Dream - Selain pusat ekonomi dunia, Amerika Serikat juga dikenal sebagai negara adidaya karena memiliki teknologi militer yang sangat canggih.
Bukan saja di darat dan di laut, Negeri Paman Sam ini juga unggul di udara dengan pesawat siluman dan jet tempurnya.
Selain jet tempur dan helikopter, AS juga mengoperasikan pesawat militer unik yang disebut dengan Osprey.
Osprey bentuknya mirip pesawat bersayap (turboprop) tapi bisa tinggal landas dan mendarat seperti helikopter.
Sayangnya, di balik kecanggihan pesawat Osprey ini, tersimpan potensi penerbangan yang mematikan karena kerap alami kecelakaan.
Baru-baru ini sebuah pesawat AS CV-22 Osprey jatuh di perairan Pulau Yakushima saat hendak mendarat darurat di Pangkalan AS, Jepang.
Kecelakaan fatal pesawat militer AS ini merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir. Seorang kru dilaporkan tewas dalam peristiwa nahas tersebut.
Sementara tujuh awak pesawat lainnya hilang, dan masih dalam pencarian oleh Japan Self-Defense Forces (SDF).
Pesawat Osprey buatan Boeing dan Bell Helicopter tersebut memang unik dan futuristik.
Kemampuan terbangnya yang 'nyeleneh' merupakan gabungan antara helikopter dan pesawat bersayap tetap (fixed wings).
Pesawat Osprey termasuk dalam kategori pesawat pengangkut, baik itu pasukan, perbekalan, dan peralatan perang.
V-22 Osprey saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir AS serta SDF Jepang.
Sayangnya, pesawat Osprey ini sangat rentan mengalami kecelakaan sehingga menewaskan banyak orang. Karena sejarah kecelakaannya yang mematikan itu, pesawat Osprey dijuluki 'widowmaker' atau 'Penghasil Janda'.
Dilaporkan, sejak tahun 1992, telah terjadi 15 kecelakaan yang melibatkan pesawat Osprey ini.
Kecelakaan dengan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi itu telah mengakibatkan lebih dari 50 kematian.
Bulan Agustus lalu, tiga Marinir AS tewas saat menerbangkan MV-22B Osprey dalam latihan militer di Australia.
Kecelakaan juga terjadi saat Osprey mendarat di lepas pantai selatan Pulau Okinawa pada bulan Desember 2016.
Itu adalah insiden pertama di Jepang, yang mendorong militer AS untuk mengandangkan sementara pesawat tersebut.
Kecelakaan fatal terakhir pesawat Osprey di Jepang terjadi pada tahun 2018, ketika tabrakan di udara selama latihan.
Kementerian Pertahanan Jepang menyebutkan kecelakaan maut tersebut telah menewaskan enam orang.
Tahun 2022 lalu juga terjadi kecelakaan yang melibatkan pesawat Osprey milik Marinir dan Angkatan Laut AS.
Kegagalan kopling pesawat Osprey menjadi penyebab kecelakaan fatal yang mengakibatkan 5 orang tewas.
Laman Popular Mechanic menyebut kemampuan V-22 Osprey yang bisa berubah bentuk menjadikannya sebagai pesawat militer yang rumit.
Saluran hidrolik dan bahan bakar pesawat Osprey mengalir melalui kedua sayapnya yang besar.
Sementara badan pesawat harus menahan deformasi saat dua mesin berbobot 440 kg bergerak. Belum lagi baling-balingnya yang besar harus dilipat agar V-22 dapat beroperasi dari kapal perang.
Masalah seperti kebocoran hidrolik, kebakaran di dalam pesawat, dan ketidakstabilan aeronautika mengganggu pesawat ini selama 30 tahun pengembangannya.
Untuk menerbangkan CV-22 Osprey, dibutuhkan empat awak yang terdiri dari pilot dan co-pilot serta dua teknisi terbang.
Kapasitas angkut personel dari pesawat ini adalah 24 orang jika dengan konfigurasi full-seat.
Jika bangku dilipat, daya angkutnya bertambah menjadi 32 personel. Pesawat ini memiliki kapasitas angkut maksimal 4,5 ton.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN