Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Seorang pria Inggris menceritakan bagaimana Taliban memukuli orang dengan pipa karet saat dia dan istrinya berada di persimpangan antara Afghanistan dan Pakistan bersama ribuan orang lainnya.
Safi (bukan nama sebenarnya), yang berusia 24 tahun itu, sebenarnya adalah orang Afghanistan yang sudah pindah kewarganegaan Inggris sejak usia 9 tahun. Namun dua tahun lalu ia memiliki istri yang berkebangsaan Afghanistan.
Ia menceritakan kisah perjalanannya dari London ke Kabul empat minggu lalu untuk menyelamatkan istrinya karena takut menjadi sasaran para militan Taliban. Sebab keluarganya memiliki hubungan dengan militer Afghanistan yang digulingkan oleh Taliban.
Pasangan suami istri itu tinggal bersama keluarganya di ibu kota, Kabul. Mereka terjebak dalam ketidakpastian karena penerbangan evakuasi ke Inggris telah berakhir. Hingga akhirnya mereka diberikan visa ke Pakistan.
Kemudian mereka pergi selama satu minggu dengan taksi. Bahkan mereka menghabiskan tiga malam dalam perjalanan ke perbatasan di rumah seorang kerabat di Provinsi Laghman di sebelah timur Afghanistan.
Lantas, pada Kamis pagi mereka bergabung dengan ribuan orang di persimpangan utama Torkham di Celah Khyber. Mereka menghabiskan waktu enam jam untuk mencoba melintasi serangkaian pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh Taliban.
© Shutterstock.com
Pada Senin pagi 20 September 2021, dia dan istrinyad sudah berada di sebuah hotel di Islamabad sembari menunggu keputusan dari Kedutaan Besar Inggris tentang apakah istrinya bisa pulang ke Inggris bersamanya.
Namun saat berada di perbatasan, ia menyaksikan kekejaman Taliban. Banyak orang dipukuli di depan gerbang saat hendak melewati penjagaan Taliban. Orang-orang itu hendak melarikan diri dari Afghanistan.
" Ketika kami sampai di perbatasan, ada tiga gerbang penuh dengan Taliban yang memukuli orang-orang dengan pipa karet besar saat mereka lewat," jelasnya, dikutip dari Metro.co.uk.
" Mereka mencoba untuk menghentikan orang-orang dari antrean, tetapi orang-orang yang mengantre juga terjebak di dalamnya. Mereka memukul seorang teman yang saya temui di jalan tiga kali dan dia mengalami memar besar di matanya," lanjutnya.
Menurutnya, antrian di pintu keluar tersebut sangatlah panjang. Bahkan, kata Safi, kemungkinan ada ribuan orang yang dengan putus asa ingin segera keluar dari negara Afghanistan. Mengingat kondisi negara itu yang semakin buruk sementara penyebarangan lain sudah ditutup.
" Antreannya sangat panjang sehingga saya tidak bisa melihat sampai ujungnya, tetapi ada ribuan orang di sana, mungkin lebih. Kebanyakan dari mereka tidak bisa keluar gerbang, mereka hanya putus asa untuk keluar dari Afghanistan karena kondisinya sangat buruk dan penyeberangan lainnya ditutup," terangnya.
Keduanya bersama kerabatnya kemudian tinggal di Peshawar, sebuah hotel di Ibukota Pakistan, sambil menunggu keputusan.
© Supplied via Metro.co.uk
Safi sengaja menggunakan nama samaran untuk melindungi keselamatan keluarga istrinya. Ia mengaku senang bisa melewati perbatasan, akan tetapi masih banyak hal yang harus diurus soal dokumen istrinya. Sebab ia mengaku tak ingin meninggalkan istrinya di negara yang kejam itu. Ia berharap istrinya bisa dibawa serta ke Inggris.
" Saya senang melintasi perbatasan tetapi kami belum mencapai akhir dan itu tidak mudah karena saya masih harus mengurus dokumen istri saya. dan aku tidak ingin meninggalkannya di sini," ungkapnya.
“ Saya harus pergi ke Kedutaan Besar Inggris di Islamabad, saya tidak tahu apa yang akan mereka lakukan, apakah mereka akan membantu saya membawanya ke Inggris atau tidak. Saya tidak ingin dia harus kembali ke Afghanistan. Kami hanya menikah sekali dan itu adalah tugas kami untuk menjaga orang yang kita cintai," imbuhnya.
Awalnya ia terbang dari Heathrow ke Uzbekistan sebelum menempuh perjalanan mobil selama 19 jam ke Kabul. Dia sebelumnya mencaritahu beberapa warga Inggris lainnya yang juga melakukan perjalanan yang sama. Sebab mereka berharap bisa menyelamatkan orang-orang terkasih di hari-hari terakhir evakuasi udara koalisi.
Safi dan istrinya, yang keluarganya memiliki hubungan dengan militer yang digulingkan, bersembunyi dengan kendali penuh Taliban setelah berakhirnya penerbangan evakuasi dan tentara AS terakhir meninggalkan bandara Kabul pada 30 Agustus lalu.
Keduanya menikah dua tahun lalu di Afganistan dan dia sedang dalam proses mengurus dokumennya agar bisa menetap di London bersama istrinya. Meskipun dia memenuhi syarat untuk dievakuasi, namun sejauh ini ia belum diberikan izin tinggal kembali dan membutuhkan visa untuk bepergian ke Inggris.
Juru bicara Home Office menyebut Inggris telah mengevakuasi lebih dari 15 ribu orang ke tempat yang aman terdiri dari warga Inggris, warga Afghanistan, dan orang-orang rentan lainnya.
" Operasi evakuasi Inggris membantu lebih dari 15.000 orang ke tempat yang aman termasuk warga negara Inggris, penerjemah Afghanistan, dan orang-orang rentan lainnya," katanya.
Menurutnya, pihaknya sudah mendesak warga Inggris untuk segera meninggalkan negara Afghanistan sejak 21 April lalu.
“ Keselamatan rakyat kami adalah prioritas utama kami, itulah sebabnya kami telah mendesak warga negara Inggris untuk meninggalkan Afghanistan dengan cara komersial sejak 21 April. Pada 6 Agustus kami memperbarui saran kami untuk mendesak warga negara Inggris segera pergi dan memberi tahu kami tentang rencana keberangkatan mereka," jelasnya.
Sementara itu, bagi orang inggris yang sudah jadi warga negara Afghanistan untuk segera mengurus dokumen di imigrasi.
“ Pernyataan kebijakan kami menetapkan bahwa anggota keluarga berkebangsaan Afghanistan dari warga negara Inggris yang ingin datang ke Inggris harus membuat aplikasi di bawah Aturan Imigrasi," imbuhnya.
Cara Beriman kepada Kitab-Kitab Sebelum Al-Quran, Ketahui Juga Setiap Ajaran di Dalamnya
Potret Rumah Polos Tanpa Cat dan Berlantai Bata, Desainnya Sederhana Namun Interiornya Menakjubkan!
12 Foto Lawas Artis Bareng Geng SMA, Soimah Jadi Primadona di Sekolah, Cantik & Gaul Abis!
Doa ‘Innahu Min Sulaimana’ yang Tertuang dalam Surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis
Wanita Berwajah Istimewa Pilih MUA Terbaik di Momen Wisuda, Hasilnya Malah Bikin Sedih!