Dream - Kasus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) kembali ditemukan di Amerika Serikat. Kasus ketiga ini diketahui menginfeksi seorang pria tidak dikenal asal Illinois. Sebelumya pria ini diketahui melakukan kontak dengan pria asal Indiana yang didiagnosis terinfeksi virus MERS.
Beruntung pria ini kemudian sudah sehat dan terbebas dari serangan virus mematikan tersebut. Kenaikan jumlah kasus MERS di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah memicu kekhawatiran. Meski demikian, peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan tidak sama dengan jumlah peningkatan kasus yang ditemui di lapangan. Dua kasus sebelumnya yang dilaporkan di Amerika Serikat yakni ditemukannya dua petugas kesehatan di Indiana dan Florida yang baru kembali dari Arab Saudi. Demikian dilansir laman CNN, Rabu, 21 Mei 2014.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus korona, kini pengujian MERS pun diperluas dari orang-orang yang diduga membawa penyakit parah hingga ke orang dengan keluhan penyakit ringan. Angka kematian terkait dengan infeksi ini diprediksi akan menurun dari perkiraan sebesar 30 persen.
Sama halnya dengan sejumlah penyakit menular seperti influenza, SARS, HIV/AIDS dan ebola yang sempat menjadi pandemi, sekitar 70% penyebab MERS berasal dari satwa liar. Studi terhadap unta yang dilakukan di Arab Saudi menunjukkan mayoritas memiliki riwayat terinfeksi coronavirus MERS.
Sedikitnya sepertiga dari unta muda diketahui membawa virus menular ini, mengingat induk unta melahirkan di musim semi. Bukan tidak mungkin jika penyebaran virus lebih cepat terjadi pada musim semi dan musim panas. Hal ini menjadi penyebab lonjakan keluhan kasus MERS yang ditemukan di lapangan.
Manusia dapat terinfeksi setelah melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, atau melalui konsumsi daging dan produk hewani lainnya. Virus corona dapat berkembang dan menurunkan kekebalan tubuh, berkembang pada saluran mulut dan hidung manusia.
Saat seorang yang telah terinfeksi virus corona bersin, maka bukan tidak mungkin ia juga akan menginfeksi orang lain di sekitarnya. Virus corona MERS diketahui stabil dalam tubuh manusia selama 48 jam, sehingga sulit untuk menentukan sumber infeksi virus terutama saat pasien tengah dalam proses observasi tenaga medis.
Namun hingga saat ini, kasus penularan dari manusia ke manusia baru dilaporkan dari pihak rumah sakit dan di satu kelompok keluarga yang di dalamnya ada kontak dengan orang yang terinfeksi. Pola infeksi tersebut memperlihatkan virus mulai berkembang dengan cara baru bukan lagi melalui kontak manusia dengan hewan dan sudah mulai berkembang menjadi ancaman pandemi.
Baru-baru ini pemerintah Arab Saudi diketahui mengundang ahli kesehatan internasional untuk bersama-sama mengatasi tantangan global MERS. Mengingat di Arab Saudi terdapat lebih dari 7 juta pekerja asing dengan 3 juta jamaah yang setiap tahunnnya berziarah ke tanah suci. Saat ini virus dan bakteri resisten antibiotik yang berpotensi pandemi terus muncul di seluruh dunia sebagai penyakit menular, namun informasi mengenai pengobatan dan vaksin terus dikembangkan agar MERS tidak menjadi ancaman dunia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan