Kisah Tragis Mahasiswa Meninggal Setelah Buat Skripsi 7 Hari Non-stop. (Foto: Twitter Jehuda Christ Wahyu)
Dream - Ini kisah tragis tentang Jehuda Christ Wahyu. Mahasiswa itu meninggal dunia setelah menyelesaikan skripsi selama tujuh hari berturut-turut tanpa istirahat.
Memang, perlu waktu lama menyelesaikan skripsi untuk memastikan hasilnya memuaskan bagi penguji sehingga mendapatkan nilai yang tinggi.
Namun, tanpa diduga, semangat tinggi untuk mempersiapkan skripsi tanpa istirahat malah menyebabkan mahasiswa itu meninggal.
Meskipun demikian, Jehuda Christ Wahyu sempat berbagi pengalamannya menyelesaikan skripsi melalui cuitan Twitter.
Menurut cuitan yang ditulis Twitter-nya, Jehuda telah menyelesaikan skripsinya dalam tujuh hari berturut-turut tanpa istirahat.
Dalam mengerjakan skripsinya, Jehuda menjadikan malam sebagai siang, sementara siang jadi malam.
Ternyata, skripsi yang disusun dalam tempo singkat itu diterima oleh dosen pembimbingnya. Jehuda bahkan dinyatakan telah lulus ujian skripsi.
Tetapi ada dampak yang tak disadari oleh Jehuda. Dia mengaku bahwa nafsu makannya berkurang. Dia juga tidak bisa menikmati rasa setiap makanan yang masuk ke mulutnya.
Namun hari-hari berikutnya, tubuh Jehuda mengalami demam tinggi. Menyadari tubuhnya dalam keadaan tidak sehat, Jehuda pergi ke rumah sakit untuk berobat.
Sampai empat hari kemudian dia beberapa kali cek kesehatan di rumah sakit. Dia awalnya ke spesialis penyakit dalam untuk mengecek urine.
Dia khawatir ginjalnya kenapa-kenapa. Tapi hasil pemeriksaan dokter ternyata bersih.
Dugaan dokter selanjutnya adalah Jehuda terkena radang paru-paru (TBC). Ternyata, empat hari kemudian saat dirontgen, paru-parunya bersih.
Saat cek darah, trombositnya tidak turun. Berarti dugaan keempat yaitu DBD tidak terbukti. Selang beberapa hari kemudian, dia merasa sehat dan berpikir bisa beraktivitas lagi.
Namun, pada pemeriksaan selanjutnya diketahui bahwa kadar hemoglobin Jehuda ternyata rendah. Dokter pun memastikan bahwa Yehuda menderita anemia.
Hemoglobin Jehuda hanya 9,9. Padahal hemoglobin lelaki normal itu seharusnya 14. Karena kondisinya yang tak memungkinkan, Jehuda memutuskan tak ikut wisuda.
" Tes darah di rs. kedua menunjukan hemoglobin gue 9.9, cowo normal tuh harusnya 14. Disini gue memutuskan gue gaikut wisuda."
Melewatkan wisuda, Jehuda periksa lagi ke rumah sakit untuk melakukan rekam jantung dan cek darah lagi.
Ternyata anemia Jehuda makin parah. Sel darah merahnya sampai berubah bentuk jadi kurus dan warnanya pucat.
Setelah mendapatkan perawatan kondisi Jehuda mulai pulih. Di akhir thread-nya, dia menulis pesan untuk mahasiswa yang sedang skripsi agar menjaga kesehatan meskipun dalam kondisi sibuk.
Dia juga menyatakan penyesalannya kenapa bisa sakit meski dia sendiri tidak mengetahui jenis penyakit apa yang dideritanya.
Banyak netizen yang terharu sekaligus terinsipirasi oleh semangat Jehuda dalam mengerjakan skripsi.
Namun, sayang. Kakak Jehuda, Eunike, mengabarkan bahwa adiknya itu sudah meninggal dunia.
Eunike menjelaskan Jehuda meninggal dunia karena penyakit Meningitis. Selain itu terdapat tumor di bagian otak.
Meski sempat dilakukan operasi, Jehuda tidak sadar lagi. Dia dinyatakan meninggal pada hari Minggu subuh, 26 November 2019.
Sumber: Siakapkeli.my, Twitter Jehuda Christ Wahyu