Penyebaran Covid-19 di Jakarta Masih Tinggi, 27 RW Zona Merah

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 25 Juni 2020 15:30
Penyebaran Covid-19 di Jakarta Masih Tinggi, 27 RW Zona Merah
Premi juga menyebut adanya penambahan RW berstatus zona merah di Jakarta. RW tersebut diyakini berjumlah 22 RW dan bila ditotal menjadi 27 RW.

Dream - Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta, Premi Lasari, menyatakan masih terdapat beberapa rukun warga (RW) yang termasuk dalam zona merah virus COVID-19.

Premi menyebutkan, pengendalian ketat berskala lokal (PKBL) tahap pertama untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 yang telah dilakukan sejak 4 hingga 18 Juni 2020 dan diikuti oleh 66 RW. Setelah PKBL tahap pertama, tingga 5 RW yang berstatus zona merah.

" Jadi kita punya PR 5 RW yang merah yang harus kita ubah menjadi kuning atau bahkan hijau," kata Premi dalam diskusi dalam akun YouTube SDGs Jakarta, Kamis 25 Juni 2020.

Premi juga menyebut adanya penambahan RW berstatus zona merah di Jakarta. RW tersebut diyakini berjumlah 22 RW, sehingga saat ini total yang masuk zona merah ada 27 RW.

" Jadi nanti di PSBL tahap ke dua yang kami langsungkan pada 19 Juni hingga 2 Juli, ada 27 RW," kata dia.

1 dari 5 halaman

Premi lalu mengimbau agar semua pihak dapat bekerjasama dalam mematuhi aturan yang ada. Bila aturan dipatuhi, kata Premi, RW yang berzona merah dapat berubah menjadi zona kuning ataupun hijau.

" Semua elemen masyarakat yang lainnya untuk bisa bersama-sama dengan Pemprov DKI, kita melaksanakan rencana aksi kegiatan pada lokasi-lokasi tersebut," jelasnya.

Sumber: Merdeka.com

2 dari 5 halaman

Jakarta Pusat Jadi Kota Kasus Corona Tertinggi, Ini Kata Anies Baswedan

Dream - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membenarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyatakan Jakarta Pusat sebagai kota dengan kasus Corona tertinggi di Indonesia.

Menurut Anies, banyaknya jumlah pasien Covid-19 di salah satu kota administrasinya itu dikarenkan gencarnya langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tracing dan tes kepada masyarakat.

" Memang benar di sini dilakukan active case finding, jadi karena digenjot untuk mencari kasus," kata Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Rabu 24 Juni 2020.

3 dari 5 halaman

Tinggi tapi Sedikit yang Dirawat di RS

Dia menyebut kasus Corona di Jakpus kebanyakan berasal dari masyarakat yang tak memperlihatkan gejala alias Orang Tanpa Gejala (OTG). Inilah yang menyebabkan tidak ada kenaikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

" Kebanyakan tanpa gejala, jadi kalau lihat jumlah yang dirawatnya tidak mengalami lonjakan tapi jumlah yang ditemukan positifnya," tutur Anies.

Anies menyatakan, rekor sebagai kota paling banyak kasus Covid-19 tidak lantas membuat pihaknya mengurangi upaya tes pemeriksaan kepada masyarakat. Dengan aktif memeriksa warga terduga Covid-19, masyarakat bisa terlindungi dan segera diisolasi.  

" Kita akan terus melakukan active case finding, jadi bagi kami ketemu kasus positif itu adalah kesempatan untuk mengisolasi masyarakatnya lebih selamat, yang positifnya juga jadi tahu karena masih ada wabahnya," kata Anies Baswedan.

4 dari 5 halaman

Sudah Bukan Zona Merah

Namun Anies memastikan Jakarta tidak lagi berada di zona merah Corona. Mantan Mendikbud itu juga mengatakan penularan Covid-19 berangsur terkendali.

" Kita berharap seperti dulu banyak wilayah kan Jakarta kan merah, tapi dengan kita melakukan testing yang meningkat, kemudian pelayanan kesehatan untuk mereka, akhirnya sekarang posisinya mayoritas sudah aman," ucap Anies.

Meski demikian, dia tidak menampik masih ada RW yang rawan Corona.

" Tadi juga masih ada RW-RW yang masih ada monitoring lebih ketat. ada sekitar 20-an (RW)," tandas Anies.

5 dari 5 halaman

Daftar Kasus Corona Tertinggi

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis data kabupaten/kota yang memiliki kasus Corona tertinggi.

Berikut daftarnya:

1. Jakarta Pusat, DKI Jakarta (149,2 per 100.000 penduduk)

2. Kota Jayapura, Papua (108 per 100.000 penduduk)

3. Kota Surabaya, Jawa Timur (107,6 per 100.000 penduduk)

4. Kota Banjarmasin, Kalsel (94,5 per 100.000 penduduk)

5. Kota Mataram, NTB (20,10 per 100.000 penduduk)

6. Luwu Timur, Sulsel (87,6 per 100.000 penduduk)

7. Mimika, Papua (87,3 per 100.000 penduduk)

8. Kota Manado, Sulut (79,6 per 100.000 penduduk)

9. Jayapura, Papua (78,5 per 100.000 penduduk)

10. Kota Makassar, Sulsel (73,7 per 100.000 penduduk).

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4287894/kasus-corona-di-jakarta-pusat-tertinggi-di-indonesia-ini-kata-anies

Beri Komentar