Dream - Perang masih berkecamuk di Jalur Gaza, Palestina. Perang kali ini diawali serangan kelompok Hamas, Palestina, pada 7 Oktober lalu ke Israel, yang menewaskan 1.200 orang.
Menurut pejabat Israel, sekitar 240 orang disandera setelah serangan tersebut.
Israel pun membalas serangan itu dengan membombardir Jalur Gaza secara membabi buta. Serangan itu disebut telah menewaskan 11.320 orang.
Tentara Israel bahkan menyerang rumah sakit yang sudah tak lagi mampu beroperasi karena segala keterbatasan. Salah satunya adalah RS Al-Shifa.
Menurut mStar.com, staf Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza terpaksa menguburkan pasien dalam 1 lubang besar.
" Ada mayat terserakan di kompleks rumah sakit, dan tidak ada lagi pasokan listrik di ruang mayat," ungkap Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya kepada agensi berita AFP pada hari Selasa lalu.
Abu Salamiyah mengatakan, 179 jenazah telah dimakamkan di halaman rumah sakit.
Mirisnya ratusan korban tersebut dikubur dalam satu lubang besar bekas puing-puing bom Israel.
Pihak rumah sakit mengaku terpaksa mengubur para korban di rumah sakit karena kondisi peperangan yang masih terjadi.
Banyak mayat mulai membusuk di dalam RS karena aliran listrik generator RS telah diputus tentara Israel.
Mayat yang dikebumikan di halaman rumah sakit berjumlah 179 jenazah, di antaranya 7 bayi dan 29 pasien rawat intensif yang meninggal sebab SDA rumah sakit yang habis sejak Sabtu, 11 November 2023.
Kondisi rumah sakit semakin memburuk karena ketegangan antara Israel dan sekutu semakin memanas.
Israel melakukan pengepungan Gaza dan memutus segala akses termasuk bahan bakar Rumah Sakit.
Israel menuding rumah sakit tersebut berada di atas kompleks terowongan dan pusat komando Hamas.
Israel menyebut, para pejuang dari sayap bersenjata kelompok Hamas, Palestina, berada di area tersebut.
Hamas membantah keberadaan para pejuangnya dan mengatakan, 650 pasien dan 5,000 hingga 7,000 warga sipil yang dipindahkan malah terperangkap di dalam area rumah sakit.
Hasil perhitungan PBB, setidaknya 2.300 orang, termasuk pasien, staf, dan warga sipil yang dipindahkan, terperangkap di dalam. Mereka tidak dapat melarikan diri di tengah pertempuran sengit tersebut.
Akibatnya tidak ada akses keluar maupun masuk pada rumah sakit di Gaza tersebut.
PBB menyebutkan, 22 dari 36 rumah sakit di Gaza sudah tidak dapat digunakan.
Salah satu alasan paling utama karena kurangnya bahan bakar untuk generator, kerusakan fasilitas, dan akibat pertempuran.
(Laporan: M Bintang Alfan Nur Fauzi)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN