Dream - Warga asal Oman, Dr. Khalid Al Shmwsy, menceritakan pengalamannya bekerja di Palestina selama serangan Israel. Ia menyebut sejumlah anak di Jalur Gaza yang memakan benda-benda asing seperti baterai, batu kerikil, dan koin karena mereka sangat kelaparan.
“Karena kelaparan parah, kurang persediaan pangan, dan kecewa terhadap sikap negara-negara sekitarnya, anak kecil ini memakan baterai jam karena mengira adalah permen,” ungkap Dr. Khalid al Shamousi di X, dilansir dari Times of Oman.
Shamousi juga mengunggah bagaimana dia berusaha mengeluarkan barang-barang itu dari perut si anak kecil.
Tampak ia tidak melakukan pembedahan pada perut anak kecil. Tindakan yang dilakukannya yaitu dengan memilih mengeluarkannya lewat mulut.
Shamousi mengaku tak bisa melakukan pembedahan karena keterbatasan alat bedah dan obat bius di sekitar Gaza akibat blokade Israel.
“Anak kecil berumur 8 tahun ini menelan beberapa benda itu, dan terjebak di tenggorokannya,” kata Shamousi sambil menunjukan foto rontgen yang memperlihatkan sebuah lingkaran putih di sekitar tenggorokannya.
Ia juga mengunggah seorang anak berusia 5 tahun yang menelan sebuah baterai yang bertuliskan “made in Indonesia” dari salah satu perusahaan elektronik ternama
Ia menyebutkan, tidak ada dokter ahli endoskopi di Gaza selain dirinya.
“Karena kelaparan parah, anak ini terpaksa memakan baterai jam,” tulisnya.
Kondisi di Gaza saat ini memprihatinkan. Untuk membuat bahan makanan yang tersedia harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal.
Tanpa adanya pekerjaan, kebanyakan warga tidak memiliki penghasilan yang bisa digunakan untuk berbelanja.
Yousef (14) membantu ibunya mencari kayu untuk membuat api. Tuas ini terpaksa dilakukannya karena Israel memutus pasokan bahan bakar dan listrik.
" Dulu ada tepung sampai akhirnya habis. Lalu kita mendapat gandum dan itu juga habis. Lalu biji jagung. Setelahnya kita coba pakan ternak. Sekarang ibu membuatkan kami puding hanya dengan air dan tepung kanji dan kami memakannya," cerita Yousef.
Tafesh mengatakan bahwa mereka tidak memiliki susu, protein, buah, dan sayuran. Sang anak terus menangis karena kelaparan dan menginginkan roti. Kondisi tersebut membuat anak-anak melemah, tulang mulai menonjol, dan tidak berdaya.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur