Shovia Nurul Aini (Foto: Istimewa)
Dream - Shovia Nurul Aini, gadis berusia 16 tahun yang memiliki sifat tomboi. Dia bisa dikatakan jauh dari kata anggun dan agamais. Namun, Shovia mengaku nyaman ketika berada dekat dengan Alquran.
Sebelum memberikan Alquran tempat di hati, Shovia berada di lingkungan pertemanan yang dikhawatirkan orang tuanya akan membuat masa depannya berantakan.
Dari situ, kedua orangtuanya pun memutuskan untuk memberangkatan Shovia ke pondok pesantren Rumah Tahfidz Samparan, Bantul, Yogyakarta.
Atas dasar keterpaksaan gadis ini memulai kehidupan dan pembelajaran baru. Lambat laun ketenangan justru mulai Shovia dapatkan. Hal itu dirasakan saat dirinya masih duduk kelas 2 SMP. Semakin tahun semakin mendapatkan kenyamanan, seolah Alquran adalah teman.
Meski letih terkadang juga pernah dirasakan dirinya saat menghafal, anak ketiga dari lima bersaudara itu mengingat kembali bahwa Alquran adalah kenyamanan, maka semangat kembali ia dapatkan.
" Saat pikiran tidak tenang, juga seringkali menghambat hafalannya. Rasa takut akan membebani orang lain, sering kali ia rasakan ketika mendapat masalah," tulis keterangan kisah Shovia dikutip Selasa, 14 September 2021.
Shovia kerap merasa sungkan untuk membagikan cerita entah dengan saudara ataupun orangtua, dan akhirnya berujung pada over thinking. Penenangnya pun hanya satu, yakni Al Quran.
Gadis asal Ngabean, Triharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta ini sudah memantabkan diri menjadi penghafal Al Quran dan menjadikannya teman hidup. Hal ini ia buktikan dengan kesungguhannya menjadi seorang Hafidzah. Ia diketahui sudah menghafal 16 juz.
Tak hanya ingin menjadi seorang Hafidzha, Shovia memiliki keinginan lain di bidang kesehatan. Bukan hanya sekedar membantu perekonomian keluarga, ia juga ingin membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan di bidang kesehatan.
" Ingatlah alasanmu saat mulai goyah akan tujuanmu.," kata Shovia di ujung perbincangannya.
Dream - Tak ada yang melarang seorang menjadi sukses, semua individu pasti akan menemukan jalannya masing-masing. Hal inilah yang dipercaya Riski Rismawan, santri Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Jurusan Desain Grafis Kampus Sawangan, Depok.
Riski, sapaan akrabnya, telah menjadi piatu sejak usianya 17 tahun. Sejak saat itu, ia menjadi tulang punggung keluarga dan rela masa remajanya terenggut demi bisa menopang kebutuhan sehari-hari.
Berbagai pekerjaan pun ia lakoni, mulai dari mengumpulkan barang bekas agar bisa dijual, membajak sawah milik orang, hingga menjadi tukang ojek. Semuanya ia lakukan demi menghidupi seluruh anggota keluarganya.
Riski hidup bersama ayah, nenek, dan satu adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ayahnya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp500 ribu per bulan. Ia juga kerap mencari barang rongsokkan untuk penghasilan tambahan, namun usahanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan serta pendidikana kedua anaknya.
Sebelum meninggal dunia, sang ibunda berkeinginan membangun rumah agar seluruh keluarga bisa tinggal di tempat yang layak. Kondisi rumah Riski saat ini sungguh memprihatinkan, atapnya kerap kali mengalami kebocoran saat hujan datang, dindingnya rapuh dan tak terta rapi.
Atas dasar itu, Riski bertekad untuk menjadi orang sukses di kemudian hari. Ia juga harus menyekolahkan sang adik lantaran ayahnya kini sudah memasuki usia renta.
Meski hidup dengan serba keterbatasan, semangat belajar Riski tak pernah redup. Atas dasar motivasi dari keluarga dan temannya, Riski mulai tertarik untuk mengikuti program LAZ Al Azhar dalam pengentasan pengangguran untuk usia produktif Rumah Gemilang Indonesia (RGI) di Kampus Sawangan, Depok.
Ia bergabung bersama ratusan pemuda yang memiliki visi dan misi yang sama yaitu mengubah perekonomian keluarga menjadi lebih baik serta menjadi pribadi dengan spiritualitas yang baik.
Riski memiliki mimpi menjadi seorang animator 3D yang andal. Ia juga diketahui kerap mengikuti kelas sharing session bersama CEO dan Founder The Little Giant, Aditia Triantoro yang juga merupakan animator dari film animasi Nussa dan Rara.
" Saya sangat terinspirasi dengan kisah perjalanan Mas Adit. Dia aja harus berjuang selama 17 tahun baru bisa mencapai titik kesuksesan seperti sekarang, dan saya yakin melalui belajar di RGI adalah bagian dari step kesuksesan saya" , jelas Riski.
Advertisement
Pidato Pertama Erick Thohir Jadi Menpora: Saya di Sini Bukan untuk Memimpin
Bosan Traveling Sendiri? Ini Enam Komunitas Jalan-Jalan yang Wajib Kamu Tahu
5 Penyebab Anak Menjadi Perfeksionis, Orangtua Harus Tahu
Ajak Anabul Main Bareng Komunitas Bekasi Dog Lovers Yuk!
Tas Hitam Ikoniknya Direbut Jusuf Kalla, Tom Lembong Hanya Bisa Pasrah
Ada Donat Edisi Harry Potter, Dihias Berdasarkan Asrama Ikonik
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Salut! Wanda Hamidah Jadi Satu-Satunya Perempuan dalam Pelayaran Global Sumud ke Gaza
Tas Hitam Ikoniknya Direbut Jusuf Kalla, Tom Lembong Hanya Bisa Pasrah
Curhatan Pegawai Shell Setelah Rekan Kerja Kena PHK Bikin Nyesek Berjamaah
251 Pelajar di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan Usai Santap MBG
Pidato Pertama Erick Thohir Jadi Menpora: Saya di Sini Bukan untuk Memimpin
Pola Hidup Tidak Sehat Bisa Sebabkan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya