Dream - Perpustakaan sering menjadi tumpuan warga untuk mencari bahan rujukan akademik berdasarkan bahan bacaan yang tersedia.
Ada kalanya juga perpustakaan menjadi tempat sejumlah orang untuk mencari ketenangan. Berbeda dengan ruang lain, perpustakaan selalu sepi dan pengunjung dilarang berisik.
Namun sebuah perpustakaan umum di lokasi terpencil di Sarawak, Malaysia, ini tak hanya sepi. Konon bangunan ini angker dan punya kisah seram.
Pemuda bernama Haziq bercerita pengalamannya saat jadi satu-satunya penjaga perpustakaan di Pekan Beluru.
Pemuda 25 tahun itu mengaku terkenang dengan kisah seram tiga tahun lalu saat bekerja di perpustakaan yang hampir setiap saat sepi itu.
" Lingkup kerja saya yaitu menyusun buku, membuat catatan katalog, menjaga kebersihan perpustakaan dan memberikan layanan pelanggan.
" Saya seringkali sendirian di perpustakaan, sesekali ada rekan dari luar kota yang datang," jelas Haziq.
Haziq mengaku dia senang suasana kerja sendirian karena merasa tenang dan membuatnya bisa fokus dalam bekerja.
Tetapi Haziq ada kalanya merasa terbebani oleh banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya seorang diri.
Haziq kemudian menjelaskan sejarah dan keunikan perpustakaan umum di Pekan Beluru yang begitu terpencil di Sarawak.
Menurut Haziq, perpustakaan umum itu dibuka pada tahun 1970-an dan terletak di tengah Pekan Beluru yang populasi penduduknya sekitar 1.000-an orang.
" Kota yang paling dekat adalah Miri, yang jaraknya 74 kilometer (km). Kalau ditempuh lewat jalan tol butuh waktu sekitar satu jam setengah," jelas Haziq.
Setiap minggu biasanya ada 2 sampai 4 pengunjung ke perpustakaan umum itu. Mereka biasanya adalah pelajar sekolah dan orang tua.
Meski terpencil dan jauh dari kota, perpustakaan ini selalu dapat kiriman buku-buku baru setiap tahunnya.
Hanya saja, Haziq pernah dapat cerita dari orang-orang setempat bahwa tanah untuk membangun perpustakaan itu terkenal angker.
" Tempat ini katanya 'keras' dan banyak staf sebelum saya yang diganggu. Tapi saya kuatkan hati sebab saya ingin bekerja," kata Haziq.
Menyingkap sejarah lampau perpustakaan Pekan Beluru, Haziq mengungkapkan warga lokal mengatakan tanah perpustakaan tersebut dulunya merupakan 'perkampungan' makhluk halus.
Itulah di antara penyebab perpustakaan tersebut sangat penuh dengan dengan aktivitas paranormal.
Haziq sendiri pernah mengalaminya, dan bisa dibilang pengalaman yang paling seram dibanding staf sebelumnya.
" Kejadiannya dua tahun lalu, saya baru kerja di sana. Masih segar di ingatan, hari Kamis pukul 16.30 petang sehabis Ashar.
" Waktu itu saya sedang mengerjakan daftar buku yang hendak digudangkan. Tiba-tiba pintu depan perpustakaan itu dibuka macam ada orang masuk," ungkapnya.
Namun saat Haziq menoleh ke belakang dia tak melihat siapa pun. Tidak mungkin angin sebab pintu kaca perpustakaan itu berat dan ada penahannya. Jadi tidak mungkin pintu perpustakaan tersebut membuka sendiri. Pasti ada 'sesuatu' yang mendorongnya dengan kuat.
Bersamaan dengan itu, Haziq tiba-tiba merasakan rasakan suhu dalam perpustakaan turun dan ruangan jadi sangat dingin. Padahal, AC di perpustakaan tersebut sudah lama rusak. Yang masih berfungsi hanya kipas angin saja.
Saat itulah bulu kuduk Haziq meremang. Dia merasa ada makhluk halus yang menemaninya dalam perpustakaan tersebut.
" Saya sudah merasa tidak tenang. Untuk menghindarkan hal buruk terjadi, saya segera selesaikan pekerjaan," katanya.
Hari-hari selanjutnya Haziq nekad masuk kerja seperti biasa sebab dia memang sedang butuh uang. Jadi mental harus dikuat-kuatkan.
" Tak lama setelahnya, saya minta bantuan teman yang punya indera ke enam untuk 'melihat' perpustakaan itu.
" Dia bilang memang melihat ada 'makhluk' yang tinggal dalam perpustakaan. Teman saya hanya berani liat dari luar saja," kata Haziq.
Temannya menyarankan Haziq untuk 'membersihkan' perpustakaan tersebut dengan mendatangkan seorang ustaz.
" Ustaz itu bersedia tapi syaratnya proses 'pembersihan' hanya bisa dibuat dari jarak jauh sebab khawatir keadaan jadi lebih parah," ujar Haziq.
Menggunakan ponsel dalam mode loudspeaker, Haziq berjalan ke setiap sudut perpustakaan sambil memperdengarkan bacaan ayat suci dari ustaz.
Memasuki tahun ketiga, Haziq bersyukur tidak ada lagi gangguan mistik yang menghantuinya. " Setelah dibacakan oleh ustaz, perpustakaan aman dan tidak terlihat aktivitas aneh lagi. Saya bisa kerja dengan aman hingga sekarang," katanya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN