Lebih 1 Miliar Anak Muda Berisiko Alami Gangguan Pendengaran Akibat Penggunaan Headphone

Reporter : Nabila Hanum
Senin, 21 November 2022 08:00
Lebih 1 Miliar Anak Muda Berisiko Alami Gangguan Pendengaran Akibat Penggunaan Headphone
1 miliar anak muda berisiko kehilangan pendengaran karena penggunaan headphone dan earbud serta datang ke tempat musik yang keras.

Dream - Mendengarkan musik untuk menemani aktivitas menjadi kegemaran banyak orang zaman sekarang. Sedangkan bagi anak muda, menonon live music atau konser menjadi hobi tersendiri.

Namun, hobi tersebut nyatanya bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Penyebabnya adalah kebiasaan penggunaan headphone, earphone, dan earbud, serta menghadiri lokasi dengan musik yang nyaring.

Dilansir BMJ, lebih dari 1 miliar anak muda berisiko kehilangan pendengaran karena penggunaan headphone dan earbud serta datang ke tempat musik yang keras.

1 dari 3 halaman

Para peneliti meminta pemerintah di seluruh dunia segera memprioritaskan kebijakan 'mendengarkan dengan aman'.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 430 juta orang di seluruh dunia saat ini mengalami gangguan pendengaran.

Anak muda sangat rentan karena penggunaan alat pendengar pribadi (PLD), seperti smartphone, headphone, dan earbud, serta datang ke tempat dengan musik yang keras, di tengah lemahnya penegakan peraturan.

2 dari 3 halaman

Penelitian yang diterbitkan sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna PLD sering memilih volume setinggi 105 dB.

Sedangkan tingkat suara rata-rata di tempat hiburan berkisar antara 104 hingga 112 dB, melebihi tingkat yang diizinkan, yaitu 80 dB untuk orang dewasa dan 75 dB untuk anak-anak.

Para peneliti melakukan penelitian untuk studi relevan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, dan Rusia, yang melibatkan anak berusia 12-34 tahun.

3 dari 3 halaman

Hasilnya, menunjukkan bahwa prevalensi praktik mendengarkan yang tidak aman dari penggunaan PLD dan datang ke tempat hiburan yang bising umum terjadi di seluruh dunia, masing-masing 24% dan 48% di kalangan remaja dan anak muda.

Berdasarkan angka tersebut, para peneliti memperkirakan bahwa jumlah anak muda yang berisiko mengalami gangguan pendengaran berkisar antara 0,67 hingga 1,35 miliar.

Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan pada temuan mereka. Temuan itu dapat disimpulkan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk memprioritaskan pencegahan gangguan pendengaran dengan mempromosikan praktik mendengarkan yang aman.

Laporan : Erdyandra Tri Sandiva

Beri Komentar