Dream - Selain buku belajar, kantin sekolah juga memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan seorang anak didik. Di sinilah disediakan asupan makanan yang sehat dan bersih buat anak-anak.
Selain itu, kantin sekolah seharusnya memasang harga yang lebih murah dibandingkan tempat jajan di luar. Meski harga murah bukan berarti mempengaruhi kualitas makanan yang dijual.
Namun tidak demikian dengan pengalaman seorang ibu dari Malaysia bernama Hanizam Hassan.
Dia tak sampai hati apabila melihat sendiri makanan yang disediakan pihak kantin sekolah anaknya.
Nasih Putih dan Sayur Saja
Ya Allah, hanya Kau yang tahu apa yang akan saya ceritakan di sini. Ini adalah semata-mata ingin mengekspresikan rasa iba dan kasihan seorang ibu. Demi Allah, tiada niat untuk menghina atau menjelekkan orang.
Kemarin, sewaktu istirahat kelas, saya mengantar bekal untuk anak saya, dan kami duduk untuk makan di kantin sekolah.
Kemudian datang seorang kawannya yang duduk makan di sebelahnya. Dari caranya makan, murid itu nampaknya lapar.
Tapi apa yang dimakan (yang dibeli dari kantin) hanyalah nasi putih dn sedikit sayur tumis. Saya tanya berapa harganya, dia menjawab 2 ringgit (sekitar Rp 6 ribu) sambil mengais-ngais sayur seperti mencari sesuatu.
Dari cara dia menjawab, terlihat kalau makanan itu terlalu mahal baginya. Saya tanya lagi, hanya dengan lauk saja? Dengan perlahan, dia menjawab iya.
Saya perhatikan setelah 2-3 kali, suapannya mulai perlahan, seakan makan dengan terpaksa. Saya tiba-tiba merasa sangat sedih dan bersalah.
Pasalnya, dalam waktu yang sama, anak saya makan enak dengan sayur lengkap dan ayam goreng. Diam-diam saya menangis. Tengok ke kiri, ada lagi seorang murid sedang menikmati nasi putih dengan hanya kepala ikan lele dan sedikit kuah.
Ya Rabbi, sedih hati ini lihat makanan yang dibeli dari kantin sekolah.
Saya juga berjualan makanan. Semua orang ingin untung, tapi janganlah seperti ini. Berjualanlah yang jujur dan ikhlas karena mereka bayar pakai uang.
Anak-anak ini lapar. Mereka juga punya perasaaan. Tidak bisakah mereka diperlakukan seperti anak sendiri?
Kita berjualan mencari rezeki untuk keluarga. Kita mencari keberkatan dunia dan akhirat. Sepatutnya bersyukur karena kita ditakdirkn berjualan untuk anak-anak kecil yang sedang mencari ilmu.
Mereka masih suci dan bersih jiwanya. Mereka, Insya Allah, adalah para ahli surga.
Janganlah karena mereka anak-anak kecil yang tak tahu apa-apa, kita ambil kesempatan dalam kesempitan.
Semoga Allah memberikan jalan kepada kita untuk menabung saham akhirat dengan memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita agar mereka menjadi penjamin orang tua ke surga.
(Sumber: Ohbulan.com)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya