meski Aiza memanggil-manggil, Mariam hanya diam mengunci mulutnya. Ketika Aiza mencoba mendekatinya, Mariam malah menjauh. Aiza kemudian berlari mengejar Mariam tapi tiba-tiba terjatuh. Bersamaan dengan itu....

" Mariam! Subhanallah... mimpi rupanya," kata Aiza dalam hati. Dia membalikkan tubuhnya menghadap tempat tidur Mariam. Tapi tempat tidur Mariam kosong.

" Eh.. Ke mana Mariam pergi? Bukankah dia tidak berani pergi ke kamar mandi sendirian selama ini?" Aiza bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

4 dari 6 halaman

Lama Aiza duduk di tempat tidurnya sambil menunggu Mariam. Dalam penglihatan Aiza, jam saat itu sudah menunjukkan hampir jam 5.30 pagi.

" Mungkin Mariam langsung lanjut mandi ... Biasanya jam segini sudah rebutan masuk kamar mandi. Sudahlah, aku juga lebih baik mandi. Setengah jam lagi sudah Subuh," bisik Aiza dalam hati.

Aiza segera berjalan menuju ke kamar mandi. Begitu dia masuk, tampak sosok Mariam sedang membasuh wajahnya di wastafel.

" Mandi pagi sekali... Kenapa kamu tidak bangunkan aku Yam? Tumben berani," kata Aiza. Saat itu tidak ada seorang pun di kamar mandi, kecuali Mariam.

" Aku sudah bangunkan kamu Za... Tapi kamu tidur kayak orang 'mati'. Aku mau bangunkan kamu waktu aku bersiap mandi. Tapi kamu ternyata sudah bangun, yah sudah," jawab Mariam sambil mencuci wajahnya tanpa melihat Aiza.

Aiza lalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, Aiza keluar tapi sudah tidak melihat Mariam lagi.

" Eh... kok gak ada yang mandi? Biasanya di saat seperti ini, kamar mandi berisik seperti pasar!" kata Aiza keheranan dalam hati. Tetapi dia terus berjalan menuju kamar asrama.

5 dari 6 halaman

Saat itu, Pak Asyikin dan Ustazah Maisarah yang bertugas menjadi pengawas dan penjaga asrama siswi, sedang berjalan menuju ke kamar Aiza.

" Aiza.. baguslah kamu sudah bangun. Kami baru mau membangunkan kamu," kata Ustazah Maisarah.

" Kenapa Ustazah, Pak Guru?" tanya Aiza dengan heran.

" Begini... kami harap kamu tetap tenang mendengarkan apa yang kami katakan. Mariam... dia sudah meninggal.

" Dia mengalami kecelakaan di jalan ketika akan kembali ke asrama kemarin sore. Tapi dia tidak bisa diselamatkan.

" Dia menghembuskan nafas terakhirnya di RS jam 3 pagi tadi," suara Ustazah Maisarah tertahan saat menyampaikan kabar duka tersebut kepada Aiza.

" Aiza, kamu bersiap-siap ya. Kita akan ziarah almarhumah Mariam. Sekarang sudah hampir jam 4 pagi. Kami sudah meminta izin orangtuamu," timpal Pak Asyikin.

6 dari 6 halaman

Aiza sangat terkejut dan seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kedua orang tersebut. Masalahnya, semalam dan barusan tadi, dia masih bersama Mariam.

" Kalau begitu, siapa yang ada di kamar mandi tadi? Pantas tidak ada yang mandi... ternyata baru jam 3.30 pagi," kata Aiza seolah baru sadar dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Seketika ia teringat rentetan kejadian sesampainya di asrama, mulai dari sikap Mariam yang aneh di kamar dan ruang belajar, mimpinya melihat gadis itu memakai baju serba putih, dan peristiwa di kamar mandi.

" Pantas kau lain sekali Yam. Aku memimpikanmu dan itu caramu membangunkanku. Rupanya kamu ingin memberitahu sesuatu kepadaku, Yam," kata Aiza dalam hati.

Air mata Aiza kemudian mengalir deras di pipinya. Tanpa malu-malu, Aiza lansung memeluk dua orang di depannya dan menangis tersedu-sedu. Aiza tidak menceritakan 'kebersamaannya' dengan Mariam dari semalam hingga tadi pagi.

Kisah sedih yang terjadi saat mereka sama-sama duduk di bangku SMP itu masih segar di ingatan Aiza, meski sudah 20 tahun berlalu.

Tanggal 5 Syawal tidak akan dilupakan oleh Aiza karena itu adalah tanggal dia kehilangan sahabat baiknya, Mariam.

Sumber: mStar

Beri Komentar